Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

"Aku" dan "Aku" yang Lain

29 Juli 2019   19:47 Diperbarui: 29 Juli 2019   20:02 90 0
Ada satu hal yang ingin saya terangkan, yang mungkin kalian pernah dengar dalam kajian Filsafat. Ini suatu hal yang sepele tapi komplek jika diuraikan. Saya ingin membedah sedikit konsep "Aku" yang mana semua orang pasti tidak asing dengannya. Tapi pada tulisan kali ini saya tidak akan membahas tanganku, tubuhku, hatiku, kakiku, atau hal lain yang ada pada tubuhku. Aku ingin bercerita tentang "Aku" yang lain, yang mungkin belum pernah kalian dengar.

Dalam membuat tulisan. Entah thread, esai, humaniora, ataupun analisis. Saya selalu menempatkan "Aku" sebagai subjek. Pada buku Hanno Nakshatra yang Agustus nanti terbit [semoga], ada dua atau tiga judul yang sengaja saya ciptakan untuk membahas masalah "Aku" yang ada di dalam diriku, dan, "Aku" yang lain yang juga ada dalam diriku.

Pada beberapa judul itu saya menuliskan sebuah kisah, dimana saya melihat ada seorang lelaki yang kesepian, berdiam diri di tepi danau. Saya yang melihat orang itu secara sembunyi-sembunyi bertanya "sedang apakah Dia? Masalah apa yang membuatnya diam?". Lalu orang yang saya lihat itu melakukan aktivitas yang sekiranya bisa meringankan beban yang sedang ia tanggung. Entah itu berenang, atau berniat bunuh diri.

Tapi tahukah kalian siapa orang yang saya lihat itu sebenarnya? Orang yang saya lihat itu adalah "Aku" sendiri. Misalkan saya sedang jenuh. Lalu saya menciptakan sebuah tokoh yang memerankan diriku sendiri. Lalu "Aku" yang lain melihat saya yang sedang jenuh itu dan menarasikan lewat tulisan yang saya buat sendiri.

Apa sih yang ingin saya perlihatkan melalui tulisan itu? Saya hanya ingin memberitahu, bahwa saya, "Aku", kamu, kalian, adalah makhluk fana. Seonggok makhluk yang tidak mempunyai wujud dan tak dapat diilustrasikan. "Aku" adalah sebuah pikiran yang tidak terikat dengan materi apapun. "Aku" bisa dengan bebas hinggap di mana saja, melakukan apa saja sesuka "Aku". Termasuk menciptakan sebuah tokoh tentang diriku sendiri tetapi seolah diperankan oleh orang lain. "Aku" ini tak terhingga, tak mempunyai tuan. "Aku" hinggap di tubuh ini adalah sebuah kecelakaan. "Aku" tidak ingin hidup seperti ini. "Aku" ingin hidup di tubuh dan kehidupan orang lain yang menurut lebih baik dari kehidupan dari diriku saat ini.

Tapi "Aku" tidak bisa. "Aku" sudah terjebak di dalam tubuh ini. Maka hal yang harus "Aku" lakukan adalah menciptakan. Aku menciptakan sebuah sensasi yang ingin "Aku" rasakan dengan pergi ke pedesaan, ngopi, keluar dari zona nyaman. Dan, menciptakan kehidupan "Aku" yang lain melalui sebuah tulisan. Dengan "Aku" menciptakan "Aku" yang lain, "Aku" lebih dapat memaknai hidup ini. Walaupun masih terjebak dalam tubuh dan kehidupan yang tidak "Aku" inginkan.

Inilah "Aku" yang sesungguhnya, dengan konsep "Aku" dan "Aku" yang lain membuat saya sadar bahwa fanalah makhluk yang disebut dengan manusia.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun