Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola

Kanjuruhan Berdarah: Kesalahan 6 Pihak Membuat 10 Efek Besar

2 Oktober 2022   20:03 Diperbarui: 2 Oktober 2022   20:13 501 10
Kanjuruhan Berdarah : Kesalahan 6 Pihak Membuat 10 Efek Besar

Pekan kesebelas kompetisi tertinggi domestik di Indonesia menampilkan satu laga seru yang berlokasi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Laga tersebut adalah Arema Malang menjamu tim tamu Persebaya Surabaya. Hasil akhir dari laga tersebut adalah untuk kemenangan Persebaya dengan skor 3-2.

Namun, usai laga tersebut tersaji peristiwa besar yang bisa disebut sebagai Tragedi Kanjuruhan. Peristiwa tersebut terjadi karena gabungan kesalahan dari 5 pihak. Hal itu membuat 10 efek besar yang terjadi akibat peristiwa tersebut.

Pihak pertama yang melakukan kesalahan adalah Polisi yang melakukan penjagaan dan penertiban suporter yang melakukan anarkis melakukan pelanggaran SOP sesuai peraturan FIFA. Pelanggaraan nya adalah menembakkan gas air mata.

Walaupun menurut Kapolda Jawa Timur hal itu sudah sesuai prosedur, sayangnya hal itu tidak menurut peraturan FIFA. Dan hasilnya memang puncak banyaknya orang meninggal adalah akibat efek dari gas air mata yang ditembakkan.

Pihak kedua adalah Oknum Panitia Pelaksana tuan rumah yang memberikan kapasitas lebih dari 38 ribu orang menjadi 42 ribu orang.

Pihak ketiga hingga kelima adalah PT. LIB selaku pengelola liga, PSSI sebagai federasi sepakbola, dan Pemilik hak siar. Keputusan tetap menjadwalkan laga di pukul 20.00 WIB dengan alasan suporter tim tamu yang tidak bakal datang ke stadion, dianggap tak mungkin ada kericuhan karena isinya cuma suporter arema, pemain-ofisial arema dan pemain-ofisial persebaya.

Selain itu, pemilik hak siar memang biasa untuk menempatkan laga penting di jam segitu agar mendapatkan rating tinggi walau tak memperdulikan akibat lainnya termasuk yang terjadi di Kanjuruhan.

Pihak terakhir adalah oknum suporter Arema yang menjadi provokator dengan turun ke lapangan tepatnya ke arah pemain dan ofisial dengan alasan tak puas atas hasil pertandingan.

Kesalahan keenam pihak itu menyebabkan 10 efek besar yang terjadi akibatnya. Diantaranya adalah :

- Bakal susah menghadirkan kembali penonton ke stadion (karena trauma dan dibilangin istri dan ibu)

- Bila Timnas Indonesia di banned tak bisa tampil oleh FIFA di semua kelompok umur, maka Shin Tae Yong bisa pergi ke klub dan tim yang lain

- Bila Liga 1 di banned, para penyelenggara bakal kehilangan mata pencahariannya lagi. Walaupun saat ini memang Liga 1 dihentikan sementara. Untuk Liga 2 saat ini tetap dijalankan menurut penuturan Sekjen PSSI

- Bila Liga 1 dan Timnas Indonesia di banned (Liga 2 tetap berjalan terus), maka hiburan penonton sepakbola Indonesia semakin sedikit

- Bila Indonesia (Timnas) di banned maka tak bisa ikut Piala Dunia U-20 dan event internasional se asia lainnya

- Bila Arema di banned di liga 1, dan klub lajn menjalankan liga 1 seperti sedia kala maka mereka mau tak mau harus cari pekerjaan di tempat lain.

Selain itu, untuk saat ini semua klub harus mengeluarkan overhead lebig karena menggaji di kala liga dihentikan sementara

- 182 orang meninggal hingga pukul 13.00 wib

- Peringkat kedua tontonan bola yg banyak korban jiwa di seluruh dunia sepanjang waktu

- Eredivise, La Liga dan Segunda Division mengadakan mengheningkan cipta ketika sebelum pertandingan

- Diberitakan media internasional dan banyak klub luar negeri bahkan Ketua FIFA mengucapkan bela sungkawa.

Itulah penjelasan dari artikel. Saya sendiri berharap semoga jangan sampai ada kejadian seperti Tragedi Kanjuruhan. Semoga semua pihak mampu melakukan kerja nya yang terkoordinasi dan baik. Sehingga sepak bola benar-benar menjadi sebuah hiburan, bukan pembunuhan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun