Angkringan ini dikelola oleh kelompok anak muda Lape, berjumlah 8 orang. Kelompok ini bernama "Suko Lape Mandiri." Suko berarti generasi muda. Suko Lape Mandiri berarti generasi muda Lape Mandiri, demikian keterangan dari ketua kelompok Robert Pranata Milton.
Delapan anak muda ini sebenarnya merupakan pemilik lahan sawah tempat dibangunnya lopo tersebut.
Lopo-lopo tersebut awalnya di bangun oleh Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo sebagai pojok baca masyarakat. Karena jarang dimanfaatkan mereka berinisiatif untuk mengisi dengan usaha angkringan. Menjual minuman ringan seperti kopi, teh, air kemasan dan aneka makanan ringan lainnya. Juga sebagai tempat display produk lokal.
Kalau kemudian aktivitas literasi mau dijalankan kembali, mereka sangat menyambut baik. Dua hal tersebut bisa dipadukan secara bersama. Membaca sambil ngopi. Belajar sambil ngemil atau makan. Apalagi dilakukan ditempat dengan view yang menarik.Yang tertarik dan berencana mengunjungi tempat ini tidak perlu cemas dengan isi dompet. Aneka makanan dan minuman di Angkringan Uma Lape harganya sangat terjangkau. Dijamin tidak bocor-bocor amat.
Kita memang perlu mendukung usaha anak muda kreatif ini. Sederhana saja, cukup mengunjungi angkringan. Ajak orang-orang terdekat. Pacar untuk yang memiliki. Pasangan untuk yang sudah terikat hubungan. Yang jomblo, siapa tahu ketemu pasangan disini.
Angkringan Uma Lape sungguh sangat Instagramable dengan harga merakyat.
