Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Masjid, Tempat Ibadah atau Sarang Radikalisme?

14 Juli 2022   13:30 Diperbarui: 14 Juli 2022   13:34 134 1
Oleh: Fitri Setyani


Isu radikalisme, ekstremisme, dan terorisme selalu ramai dibicarakan akhir-akhir ini dan sasarannya adalah rumah ibadah.

Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi menyatakan bahwa rumah ibadah berpotensi ditunggangi para penyebar ekstremisme, radikalisme, dan terorisme atas nama agama. Salah satu tempat ibadah itu adalah Masjid yang menjadi pusat kegiatan keagamaan. (Antaranews, 23/06/20).


Sebagai muslim, tentu kita mesti bijak menanggapi isu ini. Apakah pernah di masjid di negeri ini terjadi aktivitas terorisme ataupun radikalisme yang mengancam umat Islam?

Jika potensi yang mengarah kepada radikalisme atau terorisme yang dimaksud adalah kegiatan keagamaan termasuk literasi keagamaan, apakah pernah terjadi peristiwa yang berujung ancaman terhadap rakyat negeri ini karena kegiatan keagamaan tersebut?

Benarkah kegiatan-kegiatan keagamaan yang terbuka bagi umat Islam berpotensi memunculkan radikalisme bahkan terorisme yang membahayakan umat? Radikal seperti apa yang ia maksud?


Apabila maksudnya adalah semangat kaum muslim untuk belajar Islam dan mengamalkan agamanya, apakah itu berbahaya?

Tentu tidak, kan! Justru Allah yang memerintahkan kita untuk mempelajari Islam dan menjalankan aturan Islam secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan. Apakah yang Allah perintahkan termasuk tindakan radikalisme dan terorisme? Bukan kah ketika kita mempelajari Islam dan mengamalkannya, itu termasuk bentuk ketaatan kita kepada Allah?


Dari sini, makna "radikal" yang dituduhkan pada masjid oleh sebagian kalangan, merupakan tudingan yang tidak berdasar.

Adanya pembatasan aktivitas di masjid-masjid, termasuk penyampaian konten materi atau isi tausiyah, adalah bentuk pengebirian terhadap fungsi dan peran masjid itu sendiri. Selama konten materi tidak bertentangan dengan Islam, semestinya tidak perlu menjadi hal yang dikhawatirkan.


Disinilah kita harus jeli dan tidak mudah terpengaruh berbagai informasi yang menyudutkan umat Islam sendiri.


Padahal Allah memerintahkan umat Islam untuk memakmurkan masjid, yakni meramaikan masjid dengan berbagai perkara yang memberikan kebaikan bagi Islam dan kaum muslim. (Baca di surah At-Taubah: 18)


Selain itu, dalam hadis diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudry, Rasulullah saw. bersabda, "Apabila kamu melihat seseorang biasa pergi ke masjid, maka saksikanlah ia benar-benar beriman karena sesungguhnya Allah swt. berfirman, 'Sesungguhnya hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.'." (HR Tirmidzi)


Rasulullah saw. dan para sahabatnya juga mencontohkan kepada kita cara memosisikan masjid sebagai tempat beribadah mahdhah, seperti salat dan zikir semata, tetapi masjid juga bertempat sebagai pembinaan dan pendidikan, pemberian santunan sosial, latihan militer dan persiapan perang, pengobatan para korban perang, mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, menerima utusan delegasi/tamu, dan pusat penerangan dan pembelaan agama.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa Islam memerintahkan kita untuk memakmurkan atau meramaikan masjid dengan berbagai aktivitas kebaikan, termasuk menyiarkan Islam ke tengah umat.

Sebaliknya, segala macam upaya untuk membatasi aktivitas di masjid dengan alasan berpotensi menyebarkan radikalisme adalah argumentasi tak berdasar yang dapat menyakiti umat Islam dan bentuk pengebirian fungsi masjid itu sendiri.

Nah, dari sini sudah seharusnya kita sebagai seorang muslim tetap mesti semangat dan tidak perlu takut untuk tetap menyuarakan Islam, apalagi di tempat yang di dalamnya banyak berkumpul umat Islam yang sedang beribadah dan berbuat baik. Wallahualam bissawab.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun