Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Bangsa Sedang Prihatin, Kita Harus Kompak

2 Mei 2020   23:00 Diperbarui: 2 Mei 2020   23:38 63 0
Bangsa Indonesia sedang berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Sudah dua bulan ini sebagian besar masyarakat mengurung diri di rumah, agar terhindar dari penularan virus korona. Namun sampai kini belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 segera berakhir.

Beberapa negara tetangga sudah mulai membolehkan warganya untuk bekerja, secara bertahap. Sementara kita masih menyaksikan jumlah penderita Covid-19 terus bertambah setiap hari.

Pada saat yang sama, banyak warga yang kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan pokok. Penghasilan mendadak turun bahkan menjadi nol karena di-PHK atau karena tidak bisa berusaha.

Bantuan sosial dari pemerintah ada, namun pembagiannya tidak menentu. Petugas pengatur bantuan tergencet antara keharusan untuk mengikuti peraturan sementara data yang diturunkan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Atas kena bawah kena, mungkin begitu ibaratnya.

Di sebagian wilayah negeri ini, ada sebagian masyarakat yang mengalami musibah banjir. Walaupun sudah sering terjadi, namun tetap menimbulkan kesulitan. Harta benda terbenam air, dan tinggal di tempat penampungan yang berdesakan tentulah tidak nyaman.

Yang paling mendebarkan tentulah mereka yang sedang dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Walau statistik menunjukkan jumlah yang sembuh lebih banyak yang meninggal, tetap saja ada rasa ketidakpastian pada diri orang yang sakit apakah bisa sembuh nantinya.

Mendengar cerita yang viral dari orang yang pernah dirawat karena Covid-19 sungguh menciutkan hati. Kesulitan bernafas, kesendirian yang senyap, suara orang merintih, atau bunyi langkah-langkah petugas medis yang memindahkan orang sekamar yang baru saja meninggal.

Itu semua membuat hati miris, lalu berharap jangan sampai terjadi pada diri sendiri dan orang-orang terdekat yang dicintai. Jangan juga sampai terjadi pada orang lain.

Maka melihat masih ada orang-orang yang berkerumunan, atau berdesak-desakan untuk antri pembagian sembako, atau mobil-mobil yang harus putar balik karena mau mudik padahal dilarang pemerintah, menimbulkan keraguan bahwa penderitaan nasional ini masih akan lama selesai.

***

Namun kita tidak boleh menyerah dengan keadaan yang sulit sekarang ini. Menghadapi derita nasional, bangsa ini harus bahu membahu mengatasinya. Pemerintah dan rakyat harus saling percaya dan saling mendukung. Masing-masing mempunyai peran sendiri, yang komplementer.

Di kalangan pemerintah, konsolidasi dalam bertindak dari para pejabat perlu terus diupayakan. Jangan ada kementerian yang bertindak sendiri tanpa memberitahukan kepada kementerian lain yang melakukan kegiatan serupa. Jangan ada pula sikap terlalu yakin diri, tidak mau mendengar suara pengeritik.

Pemerintah dituntut untuk transparan dalam banyak hal dan memberikan penjelasan terhadap isu-isu yang muncul. Agar publik mendapat informasi yang benar, maka pemerintah perlu sering berbicara.

Pemerintah melalui Gugus Tugas Covid-19 secara rutin melaporkan perkembangan terakhir data kasus penderita Covid-19. Ini baik sekali, karena masyarakat jadi tahu lebih banyak tentang pandemi virus korona baru.

Namun akan lebih baik jika ada Gugus Tugas lain yang rutin juga menjelaskan langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi dampak pandemi. Setelah kesehatan, berikutnya ketahanan, dan pemulihan.

Urusan kesehatan sudah ditangani oleh Menteri Kesehatan dan Gugus Tugas Covid-19. Urusan ketahanan terhadap bahaya kelaparan akibat banyaknya pengangguran perlu ditangani oleh Menko PMK, dan urusan pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi oleh Menko Perekonomian.

Jadi perlu dibentuk dua gugus tugas baru, yaitu gugus tugas ketahanan pangan dan gugus tugas pemulihan ekonomi.

Gugus tugas ketahanan pangan tidak hanya memastikan bahwa pembagian bantuan sosial tepat sasaran dan mencukupi hingga pandemi usai. Masalah ketersediaan bahan pokok dan kestabilan harganya juga menjadi tugas gugus tugas ketahanan pangan.

Gugus tugas pemulihan ekonomi mengupayakan semua sektor kembali menggeliat setelah tertidur akibat pandemi. Fokus utamanya adalah usaha skala kecil dan sektor informal. Kemudian baru usaha skala menengah dan besar.

Perlu ada rencana tindak yang menyeluruh untuk menggerakkan kembali ekonomi, yang dilakukan tanpa menunggu pandemi berakhir. Kebijakan fiskal dsn moneter yang sudah secara insidentil ditetapkan pemerintah ditata kembali bersama dengan kebijakan baru dalam suatu framework yang utuh.

***

Negara dan bangsa Indonesia tidak boleh dibiarkan terpuruk karena pandemi virus korona. Langkah-langkah terencana dalam bidang penanggulangan Covid-19, ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi perlu disusun dan dikomunikasikan kepada publik sebelum ditetapkan sebagai Keputusan Presiden.

Dengan transparansi dan keseriusan dalam melibatkan rakyat, pemerintah akan mendapatkan dukungan dan kontribusi dari rakyat di bidang-bidang yang sulit dijangkau tangan-tangan pemerintah. Kita harus kompak, jika tidak virus korona akan terus menyusahkan kita. <>


Herry Darwanto, 2/5/2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun