Jemari angkat pena
coba menggurat sebentuk rasa
memahat wajah berkeliar di kepala
Namun kata kerap
terpenggal pisau jagal
milik algojo masa lalu buat ngilu
Hingga aksara-aksara
tebang dibawa angin menderu
hanya bisa menopang dagu
Takada bayi-bayi merah puisi terlahir
di benak serta pencarianku
kembara yang berbalik arah
Entah ke mana puisi sembunyi
di sela bebatuan barangkali
atau tertimbun bulir-bulir pasir
Kugigit ujung bibir
berharap ujung penaku
ada yang menyetir
Namun pena malah tergolek
bertilam secarik lembar putih
masih kosong seolah tinta
Enggan tercecer
H 3 R 4
Jakarta, 15/01/2023