Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Pantai Slamaran Pekalongan dan Legenda Dewi Lanjar

28 Juli 2013   14:00 Diperbarui: 4 April 2017   18:24 10985 6

Pagi itu dipenghujung bulan Juni 2013, setelah sarapan pagi di Batang, saya melanjutkan perjalanan ke Pekalongan, ketika sarapan tadi, saya sengaja membungkus bekal makan siang, keluarga bertanya, untuk apa, bukankah hari masih pagi, saya menjawabnya ada aja, maksud saya mau buat kejutan pada keluarga, saya mau mampir di Pantai Slamaran Indah, lalu sekalian makan siang disana, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Jakarta.

Tetapi, prediksi macet, yang kemarin-kemarin saya alami dari Jawa Timur, ternyata meleset, sekitar jam 9.20 saya sudah memasuki Pekalongan, lalu dengan mengikuti tanda arah, kendaraan saya arahkan sesuai petunjuk menuju Pantai Slamaran. Setelah melalui Muara lalu melewati Galangan Kapal KUD Makaryo Mino, sampailah kami di Pintu masuk Pantai Slamaran Indah.

Karena hari itu, hari senin dan tanggal tua, serta masih terhitung pagi, penjaga pintu gerbang kaget, mereka menyangka kami akan melakukan acara ritual untuk Dewi Lanjar, jika memang benar, salah satu dari mereka bersedia untuk membantu kami, mempersiapkan ritual yang dimaksud.Saya terus terang kaget, siapa Dewi lanjar? Lalu karena kami tidak buru-buru, saya ajak salah satu penjaga tadi untuk menemai kami, sementara yang lain berwisata pantai, saya ingin tau tentang cerita Dewi Lanjar.

Pantai Slamaran Indah terletak di sebelah timur Pantai Pasir Kencana, dibatasi oleh  muara Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. Sebagai daerah wisata, Pantai Slamaran memiliki pemandangan yang sangat indah, udara yang segar dan dapat pula disaksikan terbit dan terbenamnya matahari sehingga sangat menarik untuk dikunjungi. Luas lahan Pantai Slamaran Indah sekitar 3,5 Ha. Harga tiket masuk sebesar Rp.  2.750,00 (hari biasa) ; Rp. 5.000,00 (hari Munggu/Libur), sesuai dengan Perda No.25 Tahun 2011, semua tiket sudah termasuk Asuransi.

Diceritakan pada jaman dahulu di suatu tempat Kota Pekalongan hiduplah seorang putri yang sangat cantik jelita, sampai sekarang masih menjadi pembicaraan penduduk, yang terkenal dengan nama Dewi Rara Kuning. Dalam menempuh gelombang hidupnya Dewi Rara Kuning mengalami penderitaan yang sangat berat, sebab dalam usia yang sangat muda ia sudah menjadi janda. Suaminya meninggal dunia setelah beberapa waktu melangsungkan pernikahannya. Maka dari itulah Dewi Rara Kuning kemudian terkenal dengan sebutan Dewi Lanjar. ( Lanjar sebutan bagi seorang perempuan yang bercerai dari suaminya dalam usia yang masih muda dan belum mempunyai anak ). Sejak ditinggal suaminya itu Dewi Lanjar hidupnya sangat merana dan selalu memikirkan suaminya saja. Hal yang demikian itu berjalan beberapa waktu lamanya, tetapi lama kelamaan Dewi Lanjar sempat berpikir kembali bahwa kalau dibiarkan demikian terus akan tidak baik akibatnya. Maka dari itulah ia kemudian memutuskan untuk pergi meninggalkan kampung halamannya, merantau sambil menangis hatinya yang sedang dirundung malang.

Tersebutlah, perjalanan Dewi Lanjar sampai disebuah sungai yaitu sungai Opak. Ditempat ini kemudian bertemu dengan Raja Mataram bersama Mahapatih Singaranu yang sedang bertapa ngapung diatas air di sungai itu. Dalam pertemuan itu Dewi Lanjar mengutarakan isi hatinya serta pula mengatakan tidak bersedia untuk menikah lagi. Panembahan Senopati dan Mahapatih Singoranu demi mendengar tuturnya terharu dan merasa kasihan. Oleh karena itu dinasehatinya agar bertapa di Pantai Selatan serta menghadap kepada Ratu Kidul. Setelah beberapa saat lamanya, mereka berpisah serta melanjutkan perjalanan masing-masing, Panembahan dan Senopati beserta patihnya melanjutkan bertapa menyusuri sungai Opak sedangkan Dewi Lanjar pergi kearah Pantai Selatan untuk menghadap Ratu Kidul.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun