Padahal, pemain 19 tahun yang membela tim Inggris Ipswich Town itu pernah berhasrat membela timnas Indonesia kelompok umur. Saya menduga kala itu Baggot tentu ingin bermain di Piala Dunia U20 dengan gratis.
Kala itu, dengan membela Indonesia, maka dia sangat berpeluang main di Piala Dunia U20 yang sejatinya digelar tahun 2021 di Indonesia. Siapa yang tak mau main di Piala Dunia, sekalipun kelompok umur.
Dengan main di Piala Dunia junior, maka akan ada banyak pencari bakat yang memantau. Jika main bagus di Piala Dunia junior, ada peluang membela klub besar Eropa melalui jalan pencarian bakat.
Pikiran nakal saya, main di manapun pada level kelompok umur tak masalah. Bisa saja Baggot bagus main di Piala Dunia U20 bagi Indonesia, tapi di level senior dia memilih membela timnas Inggris.
Tapi cerita Baggot itu ambyar karena pandemi. Pandemi mengubah segalanya. Piala Dunia U20 yang sedianya dilaksanakan pada 2021 diundur pada 2023. Di tahun 2023, usia Baggot lebih dari 20 tahun. Kayaknya tak mungkin lagi ikut berpartisipasi.
Kalau Baggot memang ingin membela Indonesia, harusnya dia mau dipanggil untuk kelompok umur atau senior. Tapi kalau dia kemudian enggan main di level senior bagi Indonesia, mungkin dia memang masih berhasrat main di timnas senior Inggris.
Seperti diketahui, jika seseorang pemain telah main di laga resmi bagi timnas senior sebuah negara, maka dia akan sulit untuk membela negara lain.
Kalau saya sih, hak Baggot memilih timnas. Itu hak dia, kebebasan dia. Indonesia sebagai bangsa terlalu besar kalau sampai mengharap orang-orang yang hidup di luar negeri membela timnas.
Biarkan saja. Jangan dibenci, jangan dicaci karena hanya menghabiskan energi. Toh Baggot juga tak pernah hidup di Indonesia. Jadi biarkan saja. Lebih baik fokus pada yang ada. Fokus pembinaan sehingga kita bisa bangga dengan anak didik kita.
Selamat berjuang Indonesia. Babat Australia hehehe.
