Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Mengapa Berbohong Dilarang Agama?

25 September 2022   11:00 Diperbarui: 25 September 2022   16:04 331 17
Selamat pagi Sahabat Setia Kompasianer dan Readers Terhormat!

Mengapa berbohong dilarang agama? Karena sejatinya apapun yang dilarang oleh agama itu dapat menghancurkan karakter orang-orang yang melanggar larangan tersebut.

Terkisah, ada seorang pemuda bertemu dengan pedagang. Ini adalah kesan pertama ia hendak membeli sebuah makanan dari pedagang yang baru ditemuinya di lokasi yang selalu ia lewati. Ia hendak menanyakan kualitas barang yang dijual pedagang. Namun sayang sang pedagang berbohong bahwa barang dagangannya awet dan tahan lama, walau tidak di taruh dikulkas sekalipun. Lalu sang pemuda menanyakan harga. Setelah itu terjadilah proses jual beli.

Setelah sampai diperjalanan sang pemuda menyimpan makanan yang dibelinya. Ia kemudian menyimpan makanan tersebut diatas meja, karena yakin dan percaya ucapan si pedagang.

Naas, setelah ditinggal selama beberapa hari. Makanan itu menjadi berubah rasa. Sang pemuda yang menyantapnya, menjadi mual dan muntah. Akibat peristiwa tidak mengenakan ini, maka ia berjanji agar tidak membeli dari pedagang yang sudah dianggap menipu, dan mengajak tetangganya untuk tidak membeli dagangan sang pedagang tersebut.

Berita tentang kebohongan sang pedagang menyeruak. Alhasil, sang pedagang kini mengeluhkan nasibnya. Mengapa tak ada satupun yang mau membeli barang dagangannya. Ia tidak menyadari bahwa ia telah berbohong pada seorang yang cukup berpengaruh di kediaman masyarakat tersebut.

Nasib malang menimpa sang pedagang akibat perkataan dusta yang malah menghancurkan nasib bisnisnya.

Pelajaran yang dipetik dari kisah tersebut:

Berikan kesan pertama yang baik kepada seorang yang baru mengenal kita. Karena saat itu informasi tentang kita sedang diresap oleh orang yang baru mengenal kita. Disanalah hadir referensi-referensi yang tersimpan dalam memori seorang yang kita kenal. Kalau bagus, beliau tak kapok untuk bertemu lagi dengan kita, begitu pula sebaliknya.

Berbohong, artinya tidak mengucapkan atau menulis yang sesungguhnya dan menukar dengan kepalsuan. Dampak atas perilaku ini sistem belief seorang menyatakan dirinya merasa dirugikan atas kepalsuan yang diberikan oleh seorang pembohong. Akibatnya, orang yang merasa dibohongi, terus menerus mengulang perasaan menyakitkan yang menimpa dirinya. Dan ini akan berakibat buruk pada pertemuan berikutnya dengan sang pembohong. Stigma negatif pembohong atau penipu melekat pada diri yang berbohong di mata para korbannya. Dan untuk memulihkan rasa percaya dari kebohongan yang diperbuatnya, butuh perjuangan yang meyakinkan sang korban.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun