Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Perempuan dalam Balutan Busana Pengantin

4 April 2021   18:33 Diperbarui: 4 April 2021   18:36 302 20
Perempuan dalam Balutan Busana Pengantin

Perempuan dalam balutan busana pengantin seraya menggenggam buket bunga, menanti di ujung sepi di sudut resah. Menahan air mata yang laksana serpihan kaca agar tak pecah berderai.

Menanti sang mempelai pria datang menyambanginya membawa seikat cinta sekeranjang ketulusan serta segenggam kesungguhan di depan para peserta undangan.

Digigitnya ujung bibir diremas-remasnya ujung gaun pengantin berbahan satin, seraya diliputi keresahan teramat mendalam. Seiring detik dan menit tumbang dan berguguran.

Tunggu punya tunggu namun yang dinanti tak kunjung datang, menampakkan diri dengan iring-iringan sebagaimana janjinya terdahulu mempersunting dengan mengucap ikrar suci.

Di hadapan penghulu seraya diamini oleh yang lainnya, ditatapnya kursi pelaminan yang kosong sekosong hatinya sehampa perasaannya. Seiring menggunung tinggi resah jiwa.

Sorot mata para undangan seakan menjelma sebilah belati tajam, mengiris keji sekerat hati. Merobek-robek langit kesedihan yang sesaat lagi runtuh dan menjelma hujan air mata.

Ditatap lagi pelaminan tetap dalam keadaan seperti semula, kosong tak ada bunga-bunga bahagia serta tak ada senyum tawa yang ada hanya kepala tertunduk lesu serta air muka sendu.

Tiba-tiba langit di atas kepala seakan runtuh menimpanya, Ia pun limbung pandangannya gelap seketika tak ingat apa-apa  Pengantin wanita akhirnya terpuruk dan terkulai di lantai.

Tatkala mendapati berita dari ujung gagang telepon sana mengabarkan bahwa. Sang mempelai pria berikut rombongan mendapat musibah kecelakaan di ruas jalan bebas hambatan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun