Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Perahu Retak Dinding Asa Koyak

27 Juli 2022   02:15 Diperbarui: 27 Juli 2022   02:19 262 14
Perahu Retak Dinding Asa Koyak

Aku berlari mengejar ombak
kakiku kalah cepat sedang
ombak tak bisa dilampaui
lantas aku berteriak disusul
gemuruhnya ludahi putih buih

Sorot mataku setajam karang
karang yang diam seakan tak sudi
beranjak dari tempatnya berdiri
meski tiada jemu segara menampar
pelepah nyiur hingga koyak

Legam kulitku kerap dipanggang
di atas tumpukan bara mentari
tak segan buat tubuh kelojotan
panasnya menjilati dada telanjang
memerah keringat di tubuh nan pekat

Bola mataku memahat peristiwa
tubuh bahtera yang koyak
sehelai layar tercabik serta sedikit
ikan-ikan terperangkap di jaring
di antara payau dan desau

Kelabu langit di atas kepalaku
seperti sesaat lagi hendak
meramu deras hujan
di antara barisan awan kelam
semesta tampak muram

Aku adalah anak pantai
pesisir kerap buat darah berdesir
bergumul dan mencumbui bulir pasir
mendorong perahu ke tengah laut
hingga digiring tangan-tangan ombak

Menuju Lautan Lepas
digelayuti lentera asa
menjemput semesta kelak
meracik pekat serta kenakan
sehelai gaun malam berpayet

Serpihan gemintang serupa berlian


H 3 R 4
Jakarta, 27/07/2022





KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun