Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Wanita Tangguh

9 Juli 2020   09:37 Diperbarui: 9 Juli 2020   09:56 41 8
Di sepertiga malam engkau bangun, sholat dan bermunajat kepada Sang Pemberi Nikmat, dengan kerendahan hati penuh khidmat.

Selepas berdoa, engkau mulai bekerja, mengemas semua barang yang akan engkau jual ke pasar, tertata rapi semua barang di keranjang dagangan.

Sebelum adzan subuh berkumandang, motor engkau nyalakan untuk bergegas pergi, karena para pembeli sudah antri menanti.

Anak-anak yang masih tertidur pulas harus engkau tinggalkan,  merekalah motivasi untuk terus berjuang, meski harus melawan dingin disetiap pagi.

Di saat waktu syuruq datang, engkau mulai menggelar semua dagangan, di pelataran pasar yang sudah ditentukan.

Antrian para pembeli seperti matahari mulai terbit, memberi rasa hangat setelah menerjang dingin yang menggigilkan raga, dengan lepasnya satu persatu dagangan yang laku.

Semua dagangan yang terjual adalah impian awal perjalanan, adapun sisa yang belum terjual adalah harapan akhir saat pulang, agar semua laku terjual selama diperjalanan.

Waktu Dhuha pun tiba, engkau harus berkeliling kampung, mendatangi satu persatu pembeli di rumahan, untuk mengantarkan pesanan atau sekedar menawarkan dagangan sisa dari pasar.

Selepas lelah dengan membawa keberuntungan dagangan, engkau pun harus pulang kembali, di rumah anak-anak tercinta sudah menanti.

Menyambut seorang wanita tangguh, yang selalu belajar, berpikir dan bekerja untuk masa depan, karena hidup mereka harus diperjuangkan.


Rumah Kayu, 9 Juli 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun