Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

Roda Ekonomi di Pusaran Virus Corona

2 Agustus 2020   10:16 Diperbarui: 2 Agustus 2020   10:11 130 8
Oleh : Goris Lewoleba

Virus Corona atau Pandemi Covid-19, sejauh ini telah menjadi faktor penting dan variabel penentu dari dinamika dan masa depan kehidupan sosial ekonomi dan sosial politik bagi hampir semua populasi manusia di dunia abad ini.

Pasalnya, Pandemi Covid-19 ini, telah mengisolasi dan melumpuhkan semua sendi kehidupan, termasuk urat nadi kehidupan ekonomi, baik dalam  lingkup dan skala domestik maupun konstelasi ekonomi internasional.

Dikatakan demikian, karena seperti yang dilaporkan oleh UN News (8/4/2020) bahwa, tanpa diduga sebelumnya, pandemi yang begitu cepat ini, telah menyebabkan ekonomi dunia mengalami resesi yang meresahkan dan hampir  melumpuhkan urat nadi perekonomian dunia.  

Pada mulanya kondisi ini disebut sebagai resesi yang terburuk sejak krisis keuangan tahun 2008, tetapi seiring dengan memburuknya situasi, maka para ekonom dan lembaga-lembaga keuangan dunia termasuk  IMF mulai menyebutnya sebagai yang terburuk sejak Perang Dunia II, bahkan sejak Depresi Ekonomi Besar pada tahun 1930-an.

Situasi dan kondisi seperti ini disebabkan karena kebijakan dari otoritas pemerintah dalam bidang kesehatan untuk  melakukan pembatasan gerak dan karantina wilayah, dimana hal itu secara otomatis telah menghentikan proses produksi di pusat-pusat ekonomi dunia seperti  Tiongkok,  Jepang,  Eropa Barat dan Amerka Utara, serta berbagai pusat perekonomian pada belahan dunia di manapun.  

Jika dianalisis secara lebih kontekstual, maka untuk ekonomi yang semakin tergantung pada rantai pasokan global, maka hal ini akan menjadi  malapetaka yang menyayat hati. Hal ini disebabkan, secara praktis investasi dan produksi menjadi tersendat pada berbagai tempat di dunia, sebab permintaan juga mulai menurun karena pudarnya pengharapan dengan ketidakpastian yang semakin tinggi, dengan kualitas situasi yang  semakin tak menentu.

Hal senada juga dipertegas oleh Institute Internasional Finance,(2020) bahwa, sejak pandemi ini mulai, maka sekitar US$ 83 milyar dana telah ditarik  oleh investor dari pasar negara-negara berkembang. Demikian juga Lembaga PBB untuk ketenagakerjaan ILO memperkirakan bahwa, sejak Maret 2020 ada sekitar 196 juta orang atau 37,5 persen populasi angkatan kerja di dunia yang terancam kehilangan pekerjaan. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun