Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Akhir Riwayat Babi

17 Mei 2020   01:10 Diperbarui: 17 Mei 2020   01:14 80 4
(Di hutan belantara
Sang bayu melambai menyiratkan suasana
Mengantar malam pada puncaknya
Meniup tubuh menggigil dipeluknya
Sial, aku terbawa suasana)

Kalong,
Berapa tahun kita melakukan?
Dari mencuri buah di ladang, sampai membunuh hewan di hutan?

Aku tau kita butuh makan
Tapi pencurian dan pembunuhan bukan jalan keluar
Aku punya anak dan istri
Sampai kapan kita melakoni?

Sebagai babi aku punya kehormatan
Anak istriku punya jalan terang
Kalau kita terus begini?
Manusia lebih mahir daripada kita sendiri

Kalong,
Karena tabiat kita yang sama bejat
Bikin kita hidup melarat
Aku tau bukan siasat
Tapi kalau kita ditangkap
Sudah pasti kiamat
Anak istriku jatuh sekarat

(Hening,
Aku berdiri ngeri mengawasi
Dari jauh banyak obor menerangi
Dengan suara mengancam merusak sunyi
“Dasar perampok bengis, hukum saja dengan panah, biar mati kurang darah!”)

Kalong,
Kali terakhir kita ngomong
Lupakan biar kepala kita bolong
Mati dengan panah di kepala
Akhir segala cerita

Istriku,
Kini aku ngerti kehancuran
Biar aku mati mengenaskan
Mati bukan dipelukan
Mayat ku di buang biar

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun