Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Mendukung yang Dibenci

8 Juli 2019   17:46 Diperbarui: 8 Juli 2019   18:06 29 0
Perlakuan Israel terhadap monoritas yang menjadi penghuni di negara tersebut kembali dipertanyakan setelah terjadi pergeseran sayap kanan di Israel menjelang pemilihan bulan April kemarin dalam rangka pemilihan terhadap 120 anggota yang kelak jika terpilih akan menjadi anggota Knesset (Parlemen Israel) ke 21, dan dampaknya terhadap wilayah Palestina dan  seluruh dunia.

Penindasan yang dilakukan baik oleh warga Yahudi-Israel dan aparat Israel terhadap warga Palestina,umat Muslim,Yahudi-Etiopia,Yahudi-India,dan Yahudi-Arab telah menjadi lebih brutal dari waktu ke waktu.Sesuatu hal yang sangat disayangkan mengingat jutaan warga Yahudi menjadi korban diskriminatif dan rasisme oleh mayoritas di berbagai negara dimana mereka tersebar seperti contoh Aljazair,AS,India,Jerman,Etiopia tapi sayangnya melakukan hal yang sama terhadap minoritasnya,bahkan minoritasnya yang memilik agama yang sama.Pembersihan etnis, perampasan tanah, pembongkaran rumah, pendudukan militer,vandalisme terhadap kuburan minoritas, pemboman Gaza dan pelanggaran hukum internasional membuat Desmond Tutu berang sampai menyatakan bahwa perlakuan terhadap orang Palestina dan minoritasnya oleh Israel mengingatkannya pada apartheid, hanya saja lebih buruk.

Pekan lalu, sebuah pertemuan publik di Wina,Austria di mana aktivis2 kemanusiaan seluruh dunia dijadwalkan untuk berbicara dalam mendukung kebebasan Palestina, sebagai bagian dari Pekan Apartheid Israel global, dibatalkan oleh pihak museum yang menjadi tuan rumah acara tersebut - di bawah tekanan dari Dewan Kota Wina, yang menentang pergerakan internasional untuk melepaskan diri (Palestina-red) dari Israel.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun