Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Diary Ramadan | Day 20

13 Mei 2020   23:30 Diperbarui: 13 Mei 2020   23:24 283 0
Diary #Day20

"Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji." (Luqman; 12)

Hari ini tumben sekali banyak makanan dan minuman di atas meja makan. Saat Yana pulang ngampus betapa bahagianya dia. Bisa langsung melahap semua makanan. Bisa langsung mengusir dahaga saat tadi panas-panasan di kampus. Desak-desakan di dalam angkot yang juga panas. Pokoknya hal seperti ini yang akan Yana selalu inginkan terulang. Meski mamah dan papa tidak kelihatan saat Yana datang. Yana nampak tidak menghiraukannya. Yang penting perutnya terisi penuh.

"Udah bismillah dulu belom?" tiba-tiba suara papa Yana terdengar disela Yana terus mengunyah makanan.

"Hehe udah pah barusan. Pas papa ingetin."

"Hmm kebiasaan. Gimana enak ya?"

Yana mengangguk beberapa kali. Dia kegirangan. Mulutnya penuh dengan makanan sambil terus mengunyah.

"Alhamdulillah. Seneng papa liatnya. Anak papa satu-satunya lahap banget makannya."

"Tumben banyak makanan gini pah." ucap Yana ditengah-tengah kesibukannya mengunyah.

"Alhamdulillah tadi papa pulang kerja mampir beli. Tiba-tiba aja pengen beliin Yana sama mamah makanan. Eh taunya mamah juga sama dia juga beli makanan sama minuman tuh. Jadi banyak gini deh."

"Jarang-jarang ya pa? Barengan beli gitu. Gak janjian dulu?"

"Niatnya sama-sama mau kasih kejutan sama orang terkasih Yan."

"Hmm iya deh so sweet. Haha."

"Eh Yana abisin tuh. Papa sama mamah lagi baik beli banyak makanan sama minuman hari ini." ucap mamah saat keluar dari kamar dan ikut bergabung duduk melingkar di meja makan.

"Iya mah. Nikmat banget pulang ngampus, capek eh disuguhin ini semua."

"Eh iya pa sampe lupa. Itu di depan ada mang Otoy cari papa."

"Oh gitu? Ya udah papa temuin dulu ya mah."
Lalu papa berjalan meninggalkan Yana dan mamah yang saat ini keduanya nampak seperti sedang lomba mengunyah.

Lalu setelah beberap menit dan itu cukup lama. Papa kembali ke meja makan. Menghampiri mamah dan Yana yang saat ini sedang mengobrol setelah kekenyangan.

"Mah, makanan kita kan banyak. Tolong bungkusin buat mang Otoy ya sebagian." ucap papa saat baru sampai di ruang makan.

"Ohya pa. Mamah ambil wadah dulu kalo gitu."

"Iya mah." "Kasian Yan mang Otoy." ucap papa saat sudah duduk berhadapan dengan Yana di meja makan.

"Kenapa emang? Mang Otoy masih nunggu di depan?"

"Iya Yan. Kasian dia ke sini mau minjem uang. Katanya lagi sepi kerjaan. Mang Otoy kan kerjanya serabutan ngerjain pekerjaan yang disuruh orang. Kayak papa sering nyuruh dia bersihin rumah sama taman. Katanya lagi gak ada yang nyuruh. Ke sini pinjem uang. Papa kasih sebisa papa. Dan kasih makanan juga. Nggak papa kan Yan?"

"Ko tanya Yana. Gak papa lah. Itu juga makanan punya mamah dan papa. Eh pa alhamdulillah ya kita mah gak sampe ngalamin kayak gitu."

"Makanya banyak-banyak bersyukur kita dikasih hidup cukup Yan. Nah di mana punya lebihnya kasih ke orang yang membutuhkan." kali ini bukannya papa yang menjawab tapi malah mamah.

"Iya tuh bener kata mamah Yan. Alhamdulillah Allah kasih kita hidup berkecukupan. Jika merasa lebih saatnya berbagi untuk sesama. Jangan sampai Allah cabut lagi segala nikmat yang diberikan kepada kita karena kita lupa bersyukur."

"Iya mamah, iya papa." Yana menunduk seakan sedang diberikan ceramah oleh dua orang.

"Ya udah mah, papa ke depan dulu kasihin ini ke mang Otoy." lalu papa berjalan terus ke depan menemui mang Otoy yang masih menunggu di ruang tamu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun