Sepasang matamu
tak ubahnya pintu waktu
mengundang penyintas sepertiku
tuk mencoba masuk kedalamnya
tanpa terlebih dahulu mengetuk pintu
mencari-cari sesuatu diliputi
besar rasa ingin tahu
semisal menerjemahkan ayat-ayat sepi
yang sepertinya erat kaudekap
bait-bait sunyi yang kaugumamkan
lirih di antara gerak bibirmu
aku berupaya keras menafsirkan
bahasa diammu di antara
berlumur tatap sendu dan sayu
acap kali mengecup kening hening
dan kau bergeming meski
kedua taring runcing buat netra
enggan memicing
H 3 R 4
Jakarta, 12/01/2023