Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Perihal Senyum

12 Februari 2023   15:47 Diperbarui: 12 Februari 2023   15:50 128 0
Ando duduk setia sambil memainkan jarinya, menunggu orang itu selsai dipangkas, tak ayal dia pun tersenyum kepada orang yang setiap kali memandangnya.

"Dek, masih waraskan?" Tanya cewek muda yang sedang lewat di depan Ando.

"Masihlah kak, kalau gak waras gak mungkin saya disini," balasnya sambil menggoda cewek tersebut.

"Baguslah, habisnya kau tersenyum mulu sama semua orang."

"Siapa tahu bisa kepincut kak,"
Semua orang yang mendengar aksi percakapan Ando dengan cewek muda tersebut tersenyum sambil menggeleng kepala.

"Masih bocah udah pandai aja menggoda." Timpal bapak-bapak kepada orang yang di sampingnya.

"Biasa Pak, Kids zaman now." Balasnya dengan tertawa lebar.

Cewek tersebut memilih pergi. Sadar dirinya sudah menjadi sorotan publik di sekitar tersebut.

"Kenapa pergi Kak? Temenin dedek dong." Ando sedikit merajuk.

"Gikeeeeee ini bocah, udah tau aja mana yang bening." Timpal bapak-bapak lagi.

"Hahahahaha." Yang di sampingnya hanya bisa tertawa.

"Sial, malah pergi dia." Gerutu Ando kesal sambil melihat kemana cewek itu pergi. Sekilas dia melihat kang pangkas masih memiliki klien yang harus diurus.

Kembali pada kepentingan pertama, dia sibuk tersenyum kepada wanita yang melihat dirinya, baik muda, dewasa, bahkan nenek-nenek sekalipun dia tawari dengan senyuman. Balasan mereka hanya senyum balik, dan terkadang hanya menatap Ando sekilas, lalu membuang muka.

"Hai nona manis, muka cantik, nama siapa?" Ando sedikit menggombal.

"Lu bukan anak hilangkan?" malah ditanya balik sama gadis tersebut.

"Saya bukan anak hilang nona, mau gak jadi pacar dedek?''

"Bodoh! umur lu aja belum cukup, itu mu belum bisa bekerja, hahahaha." Gadis itu tertawa lebar, entah membayangkan apa hingga dia bergidik ngeri.

"Ditambah umur nona nanti jadi cukup dong."

"Dah, pulang kau sana! Mama kau dah nyariin kau."

"Mamaku tau kok aku disini, jangan khawatir nona manis."

"Bye-bye" gadis itu memilih pergi karena bahan sorotan publik juga.

Masih setia untuk tersenyum kepada siapapun, dia sibuk juga memperhatikan kendaraan yang lewat di depannya. "Ma, dede pengen sepeda." Ucapnya lirik sambil memandang kemana sepeda itu berjalan hingga menjauh.

"Halo dek. Rambut mau dipotong apa mau masih disini menggoda nona-nona cantik?"

"Kalau bisa keduanya pak, geser ke sini aja itu kursinya, biar bisa lihat nona-nona manis," balasnya tanpa rasa bersalah dan tersenyum.

"Buset, gilaa ini bocah." Kang pangkas menepuk jidatnya pelan sambil menggeleng kepala.

"Kenapa jidatnya dipukul pak?"

"Ada nyamuk tadi,"

"Kalau ada nona manis, baiknya diapain pak?'

"Buseet. Makin gila ini, itu rambut mau dipotong apa gak? Kalau gak, kasi kursi aja buat mereka, ini waktu banyak kebuang." Kesal dan lucu dicampur menjadi satu pada pikiran kang pangkas.

Tidak mau kehilangan kesempatan, Ando kini berjalan menuju kursi yang biasa digunakan untuk klien duduk, dia duduk dan menatap cermin sambil membuat jarinya tanda peace.

"Ini rambut mau dipotong bentuk apa?"

"Zigzag pendek pak, biar keren"

"Kau pikir ini kepala area lari kah? dengan segala model zigzag, Maaf disini adanya model cepmek doang."

Seisi ruangan pun tertawa dengan terbahak-bahak.

*tamat*

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun