Api menyala di bawahnya
Minyak mendidih
Satu persatu cabai memanas
Kesabaran di luar batas
Meledak kulit terkelupas
Biji cabai melesat terbang
Mata tertutup tajam
Sambil terdengar nyaring teriakan
Koki hebat menangis kesakitan
Lupa pelajaran
Kemarau berbulan-bulan
Kering kerontang tanah olehnya
Pohon layu tanpa daya
Sungai haus dahaga
Semua ingin air
Runtuh hujan sehari
Semua menghijau
Lupa pada kemarau
Berpesta, lupa masa lampau
Ingat pelajaran
Roda berputar semaunya
Kita hanya mengikuti
Kemana, kapan berhenti
Mungkin hari ini kau bukan siapa-siapa baginya
Esok, siapa yang bisa menerka?
@fatmisunarya, 30 Maret 2020
PS : Jika ada kesamaan nama,tokoh, tempat kejadian ataupun cerita. Maka puisi ini hanya fiktif belaka