Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Menabung Cemara Udang, Menghadang Tsunami Laut Selatan

12 Mei 2013   11:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:42 1886 3
[caption id="" align="aligncenter" width="592" caption="Cemara udang Pantai Petanahan. @iqbal_kautsar"][/caption] Dengarlah kawan, suara gesekan ribuan pohon cemara udang yang membentang saling berapatan. Dengarlah juga angin mendesis yang menampar lekuk-lekuk hamparan pasir. Mereka semua berbisik padaku, tentang kisah lenyapnya pantai pasir yang gersang, panas dan kerontang. Kini kisah itu tergantikan menjadi hutan rindang nan teduh di Pantai Petanahan Kebumen.Menjadi benteng alami penghadang tsunamiLaut Selatan.

Siang itu, matahari memancar kuat. Langit cerah tanpa penghalang awan. Seharusnya saya tidak akan betah berlama-lama di pantai ini jika hadir 10 tahun lalu. Panas yang kuat hanya akan menggosongkan kulit, membuat badan dehidrasi, cepat lelah, dan akhirnya memaksa saya lekas enyah. Tapi sekarang, di balik rerimbunanpohon cemara udang, saya awet berdiam dan bertahan. Terpaku diri pada keriuhan laut selatan Jawa yang mendamaikan.

Saya tak bosan memandang ombak yang bergulung-gulung, seperti mereka sedang girang berkejar-kejaran. Setiap kali deburannya memeluk daratan, tepian hitam tersiram menghapus pasir panas kerontang.

Ah, sepasang anak muda seusia SMA melintas. Mereka tampak mesra berjalan, berkejaran lalu berpelukan. Perangainya seolah menganggap Pantai Petanahan hanya milik mereka berdua. Sesekali, perahu nelayan melintas di lautan biru. Menggaris cakrawala Samudera Hindia. Pemandangan ini sungguh khas Pantai Petanahan yang sepi. Saya selaksa mengais kenangan silam tapi dalam bentuk jauh berbeda.

Ya, karena Pantai Petanahan telah jauh berubah. Pantai favorit di Kebumen, kampung halaman saya, telah jauh lebih baik.

Semua berubah sejak Hutan Wanagama III hadir di Pantai Petanahan. Sebuah hutan penelitian dan wisata alam yang dikonservasi oleh Fakultas Kehutanan UGM. Dulunya Pantai Petanahan ibarat penggorengan di kala tengah siang. Terik surya bisa memanaskan pasir hingga 70 derajat C. Angin samudera biasa menerbangkan pasir panas yang mengganggu saluran pernafasan dan tak ramah bagi kulit. Tapi sejak ditanamnya ribuan Casuarina equiisetifolia (nama Latin Cemara Udang), keteduhan dan kesegaran setia memayungi Pantai Petanahan.

Saat ini pohon-pohon Cemara Udang telah tumbuh tinggi. Ranting-ranting dan daun-daunnya telah merentang dan merapat. Saya mencoba masuk menelusuri rerimbunan hutan Cemara Udang. Rasanya sudah seperti di tengah belantara hutan berusia puluhan tahun. Padahal Hutan Wanagama ini baru berusia 7 tahun.

Semakin masuk ke tengah, saya mendengar kicauan burung-burung derkuku. Mereka bernyanyi bersahutan memecah suasana sepi. Lebatnya vegetasi cemara udang telah menarik burung-burung untuk membuat habitat di Wanagama III. Pasir yang menjadi lahan cemara udang tumbuh pun telah memadat. Tak lagi rapuh jikalau diterpa angin kencang dari samudera. Wanagama III telah menjadikan ekologi Pantai Petanahan sebagai pesisir yang sejuk dan ramah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun