Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Pertanyaan-Pertanyaan Syaitan

24 Maret 2014   21:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32 213 4
Awal mulanya dia adalah salah satu sosok abdi Allah yang paling berilmu dan pintar dialam samat(langit), saking berilmu dan pinternye dia sanggup mendebat Sang Maha Aku dari segala yang memiliki Aku yaitu Allah(Q.S 38/Shaad ayat 71-83). Tidak lain tidak bukan dialah sang Iblis nama yang digelarkan untuknya yang dengan ilmu dan asal-usulnya itulah dia mendapat gelar baru yaitu Syaitan(Azazil). Saking berilmu dan pinternya cerita mengenai Azazil banyak ditulis oleh para ahli sastra, filusuf, kalangan sufi dan agama lain, bahkan di dalam kitab perjanjian lama/baru juga dimuat kisahnya dengan nama yang berbeda namun sosoknya tetap sama. Langsung saja kita pada inti dari judul diatas sebab kita bukan sedang membahas sejarah dan keberadaan Iblis/Syaitan melainkan menceritakan tentang kemampuan dan kedalaman hakikat dibalik pernyataan ataupun pertanyaannya. Sebelum masuk pada topik artikel, saya ingin menggaris bawahi terlebih dahulu agar bisa objektif dalam pembahasan ini, cobalah untuk membuka hati dan pengertian anda. Bukan hal yang asing bagi umat manusia lafadzh atau kata Syaitan, sebab kalimat tersebut selalu di jadikan setiap bentuk kesalahan, kejelekan, kejahatan dan kedurhakaan.

-"Manakala Dia menciptakan-ku menurut iradah dan keinginan-Nya, maka mengapa Dia membebankan kepadaku untuk mengenal dan menta'ati-Nya ? Apa hikmahnya dalam pembebanan ini ? Sementara Dia tidak akan pernah mendapat keuntungan oleh keta'atan dan tidak mendapat kerugian dengan segala macam bentuk kedurhakaan ?".

-"Manakala Dia telah menciptakanku, membebaniku, lalu aku penuhi pembebanan-Nya itu dengan, mengenal dan menta'ati-Nya, maka mengapa Dia memberikan beban baru kepadaku untuk menta'ati Adam dan sujud padanya, Apa pula hikmahnya dalam pembebanan ini ? Apalagi hal tersebut tidak akan menambah pengenalanku dan keta'atanku kepda-Nya".

-"Pada saat Dia telah menciptakan dan secara mutlak membebaniku, serta secara khusus pula memberikan beban baru padaku untuk sujud kepada Adam, maka ketika aku tidak sujud kepada Adam mengapa Dia mengutukku dan mengusirku dari sorga, Apalagi hikmanya yang demikian ini ? Padahal sebelumnya aku tidak pernah berbuat kesalahan apalagi sesuatu yang buruk, Kecuali ucapanku" aku tidak akan pernah mau sujud kepada sesuatu(apalagi Adam) kecuali kepada-Mu".

-"Setelah Dia menciptakanku lalu membebaniku secara mutlak dan secara khusus aku tidak mematuhinya(khusus soal sujud kepada yang lain) sehingga ketidak patuhanku itu membuatku terusir dari sorga, lalu mengapa Dia memberiku kesempatan untuk menemui Adam ? Sehingga aku masuk ke dalam sorga untuk kedua kalinya, lalu aku menggangu dan menggoda Adam, sehingga Adam dan istrinya memakan buah dari pohon yang sudah dilarangkan Allah untuk mereka berdua ? Yang dengan itu pula mereka berdua terkena dampak keluar dari sorga, padahal kalau saja Dia mencegahku memasuki sorga, tentulah Adam akan terhindar dari godaanku, dan mereka berdua akan tetap kekal didalam sorga".

-"Setelah Dia menciptaku lalu membebaniku secara umum dan khusus, kemudian melaknatku, lalu membiarkanku masuk ke sorga sedang antara aku dan Adam dalam permusuhan ? mengapa pula aku dikuasakan atas semua keturunannya ?(Adam) sehingga aku dapat melihat mereka, sementara mereka tidak dapat melihatku? Lalu mengapa Dia juga membiarkanku menjalankan rencanaku atas mereka, apa hikmahnya dalam hal demikian itu ? Padahal kalau mereka semua diciptakan menurut fitrah tanpa adanya yang menyimpangkan mereka dari fitrah itu, tentulah mereka akan hidup dalam kesucian, patuh dan ta'at, bukankah yang demikian itu lebih pantas buat mereka".

-" Aku mempercayai semua ini Dialah yang telah menciptakanku, membebaniku serta mengikatku, pada saat aku tidak mematuhi-Nya(khusus sujud kepada yang lain selain dari pada-Nya) Dia melaknat dan mengusirku, ketika aku ingin masuk ke sorga Dia memperkenankan dan memberi kesempatan, kemudian aku perbuat usahaku, Dia mengusirku, dan menguasakan kepadaku atas bani Adam, maka kenapa ketika aku meminta tangguh Dia memperkenankan ? ketika aku berkata: "tangguhkanlah aku hingga hari kebangkitan", Diapun berkata: "Sesungguhnya engkau diberi tangguh sampai kepada waktu yang telah ditentukan" Apakah hikmahnya dalam hal demikian ? padahal kalau Dia memusnahkanku langsung, tentulah Adam dan semua keturunannya merasa aman dariku, dan tentu tidak ada kejahatan di atas muka bumi, bukankah tetapnya bumi ini dalam peraturan yang baik, akan jauh lebih baik dari pada bercampur aduknya kebaikan dan kejahatan".

اللَّهَعَلِيمٌبِذَاتِالصُّدُور

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun