Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Bekerja Asyik dan Sukses dengan "Garuda Indonesia Experience"

22 Juni 2013   00:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:37 479 3

Saya pernah bekerja di sebuah lembaga internasional kemanusiaan. Secara berkala saya harus mengadakan serangkaian acara penjangkauan (outreach program) di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk menjamin kelancaran dan pelaksanaan yang ketat jadwalnya, seringkali acaranya diadakan dalam rangkaian perjalanan berurutan selama 7-10 hari.

Singkatnya, kami harus mengunjungi 4-5 kota tujuan dalam periode tersebut. Nah, bisa dibayangkan bagaimana kami sangat tergantung dengan ketepatan waktu jadwal penerbangan, sekaligus kenyamanan dan keamanan selama perjalanan. Untuk itu, kalau tidak sangat terpaksa, hampir bisa dipastikan kami memilih memercayakan hal ini hanya kepada  Garuda Indonesia.

Sependek pengalaman saya, Garuda Indonesia sangat jarang mengalami delay. Pernah ada delay sekali dalam puluhan kali penerbangannya, namun penumpang diberitahu alasan yang jelas tentang penyebab penundaan. Saya memahami situasinya saat delay, yaitu demi keselamatan penerbangan dan penumpangnya.

Saya punya beberapa catatan konkrit dan mengesankan soal ketatnya  Garuda Indonesia memastikan keamanan penerbangannya. Itu sebabnya tidak berlebihan kalau Garuda Indonesia menegaskan prinsip “NO SAFETY, NO SERVICE”.

Untuk urusan pekerjaan, kami lebih suka memilih jadwal penerbangan pagi. Alasannya agar setiba di tempat tujuaan kami bisa langsung mempersiapkan tugas terkait acara. Kalau lokasi jauh dari keberangkatan, kami punya waktu yang cukup untuk check in di hotel segera sesudah pesawat melandas di kota tujuan.

Sebaliknya, kami bisa bergegas ke Bandara segera sesudah makan pagi di hotel. Di sela-sela acara resmi, kami menyempatkan diri memadatkan periode 24 jam, mengintip keindahan alam khas sekitar wilayah setempat.

Waktu bagi tim kerja kami adalah reputasi dan pencapaian kerja sesuai rencana. Sebagai contoh, kami pernah melakukan serangkaian kunjungan dengan rute Jakarta-Medan, Medan-Padang, dan berakhir dengan Padang-Jakarta.

Jakarta-Medan kami tempuh selama 2 jam 25 menit. Sudah menjadi cita-cita kami kalau ke Medan wajib mengunjungi keelokan danau Toba. Berlima termasuk sopir mobil sewaan, kami mengelilingi kota Medan, dan setelah sore, melanjutkan perjalanan ke Parapat sejak selama 4 jam lebih. Di tengah perjalanan, sopir membawa kami ke sebuah restoran masakan Padang, dan di sana kami puas dengan makan yang lezat.

Sampai di Parapat, kami menginap di hotel yang lumayan murah tapi bersih dan berada tepat di depan Danau Toba. Di keremangan subuh, kami semua sudah bangun untuk sarapan, dan jalan-jalan di seputar hotel. Hamparan air danau yang berkilau dengan cahaya putih keperakan bertaut dengan embun pagi yang menggantung, menciptakan ujud air terjun raksasa berwarna putih susu yang membeku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun