Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Forest City : Kaltim Pusat Tumbuhan Endemik untuk Cegah Kepunahan Satwa

19 Mei 2020   10:54 Diperbarui: 1 Maret 2021   17:45 320 1

Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS) Ibu Kota Negara ( IKN) yang telah dirampungkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan memuat 6 poin dasar pembangunan dan penyusunan rencana IKN telah diluncurkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Peluncuran ini menegaskan dimasukkannya Seluruh kawasan Hutan Konservasi Bukit Soeharto dalam kawasan ibu kota baru.  



Informasi tersebut telah dikonfirmasi oleh Menteri perencanaan pembangunan nasional (PPPN)/kepala Bappenas, bambang Brodjonegoro dan Deputi Bidang Pengembangan Regional, Bappenas, Rudy SoeprihadyPrawiradinata, dalam diskusi IKN di Bappenas .


Kalimantan merupakan pusat ekosistem hutan hujan tropis Asia Tenggara(Indo-Malayan Rain Forest), yang mana di dunia hanya ada 3 wilayah hutan hujan tropis di mana 2 wilayah lain adalah American Rain Forest (Amazone),, dan African Rain Forest (Kongo, Zaire) (Whitmore, 1984), yang merupakan paru paru dunia, karena selalu hijau dan selalu berfotosintesa secara terus menerus  sepanjang tahun yang menyiapkan oksigen bagi seluruh dunia.



Kawasan ibu kota baru seluasn 265.000 Ha yang terletak di kawasan PPU dan Kutai Kartanegara aslinya sebagian besar merupakan daerah dataran rendah dengan ekosistem hutan hujan tropis, yang merupakan salah satu pusatkeanekaragaman hayati dan ekosistem hutan yang sangat tinggi di Asia Tenggara(megadiversity) yang didominasi oleh jenis Dipterocarpaceae. Kekayaan jenis pohon dalam 1 ha hutan rimba Kalimantan terdapat sekitar 100-200 jenis pohon besar dan kecil yang berdiameter di atas 10 cm.



Selain itu, di Kaltim yang kawasan IKN merupakan habitat dari 129 jenis anggota Dipterocarpaceae dari total 382 jenis anggota Dipterocarpaceae (34%) yang ada di Asia Tenggara. Tak hanya itu, terdapat jenis satwa liar seperti mamalia 222 jenis dimana 44 yang endemic, 420 jenis burung, 166 jenis ular, 394 jenis ikan dimana 144 endemik, amfibi 100 jenis.



’’Ada Redlist IUCNdi Kawasan IKN, akan segera tergusur dan punah, karena  kehilangan habitat sehingga mengakibatkan  hilangnya sumber plasma nutfah untuk selamanya, kawasan Wetlands yang berupa hutan mangrove dan riparian yang merupakan habitat burung-burung dan bekantan (Nasalis larvatus) yang juga sangat sensitive terhadap perubahan’’ ucap Prof. Dr.ir. Paulus Matius, M.Sc. yang di temui di Laboratorium Keanekaragaman Hayati dan Ekologi Fakultas Kehutanan Unmul.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun