Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Machine Gun, Cabai Rawit, Singkong dan Keju

10 November 2012   01:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:41 318 0
sumber gambar : en.wikipedia.org, tribunnews.com

Kita pasti takut kalu di berondong Machine gun yang terkenal itu, kita mungkin gak suka dengan rasa pedas cabai rawit yang menyakitkan lidah itu, atau  kita mungkin lebih suka makan keju dari pada singkong.

Jangan khawatir kita gak akan bahas senjata dan makanan-makanan tadi kok, jadi gak perlu tiarap karena mau ditembak. Hehehe

Yang akan dibahas ini adalah  hal hal yang dapat menghambat produktifitas dan berdampak buruk bagi diri kita baik pelakunya maupun yang jadi korbanya.

Ayo kita mulai dari:

1.Celaan bak tembakan Machine gun

Kadang-kadang kita yang tidak puas atau kecewa kepada teman kita akan cenderung “langsung tembak” kepadanya , mungkin kita beralasan bahwa “saya ini ingin blak blakan saja sama dia” , namun yang perlu diperhatikan kalau kita bertindak seperti itu, maka orang yang kita cela itu akan merasa menjadi korban atas celaan itu , hal ini pasti dapat menimbulkan rasa yang nggak enak, bayangin saja coba posisinya dibalik, seandainya kita yang ada pada posisi dia , apa perasaan kita?  Tentu sedih , merasa tak berharga, sia sia,sakit hati,  bertubi-tubi seperti ditembak Machine gun kan kan ?, dan bukan tidak mungkin orang tersebut dapat melampiaskan perasaanya itu kepada orang lain .

Trus solusinya bagimana?

Ya sebisa mungkin kita mengingatkanya dengan cara halus dan jaga perasaanya, serta maafkan kesalahanya ,dan tak kalah penting kontrol emosi kita sendiri agar tidak meluap-luap .

2.Kritik sepedas cabai rawit

Coba ingat2 deh kalau kita sedang mengkritik orang bawaanya bisa nyari solusi atau malah tambah sebel dan emosi?

Saya yakin pasti kita akan cenderung lebih akan emosi, marah, dan saling mempertahankan argumen masing2 tanpa mempedulikan mana yang salah atau benar jadinya "yang penting gue menang!" itu terjadi Karena dua duanya sudah kena “air cabai”.

Memang sudah fitrahnya manusia akan mempertahankan dirinya jika sedang terancam, baik secara fisik maupun psikis, dalam hal ini orang yang di kritik akan cenderung melawan karena dirinya merasa akan dijatuhkan harga dirinya, apalagi kalau kritik itu disampaikan di depan banyak orang dan pedas pula, pasti deh dia akan berusaha mati-matian mempertahankan dirinya karena memang dia sedang merasa “diserang” secara psikis. Bukanya menyelesaikan masalah malah bisa jadi adu mulut bahkan perkelahian .

Dan pada akhirnya kritik yang merusak seperti ini akan  menyebabkan rasa benci dan dendam serta hal hal yang merusak lainya.

Dan juga dapat menimbulkan rasa rendah diri dan putus asa bagi yang di kritik .

Lalu agaimana caranya mengkritik?

Memang kita seharusnya sebisa mungkin menghindari mengkritik orang lain , kalaupun orang itu perlu dikritik, maka lakukan dengan memberinya solusi atau saran dan jangan sampai kita menghakimi orang tersebut. Kalau perlu sampaikan pesan kita itu jangan didepan orang banyak agar orang tersebut bisa berpikir jernih dan tidak merasa “diserang”

Dengan begini kita tidak akan menyakiti orang lain dengan kritikan kita

3.Membanding- bandingkan seperti milih singkong dan keju

Pernahkah saat kita terima rapor sekolah kita dibilangin sama ibu kita begini :

“liat tuh Roni atak tetangga, dia ranking 1 loh, kamu?? “

Kalau saya dulu ditanya seperti itu dada ini seperti ditusuk tombak dari depan rasanya sakiiiit banget, rasanya kayak usaha yang udah dilakukan sejak lama seperti gak dianggep bagai ibu lebih suka keju tetangga daripada singkongnya sendiri.

Atau pernah denger orang yang begini :

“sekarang aku  kok gini ya gak punya duit, padahal dulu aku banyak duit, nasiiib nasib huuuuh”

Orang ini sedang galau dan bertambah galau karena dia telah membanding-mbandingkan

Keadaan sekarang dengan masalalunya, dulu dia punya keju dan sekarang dia Cuma punya singkong, dan pasti perasaanya semakin galau dan galau ketika dia terus bicara seperti tadi.

Atau ada yang begini bahkan :

“aku ini kog gini ya Cuma tukang ojeg?, tapi dia sudah jadi boss sekarang , pahahal kami kan sama2 sarjana” coba apa yang dirasakan orang ini? Sudah pasti kecewa dan minder karena dia tahu dirinya hanya singkong dan temanya itu sudah jadi keju.

Ketika kita membanding-bandingkan diri kita denagan orang lain ,atau saat ini dengan masa lalu dan dibanding-bandingkan orang lain , dan sesuatu itu lebih baik dari kita, maka itu tidak akan memberikan manfaat apapun bagi kita selain menyumbang perasaan buruk dan kian memburuk bagi kita.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Sepatutnya kita tidak usah peduli dengan  kesan- kesan yang negatif  seperti diatas, yang harus kita lakukan adalah fokus pada solusi, fokus papa bagaimana cara memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat atau prestasi yang kurang memuaskan, dan jangan lupa untuk bersyukur. trruslah berjalan kedepan jangan melihat ke samping , karena itu tak ada gunanya malah bisa membuat kita jatuh.

Jadi kesimpulanya, janganlah kita terperangkap pada ketiga hal tadi, sikapilah segala sesuatu dengan positif dan jangan sampai tindakan  yang mungkin kita maksudkan untuk kebaikan malah disalah artikan oleh orang lain . dengan menyikapi segala sesuatu secara positif insyaAllah  segala masalah akan teratasi dengan baik.

Salam positif++

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun