Menjalin kasih denganmu
lebih sukar dari bermain catur
sedikit-sedikit terbentur
terjadi gesekan lantas
menjadi tak akur
Sebentar-bentar memerah otak
lebih keras berpikir dari pada
mengatur langkah bidak
kepala rasa hendak meledak
tenggorokan tersedak
Memeta sikapmu
yang kerap berubah-ubah
layaknya pancaroba
takada angin takada hujan
tiba-tiba panas terbakar amarah
Namun sejurus kemudian
basah rinai hujan kerinduan
matikan api angkara
di tungku jiwa hingga padam
dan menjadi teramat sejuk
Kau buat kepalaku pening
pusing tujuh keliling
seperti menaiki komidi putar
buat tubuh sukmaku
oleng dan semaput
Kau pun buat hatiku sejuk
seiring tentram memeluk
di sela bahagia usap tengkuk
lalu berhambur rajuk
di antara angguk
H 3 R 4
Jakarta, 05/10/2022
