Hati ibu bagai kebun bunga yang indahÂ
Namun kini sunyi, kosong dan sepiÂ
Seorang bunga terpilih untuk pergi jauhÂ
Meninggalkan tanah yang pernah menjadi rumah
Setiap petal bunga yang jatuhÂ
Seperti air mata yang tak henti mengalirÂ
Namun ibu tetap tegar, tumbuh kuat seperti pohonÂ
Meski angin badai datang mengguncang
Ia terus mengingat kenangan indah bersama anaknyaÂ
Seperti embun pagi yang lembut menyentuh wajahnyaÂ
Walau tak dapat berada di dekat anaknya lagiÂ
Cintanya takkan pernah pudar, tetap berkembang di dalam hatinya
Hati yang rapuh dan jiwa yang luruh
Bagai lukisan yang retak dan hampir pudarÂ
Namun ia terus bertahan, tumbuh dan berkembangÂ
Seperti bunga yang terus mekar di dalam taman
Kehilangan anak, luka yang tak akan pernah sembuh
Namun ia tetap berdiri, berjuang dan berdoaÂ
Ketika malam tiba, ia merenung ke langitÂ
Memohon agar anaknya bahagia di sisi-Nya