Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Bayi Keroncongku Telah Melupakan Lagunya

28 April 2012   10:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:00 168 0
Sejak masih remaja aku sudah keranjingan mendengarkan lagu-lagu keroncong. Beberapa kaset lagu keroncong pun menjadi koleksi kesayanganku; kaset Mus Mulyadi, Sundari Soekotjo, Waldjinah, hingga Hetty Koes Endang.

Meski jika menyanyikannya sendiri sambil memetik ukulele, suaraku dan cengkok keroncong sering kurang kena, yang namanya sudah keranjingan tetap saja aku berusaha menyanyikannya sebaik yang kubisa. Bahkan aku sempat menjajal kemampuanku menyanyikan lagu keroncong dengan ikut beberapa kali perlombaan di kotaku, hasilnya aku tak dapat apa-apa alias kalah.

Kebiasaanku menyetel lagu-lagu keroncong ini sangat bertentangan dengan selera banyak orang, termasuk istriku. Dia pasti cemberut mendengar aku memutar lagu-lagu keroncong, karena selera musik istriku adalah selera kebanyakan masyarakat Indonesia, biasa, dangdutan.

Aku juga menyukai lagu-lagu dangdut. Bahkan aku lebih baik menyanyikan lagu-lagu dangdut ketimbang keroncong (ini kata teman-temanku).
Saat putra kami baru berusia beberapa bulan, ia sering menangis, istriku kesulitan meredakan tangis bayi kami. Aku mulanya coba-coba memutar lagu keroncong, ajaib, bayi kami berhenti menangis.
Aku pikir paling-paling cuma kebetulan saja bayi kami berhenti menangis, bukan karena mendengar lagu-lagu keroncong. Namun setiap kali ia menangis, tetap saja lagu-lagu keroncong yang bisa meredakannya. Istriku pun mengalaminya saat bayi kami menangis, dan aku tak ada di rumah.

Karena bayi kami ternyata juga menyukai lagu-lagu keroncong, aku pun berinisiatif menambah kaset baru. Maka aku pun berburu kaset lagu keroncong di kota kami. Sudah habis semua tempat penjual kaset kukunjungi, pencarianku nihil. "Kenapa sih yang dicari kaset lagu keroncong, kalau yang dangdut kan mudah," ujar beberapa penjual kaset yang merasa aneh dengan selera musikku.

Sekarang dengan kemajuan ilmu IT, untuk memperoleh lagu-lagu keroncong, tinggal mengunjungi situs tertentu penyedia koleksi berbagai jenis lagu, dan men-download-nya.
Kalo di era 1990-an, pastilah mencari kaset lagu-lagu keroncong akan mengalami nasib seperti saya.

Kini 'bayi keroncongku' itu sudah tumbuh besar, sudah kelas 6 SD. Tapi anakku itu sudah melupakan selera lamanya lagu-lagu keroncong. Ia lebih suka menyanyikan lagu-lagu yang dibawakan oleh para anak band, lagu-lagu musiman, yang cepat terkenal dan cepat pula dilupakan. Padahal aku bermaksud menanamkan kecintaan terhadap musik dan lagu-lagu keroncong. Ternyata selera musikku tak bisa ditanamkan ke anakku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun