Minke sebagai pemeran utama merupakan pribumi kalangan ningrat yang memiliki hak untuk bersekolah di HBS, tempat dimana orang-orang Eropa bersekolah serta orang-orang Indonesia yang boleh bersekolah di HBS yang berasal dari kalangan ningrat atau pejabat. Minke sangat disegani oleh teman-teman Belanda-nya di sekolah karena memiliki pemikiran yang maju dan terus melawan ketidakadilan. Minke jatuh hati kepada anak Nyai Ontosoroh, yaitu Annelies atau yang biasa dipanggil Ann. Di sisi lain Nyai Ontosoroh merupakan istri simpanan atau secara tidak sah dari seorang pengusaha Belanda bernama Herman Mellema. Kedudukan Nyai Ontosoroh sangat dipandang rendah oleh orang-orang karena statusnya sebagai istri simpanan, terlebih lagi beliau adalah seorang pribumi rendahan.
Hubungan Minke dan Annelies mendapatkan penolakan serta pandangan negatif dari banyak pihak. Terlebih lagi, ayah Minke, yang baru saja diangkat sebagai Bupati, tidak menyetujui Minke dekat dengan Annelies. Meski banyak tantangan, Minke dan Annelies tetap berpegang teguh pada kata hati mereka satu sama lain. Bahkan, Annelies berkeinginan menjadi seorang pribumi asli seperti Ibunya. Minke dan Annelies pun menikah secara sah. Tetapi setelah mereka menikah muncul berbagai konflik dari banyak pihak yang mengancam rumah tangga mereka.
Menurut Hilma, sebagai salah satu penonton film "Bumi Manusia", mengatakan bahwa walaupun film ini memiliki latar waktu di abad ke-20 saat dimana Indonesia berjuang di era gempuran bangsa Eropa demi kemerdekaan, film "Bumi Manusia" memiliki tampilan sinema yang tidak kuno, terlebih lagi dengan bantuan aktris Indonesia muda yang jarang bahwa penonton tidak mengenalinya. Bagi sebagian orang yang belum terbiasa atau kurang merasa nyaman menonton film dengan durasi yang lama karena rasa bosan dan ngantuk, mungkin untuk menonton film "Bumi Manusia" dapat menghilangkan rasa tersebut. Meskipun durasi film yang lama, "Bumi Manusia" memiliki alur cerita yang tidak bertele-tele, namun cukup padat dan jelas, sehingga membuat penonton merasa bahwa tidak seharusnya melewatkan sedetik pun saja dari film ini.
Hilma berpesan bahwa terdapat adegan sadis serta adegan intim di dalam film ini, maka bagi penonton harus berhati-hati dan sadari diri sendiri. Dari film "Bumi Manusia" mengajarkan bahwa cinta tidak harus memandang harta dan tahta, apalagi jika demi kepentingan untuk menghasilkan keturunan yang terpandang. Kunci dari perasaan yang didatangkan tulusnya oleh hati ialah saling menghargai satu sama lain.