Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Pengelolaan Bandara Kualanamu dan Nalar Ekonomi Politik Neoliberalisme

2 Desember 2021   20:50 Diperbarui: 2 Desember 2021   21:00 210 0
Kebijakan untuk melepaskan sebagian saham Bandara Kualanamu ke tangan perusahan asing asal India GMR Airport Internasional diklaim akan memberikan keuntungan bagi negara. Tampak dalam pemberitaan media, dengan hitungan matematika ekonomi, Arya Sinulingga mewakili implementator kebijakan tersebut mengatakan "Angkasa Pura II mendapat dua keuntungan, yaitu akan memperoleh dana sebesar 1,58 triliun dari investor GMR serta ada pembangunan dan pengembangan Kualanamu sebesar 58 triliun dengan tahap pertama sebesar empat triliun" (m.bisnis.com, 27 November 2021).

Karena itu, negara tidak perlu mengeluarkan uang sebesar 58 triliun untuk pengembangan Bandara Kualananmu, karena proyek pembangunan bandara justru ditanggung oleh mitra. Sehingga dengan keuntungan tersebut, sebagian dananya dapat digunakan untuk pengembangan dan pembangunan bandara baru di Indonesia atau proyek-proyek pembangunan lainnya (amp.suara.com, 26 November 2021). Klaim atas kebijakan tersebut, menurut hemat penulis menandakan bekerjanya nalar market centris dalam sistem ekonomi dan pembangunan di Indonesia.

Sebagaimana pemberitaan media, nalar market centris tersirat dari beberapa argumen kalangan yang mendukung pelepasan saham Bandara Kualanamu ke tangan investor. Bahwasannya, dengan mengoptimalkan aset yang ada dengan cara menjualnya ke pasar (swasta) tentu akan menambah nilai keuntungan yang berlipat-lipat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun