Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Akhirnya, China Akui Covid-19 Bukan dari Pasar Wuhan Saat Situasi Amerika Memanas

2 Juni 2020   09:29 Diperbarui: 2 Juni 2020   09:33 271 1
Cerdiknya China, kini mengakui bahwa Covid-19 memang bukan berasal dari pasar Wuhan ditengah situasi Amerika yang semakin ricuh oleh pendemo. Tentu saja ini bagian dari strategi China memilih waktu yang tepat untuk mengakui semua informasi yang selama ini ditutupi. Di saat seperti ini kekuatan militer Amerika sepenuhnya fokus dan memprioritaskan kemanan dalam negeri dan China mungkin merasa aman bahwa Amerika tidak akan mungkin menyerang dalam waktu dekat. Di saat seperti ini, China seakan telah siap dengan konsekuensi yang akan diberikan dunia padanya.
Sebelumnya China dan Amerika sempat bersitegang terkait asal mula Covid-19. Trump mengkalim telah memagang bukti bahwa Covid-19 bukan berasal dari pasar hewan di Wuhan. Sebaliknya, China tetap bersikukuh bahwa Covid-19 berasal dari pasar Wuhan. Kini, apa yang di lontarkan Trump mulai terkuak kebenarannya. Namun sayang, kematian George Floyd menyeretnya berjibaku berhadapan dengan pendemo yang menuntut keadilan atas kematian warga kulit hitam mereka.
Pemerintah China secara terus menerus membingkai media bahwa kasus pertama virus muncul di pasar makanan hewan di Wuhan. Namun, tak ada satu hewan yang dijual positif Covid-19. Semua hewan telah dites dan hasilnya semuanya negatif. Direktur CDC Gao Fu yang juga seorang peneliti senior mengatakan bahwa pasar merupakan salah satu korban penyebaran virus mematikan tersebut. Zoolog dari Universitas Georgetown, Colin Carlson mengatakan bahwa pasar tradisonal hewan Wuhan tersebut hanya sebuah situs penyebaran utama yang berarti disanalah satu orang akan menularkan kepada yang lain pertama kali.
Status pandemi berawal dari laporan yang diterima WHO pada bulan Desember 2019 bahwa mayoritas dari 41 kasus Covid-19 selalu dikaitkan dengan pasar hewan di Wuhan. Benar apa yang dikatakan Siti Fadila Supari, untuk menghentikan status pandemi satu-satunya hanya dengan transparansi. Dunia kebingunan tentang informasi yang ditutupi oleh pemerintah China hingga teori konspirasi muncul dan menjadi perdebatan hangat. Ada yang mengatakan ini konspirasi murni dan ada yang mengatakan ini merupakan murni bagian dari rusaknya ekologi virus secara alami sehingga virus menyebar dan mencari inang baru. Lantas dunia akan seperti apa setelah ini?
Jika memang China tahu banyak soal Covid-19, maka dunia tak punya banyak waktu untuk meminta China agar ikut serta dalam menghentikan pandemi. Bagi negara-negara berkembang tidak mudah untuk menyalahkan China yang menjadi mitra ekonomi terbesar mereka. Seakan takut dengan kedigdayaan China, hampir semua negara yang memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan China tak berani bersuara walaupun kita yakin masing-masing negara juga mungkin telah memiliki bukti terkait asal usul Covid-19. Amerika Serikat lah negara yang paling getol menyalahkan China yang nyatanya saat ini dalam keadaan tak berdaya.
Sebenarnya para ilmuwan di Harvard, MIT, dan Universitas British Columbia memeriksa empat sampel dari pasar makanan laut dan menemukan bahwa jejak virus mematika tersebut hampir 100 persis sama dengan pasien Covid-19 yang berasal dari Wuhan. Hal ini menunjukkan bahwa virus Sars-CoV-2 telah ditularkan melalui manusia bukan hewan. Penemuan tersebut dikuatkan oleh Biolog Molekuler Alina Chan dan Biolog Evolusi Shing Zhan yang mengatakan bahwa data genetika yang tersebar di publik tidak menunjukkan bahwa virus ini bisa ditularkan melalui spesies yang berbeda. Hal ini berarti tidak mungkin satu hewan tertentu menularkan ke berbeda spesies seperti manusia.
China meminta Amerika Serikat untuk membuang-buang waktu dalam menyalahkan China, dan mengajak segera bekerja sama untuk memerangi Corona yang nyatanya sudah tak terbendung lagi. China seperti juga kehabisan cara untuk menghentikan penyebaran virus tersebut sekan tak mau kesalahannya diungkit, mereka meminta Amerika khususnya untuk sama-sama berbagi pengalaman dalam menangani pandemi yang telah merenggut banyak jiwa.
Dalam situasi seperti ini, Indonesia dahulu pernah menjadi pionir dalam menghentikan penetapan status pandemi flu burung. Transparansi menjadi kunci utamanya. Sayang sekali, orang-orang yang berhasil membuka skandal-skandal jahat harus mendekam di penjara karena kalah melawan kekuatan politik yang besar. Jika tidak ada transparansi hari ini, maka pandemi tak akan pernyah selesai. Saat Covid-19 mereda beberapa tahun kemudian, maka berkemungkinan akan ada pandemi-pandemi berikutnya. Kita harus ingat hari ini sebagai sejarah yang pahit bagi setiap negara, hutang bertambah, nyawa melayang, semua aktivitas terhenti, new normal yang dipaksa normal.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun