Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

El Clasico Hotma Vs Hotman dan Retorika Hukum Aristoteles

11 April 2021   07:41 Diperbarui: 11 April 2021   07:57 646 6
Menyaksikan perseteruan antara dua pengacara kondang Hotman Paris dan Hotma Sitompul bagi saya seperti nonton El Clasico antara Barcelona dan Real Madrid.

Jurus-jurus asik yang kata Aristoteles merupakan retorika hukum atau forensik dimainkan dengan sangat berkelas baik di meja hijau maupun di ranah media. Sebuah pembelajaran di level operasional tentang persuasi di ranah hukum yang sangat mahal harganya dan sayang untuk dilewatkan.

Kita kerap disuguhkan fakta-fakta yang disampaikan sangat meyakinkan disertai dengan tekanan-tekanan intonasi dan narasi yang menggugah emosi.

Perpaduan antara Ethos yang memperlihatkan kompetensi, Pathos yang menggugah emosi serta Logos dengan bukti-bukti yang dikemas sedemikian rupa hingga terlihat meyakinkan, untuk mendukung argumentasi yang dibangun. Ketiganya menjadi pilar retorika sebagaimana dalam literatur tertua tentang komunikasi tersebut.

Memang mereka berdua adalah lawan tanding yang seimbang. Sebuah pilihan yang tepat ibu Desiree yang pasti tahu betul kapasitas suaminya yang akan sulit bisa ditandingi oleh pengacara lain apalagi yang terbilang pemula.

Tentu saya tidak akan mengulas substansi masalah hukum yang sedang bergulir saat ini. Selain karena menghindari ikut campur dalam urusan rumah tangga orang, juga kita masih dihadapkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.

Konon katanya urusan rumah tangga akan semakin runyam kalau semakin banyak orang terlibat. Lebih baik sebisa mungkin diselesaikan antara pasangan yang berselisih sebelum masalah malah semakin besar dan sulit diatasi.

Yang ingin saya bicarakan justru tentang bagaimana dua pengacara kaya raya ini beberapa kali berhadap-hadapan.

Kasus tertua yang bisa ditemukan di berita online adalah di tahun 2006 terkait kasus pembunuhan yang melibatkan pemain sinetron Lidya Pratiwi. Hotman Paris membela Lidya, dan Hotma Sitompul sebagai penasehat hukum keluarga korban Naek Gonggom Hutagalung.

Seperti biasa perseteruan tidak hanya di meja pengadilan tapi juga lewat media massa. Hotman menyatakan merasa berkewajiban membela Lidya hingga kalaupun bersalah dihukum sesuai dengan kesalahannya. Sementara Hotma menyesalkan tindakan Hotman yang menurutnya merecoki kerja kepolisian dalam menetapkan pasal bagi tersangka.

Aksi saling serang citra diri dan kompetensi pribadi  yang mengarah pada pembunuhan karakter sering mengemuka dan jadi konsumsi publik. Inilah serunya, dimana tidak setiap orang punya kemampuan untuk melakukan dan menerima kekerasan verbal sebagaimana pertarungan di ajang MMA dan UFC yang brutal dan berdarah-darah.

Seolah ini memberi konfirmasi pada apa yang membedakan dengan "retorika pedagang" dan "retorika politisi" dengan "retorika hukum" seperti yang diungkap Aristoteles. Bahwa bagi pengacara, "Ethos" dalam arti "kelakuan" tidak terlalu penting. Sejauh di depan hakim dapat menyampaikan  bukti-bukti dengan baik dan meyakinkan, dia akan menang!

Meski dengan begitu, belum tentu bisa memenangkan hati seseorang...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun