Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Deneq Wirabangsa (Pohgading dalam Babad Part 3)

24 Mei 2021   08:12 Diperbarui: 24 Mei 2021   08:30 1012 2
Melanjutkan serial cerita Pohgading dalam Babad, kali ini, saya ingin menceritakan tentang satu tokoh yang cukup populer di Pohgading. Namanya adalah Deneq Wirabangsa. Selain di Pohgading, tokoh ini juga dikenal luas di Karang Genteng dan Pagutan.

Tokoh Deneq Wirabangsa bagi para pencinta sejarah Lombok kurang begitu familiar, kalah tenar dengan nama nama tokoh sejarah Lombok lainya, katakanlah Arya Banjar Getas (ABG).

Hal ini tidak lepas dari narasi besar sejarah Lombok dewasa ini yang selalu dikaitkan dengan wilayah wilayah yang mendapat keuntungan dari akhir perang Lombok 1894.

Tokoh tokoh Sasak yang berperan di perang Lombok 1894 itu sangat besar pengaruhnya dalam menentukan warna sejarah Lombok yang sekarang. Lebih lebih peran itu dilanjutkan kembali oleh beberapa keturunan mereka.

Begitulah, sejarah sejatinya adalah cerita para pemenang.

Dan kalau mau jujur, sejarah Lombok versi Tengak (baca; Praya dan sekitarnya) adalah versi sejarah yang paling banyak mewarnai perjalanan sejarah Lombok ini. Pun dengan Pringgabaya dan Sakra, meskipun merupakan wilayah dari Lombok bagian timur, namun akar "tengak"nya masih bisa dilacak.

Lantas, nasib sejarah Lombok versi "timuk" seolah olah tenggelam. Tidak banyak yang muncul dipermukaan.

Kisah Deneq Wirabangsa ini adalah salah satu kisah dari ratusan kisah "timuk" yang mudah mudahan bisa menjadi penyeimbang dari timpangnya narasi sejarah Lombok versi "Tengak" dengan "Timuk".

Nama Deneq Wirabangsa tertulis pada sebuah babad, saya tidak tahu persis nama babab ini, namun orang sering menyebutnya sebagai takepan Pohgading. Takepan ini ditulis dalam lembaran tembaga dan beraksara Jawa. Isi takepan ini adalah silsilah raja raja dan bangsawan Selaparang.

Selain itu, Deneq Wirabangsa juga dibahas sepintas di dua buku, pertama, di bukunya H.Lalu Muhammad Azhar yang berjudul Arya Banjar Getas, kedua, di bukunya Fath Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram.

Dua buku tersebut, ditambah dengan isi takepan Pohgading serta cerita lisan, akan menjadi sumber utama tulisan ini.

Sekali lagi, mengenai kebenaran cerita ini, silahkan teman teman baca ulang penegasan saya dalam tulisan Pohgading dalam Babad (part 2).

Deneq Wirabangsa hidup pada masa pemerintahan dua orang raja Selaparang. Pertama saat pemerintahan Prabu Kertajagad dan kedua, pada masa Prabu Kertabumi.

Sebagai patokan tahun hidupnya Deneq Wirabangsa, saya mengacu pada tahun naik tahtanya Prabu Kertabumi. Prabu Kertabumi naik tanta pada tahun 1708 menggantikan ayahnya Prabu Kertajagat yang wafat pada tahun yang sama.

Dengan demikian, bisa dikatakan, Deneq Wirabangsa hidup sekitar tahun 1600 an akhir sampai 1700 an awal.

Ayah Deneq Wirabangsa bernama Kautan Mundur. Kautan Mundur sendiri dalam tradisi lisan orang Pohgading dikenal sebagai tokoh dengan julukan "Ponggok Elong", seorang patih yang berjasa membawa Selaparang meluaskan pengaruhnya ke pulau Sumbawa. Di sebut "Ponggok Elong" karena kain panjang (dodot) yang digunakan sering menyentuh tanah, sehingga harus tetap dipegang.

Kautan Mundur adalah anak dari Kyai Aji, dan Kyai Aji adalah anak dari Wijaya Prana. Wijaya Prana, menurut takepan Pohgading, bersama dengan tiga orang saudaranya, Wijaya Kromo, Wisnujaya dan Wirajaya mendirikan Selaparang pada tahun 1535.

Wirajaya sendiri, oleh orang Pohgading diakui sebagai leluhur.

Mengenai Selaparang versi takepan Pohgading ini, jika diberi kesempatan, akan saya tulis terpisah.

Kembali ke cerita Deneq Wirabangsa. Disebutkan. Ia berasal dari dari Perigi. Terkenal dengan sebutan Pating Laga, yang artinya tangguh di medan laga. Perigi sendiri adalah satu dari lima kepatihan yang ada di Selaparang pada masa itu.

Apakah Perigi yang dimaksud adalah Pohgading? Mengingat nama lama desa Pohgading adalah Perigi. Ini butuh penelitian lanjutan.

Lima kepatihan itu adalah, pertama, kepatihan Waringin dengan patihnya Raden Abdi Wiresantana, meliputi ibu kota Selaparang, yaitu Presak, Pringgabaya dan sekitarnya.Kedua, kepatihan Sembalun, dengan patihnya Arya Busing, meliputi wilayah Sembalun yang sekarang. Ketiga, kepatihan Pengadangan, dengan patihnya Raden Kawisanir Kusing, meliputi Pengadangan, Timba Nuh, Pringgasela, Rempung dan Sukamulia.Keempat, kepatihan Mumbul, dengan patihnya Rangga Mumbul, meliputi seluruh pesisir timur pulau Lombok sampai Sugian. Kelima, kepatihan Perigi, meliputi Perigi, Ketangga, Aik Mel, Tanak Renteng dan sekitarnya.

Rentang waktu 1675 sampai dengan 1678, Selaparang banyak sekali terlibat dalam peperangan. Dari timur mengancam VOC dengan pasukanya. Tercatat pada 16 Maret 1675 meletus perang antara Selaparang dengan VOC.

Dari barat, Gelgel yang tidak rela Selaparang berlindung dibawah Goa, berusaha merebut kembali Selaparang. Tercatat pada 1677 dan 1678 terjadi pertempuran Selaparang dengan Gelgel. Dua kali usaha Gelgel tersebut berhasil dipatahkan Selaparang.

Pada tahun tahun itulah, Deneq Wirabangsa mendapat perintah dari raja Selaparang untuk berangkat ke wilayah barat pulau Lombok.

Misi utama dari ekpedisi ini adalah memantau dan mengawasi imigran dari Bali yang sejak kegagalan Gelgel menyerang Selaparang pada 1678, imigran ini mulai banyak berdatangan dan membentuk koloni di tanah tanah kosong yang ada di Lombok bagian barat.

Keberangkatan Deneq Wirabangsa disertai dengan pasukan kecil yang berasal dari Pohgading dan Batuyang.

Sesampainya di tujuan, Deneq Wirabangsa menempati sebuah tempat yang sampai dengan saat ini di kenal dengan Banjar Intaran.

Selanjutanya, bagaimana dan seperti apa interaksi Deneq Wirabangsa ini dengan beberapa klan Bali tidak banyak informasi yang saya dapatkan. Apakah sebenarnya yang terjadi pada masa itu? Saya belum menemukan jawaban yang pasti.

Kalau merujuk pada bukunya Fath Zakaria, kemungkinan Deneq Wirabangsa mengalami pertempuran dengan klan klan Bali yang mulai membesar. Yang mana dalam pertempuran itu Deneq Wirabangsa dan pasukanya mengalami kekalahan.

Lokasi pertempuran itu, dikenal dengan nama Pagutan. Pagutan dalam bahasa kawi berasal dari kata pagut dan apagut, yang berarti menyerang atau beradu.

Sedangkan menurut bapak Mubin Jaya S.Pd,salah seorang keturunan Deneq Wirabangsa yang ada di Karang Genteng, "Deneq Wirabangsa tidak pernah berperang melawan Pagutan". "Cerita di bukunya Fath Zakaria tidak mempunyai dasar". Begitu penegasan yang disampaikan.

Saya pribadi, berpendapat, sepertinya telah terjadi kesepakatan politik antara Deneq Wirabangsa dengan beberapa klan Bali, termasuk Pagutan. Hal ini saya dasari dari cerita, bahwa salah satu saudara perempuan Deneq Wirabangsa diambil menjadi istri oleh salah satu pemimpin klan Bali.

Banjar Intaran yang menjadi tempat tinggal awal Deneq Wirabangsa lambat laun mulai dibiarkan kosong. Deneq Wirabangsa dengan pasukanya memilih Karang Genteng untuk bermukim dan beranak pinak.

Di Karang Genteng inilah Deneq Wirabangsa meninggal. Jenazahnya oleh rakyatnya dibawa pulang ke Perigi Selaparang. Lokasi makamnya sekarang ada di Tanak Renteng.

Keturunan Deneq Wirabangsa kini banyak menetap di Karang Genteng. Untuk Pohgading, selain Wirajaya yang merupakan saudara dari Wijaya Prana, adalah Mubin Jaya, saudara dari Kautan Mundur atau paman dari Deneq Wirabangsa yang menjadi tali penyambung antara Pohgading dengan Karang Genteng.

Anak keturunan Mubin Jaya di Pohgading saat ini banyak bermukim di pemukiman samping timur masjid Pohgading. Ninik Zohdi (alm) dan Haji Akar (alm) adalah dua nama yang dapat saya sebut.

Beberapa keturunan Deneq Wirabangsa yang terkenal adalah Deneq Madinah. Selain itu, saudara Deneq Wirabangsa yang bernama Deneq Hurani disebut sebut sebagai guru dari beberapa Tuan Guru di gumi Lombok ini.

Demikian sedikit cerita mengenai Deneq Wirabangsa, sang pahlawan Selaparang. Yang meskipun hanya dengan sejumlah pasukan kecil, namun berani menjadi benteng terdepan Selaparang  di Lombok bagian barat.

Mudahan mudahan saya segera mendapatkan data dan cerita tentang Pohgading lainya. Sehingga tulisan ini bisa berlanjut ke part selanjutnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun