Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Allah, Alloh atau Tuhan?

28 Agustus 2011   16:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:24 909 0
Di Malaysia ada kerusuhan berbau SARA hanya gara-gara kata "Allah" digunakan oleh umat non Muslim (Nasrani). Di Indonesia relatif lebih bebas karena sudah lama umat Nasrani menggunakan kata Allah untuk menyebut tuhan mereka. Namun tentu saja pengucapannya sedikit berbeda. Kalau Muslim mengucapkan "a" kedua dalam kata Allah seperti huruf "o", sedang umat Nasrani mengucapkan "a" kedua tetap dengan huruf a. Maka kalau ada seorang muslim melafalkan kata Allah dengan suara "a" dia akan dianggap Nasrani (kalau kita belum mengenal agama dia sebelumnya). Padahal belum tentu. Saudara-saudara kita dari Sulawesi Selatan yang muslim mengucapkan kata Allah dengan suara huruf "a". Coba perhatikan mantan wapres Yusuf Kalla jika sedang mengucapkan Insya Allah, kata Allah yang keluar dari mulutnya seperti lafal orang Nasrani mengucapkan kata itu.

Teman-teman saya sejak SMA yang aktif di aktifitas keagamaan selalu menuliskan kata Allah menjadi Alloh, dengan huruf "o" menggantikan huruf "a" kedua. Mereka menganggap kata Allah sudah tidak "steril" lagi karena telah digunakan oleh umat non Muslim. Sekarangpun saya sering melihat status di Facebook yang menuliskan kata Alloh, terutama mereka yang statusnya selalu berbau relegius. Memang huruf Arab dengan kata yang sama sebenarnya lebih tepat dengan kata Allah daripada Alloh walaupun memang suatu kata dari bahasa dan aksara original tidak bisa persis dituliskan dengan bahasa atau aksara lain. Kenapa Allah bukan Alloh? Karena kata Allah akan bersuara "a" jika diawali dengan huruf yang di- kasroh, contohnya kata Bismillah. Huruf mi (mim kasroh) bertemu kata Allah menjadi Bismillah, coba seandainya menggunakan kata Alloh pasti jadi Bismilloh. Jadi kesimpulannya kata Allah itu lebih fleksibel dibanding kata Alloh.

Ada orang yang sangat fanatik yang tidak boleh kata Allah disubstitusi dengan kata Tuhan atau terjemahan lainnya seperti God (Inggris), Dio (Italia), Deus (Latin), Dieu (Prancis), Gott (Jerman), Tanri (Turki), Gusti (Jawa) dan masih banyak lagi. Pokoknya tuhan orang Islam itu Allah titik! Maka kelompok ini menganggap bahwa orang yang menggunakan kata selain kata Allah untuk Sang Maha Pencipta dianggap bukan orang Islam. Kalau ada paksaan orang Islam harus menggunakan kata Allah untuk menunjuk Sang Maha Pencipta atau Yang Wajib disembah sangat kasihan orang Jepang. Mengapa? Karena dalam aksara atau lafal Orang Jepang tidak dikenal konsonan "L" yang ada hanya "R". Misalnya seseorang bernama Ali, maka Orang Jepang akan melafalkan "Ari". Mungkin mereka akan melafalkan kata Allah dengan "Arrah".

Saya sendiri pernah tertipu dengan hal-hal seperti ini. Dulu saya pikir Mario Teguh, motivator terbaik Indonesia, adalah seorang Nasrani, tepatnya Katolik. Karena dalam setiap penampilannya dia tidak pernah menggunakan kata Allah, tetapi Tuhan. Ternyata dia adalah orang yang sangat religius. Dia sudah pergi haji dan berulang kali berumroh. Sekarang banyak orang yang mengutip motivasi-motivasi Mario Teguh, dan menurut saya pribadi dia lebih baik dari ustad-ustad yang sekarang banyak muncul di televisi.

(Mohon kalau mau komentar jangan menjurus ke SARA, karena tujuan tulisan ini hanya sharing opini)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun