Mereka akan memilih tempat kerja yang sesuai dengan preferensi mereka. Misalnya kedai kopi dengan suasana yang tenang atau mendukung. Salah satunya adalah Starbucks.
Sebagai orang yang dalam sebulan sekali akan datang ke Starbucks jika pas ada uang, saya bisa menemukan jawabannya sendiri.
Di Palembang, saya kesulitan menemukan coffeeshop dengan suasana yang mendukung sambil kerja atau meeting. Sebagai gambaran, Palembang masih cukup ketinggalan untuk urusan kuliner dan tempat makan fancy yang memiliki rasa.
Hadirnya Starbucks sendiri memberi warna bagi pekerja digital seperti saya yang bisa bekerja mobile dari mana saja, selain di rumah.
Brand Starbucks dikenal sebagai kedai kopi, namun bagi saya brand ini bukan hanya menjual kopi. Teman saya yang bekerja sebagai barista Starbucks menjelaskan kalau Starbucks ingin dikenal sebagai rumah ketiga setelah rumah atau tempat tinggal dan tempat belajar dan bekerja bagi pelanggan mereka.
Sehingga yang dijual oleh Starbucks adalah pelayanan yang baik dari para barista.