Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Nestapa di Jalan Setapak

7 Juni 2021   22:07 Diperbarui: 7 Juni 2021   22:23 96 6

Melodi-melodi malam tak mampu kabari riang yang bergejolak. Agin dingin perlahan mengusik dalam-dalam sampai pada lembah hati

Ingin ku acuh tapi takut terjatuh
Diantara lentik-lentik gemulai sapaan angin malam, pikiran ini terpental melampaui rasa rapuh

Kudengar lagi, ada keteduhan di balik langit sunyi, detak yang bergerak ibarat pemantik agar berjarak tidak memilukan hati

Tidak ada sepi yang benar, syair-syair itu kudekap makin erat lalu berubah pekat. Tanpa nada dan juga tanya, kenangan melekat sembari memberi kecupan umpama embun tak punya rasa pada daun

Rintik malam, dekat ini helat yang nikmat, jiwa-jiwa yang kembali lelap ditiduri pujangga langit. Barisan cerita dan sekotak asmara telah pulang pada ketiadaan

Kita yang dekat tak seberapa, berdebat dengan keras lalu mengutuk pagi yang mesra. Terlalu dekat hingga jauh disangka ada, lalu mengadili raga

Terlalu dekat, hingga harap dibunuh jarak. Terlalu dekat, hingga bait-bait indah memilih rehat. Terlalu dekat, meralat sepakat.

Biar saja, mata menumpuk pada bayang kelam. Hadirmu, menggaris jalan tanpa irama lalu menjadi suram

Oh, nestapa berakhir di jalan setapak


Bth, 7 Juni 2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun