Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Masker dan Pengemudi Online

27 Mei 2022   11:26 Diperbarui: 30 Mei 2022   09:05 175 6
Masker Dan Pengemudi Online

Siang itu sangat terik, matahari seakan sangat dekat sampai hawa panas tembus kedalam mobil Sigra yang saya gunakan untuk onbid. Padahal temperatur AC mobil sudah berada di level dua.

orang zaman now bilang "neraka bocor". Kalo sudah begini,menikmati es kelapa muda,es dawet ,es campur,es teler dan sejenisnya bisa sangat menyegarkan,apalagi minumnya dibawah pohon rindang dengan tiupan angin sepoi-sepoi.Sebuah situasi yang menyenangkan dan saya inginkan.

Saat itu saya berada di daerah Pasar Minggu Jakarta Selatan,hendak menjemput penumpang karena kedapatan order dengan tujuan Lebak bulus.

Setibanya dilokasi jemput saya konfirmasi kepenumpang bahwa saya sudah sampai dan menunggu sampai 10 menit sesuai dengan ketentuan aplikasi.

Berhenti ditempat aman dan sabar menunggu,tentu hal biasa yang pengemudi lakukan. Namun belum genap 10 menit terlihat dua orang pemuda berusia sekitar belasan tahun datang menghampiri dengan senang, menyapa dan memanggil nama saya.Oh!ternyata benar mereka yang  yang order.

Tapi ada sedikit pemandangan  janggal saat itu,mereka terlihat tidak menggunakan masker.

"Selamat siang ,silahkan digunakan maskernya". Sambut saya sambil memberikan  dua helai masker warna biru yang selalu siap dimobil sebagai cadangan jika ada penumpang yang lupa membawa atau tertinggal.

"Terima kasih Om,Sudah pelonggaran, jadi maaf kami tidak bawa masker"ujar mereka sambil menggunakan masker yang saya berikan.

Pemerintah resmi mengumumkan pelonggaran penggunaan masker yang disampaikan langsung Pak Jokowi dan diberitakan semua media pada selasa 17 Mei 2022 lalu.

Kebijakan baru pelonggaran masker putusan pemerintah itu, berlaku diluar ruangan dan sedang tidak dalam kondisi padat.Lantas di mobil online,bagaimana?

Sejalan dengan pemerintah aplikasi yang saya gunakan masih menerapkan protokol kesehatan bahkan masih ada layanan "protect" yang ada partisi atau penyekat antara bagian pengemudi dan penumpang,menyediakan hand sanitizer dan sebagian ada pembersih udara (air purifier).

Bagi saya selaku mitra pengemudi, mobil adalah ruang kerja dan tertutup.Jadi menggunakan masker,menjaga kebersihan dan mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah dan  aplikator merupakan suatu keharusan.

Merubah kebiasaan tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.Jangankan bersama penumpang ,jalan-jalan bersama keluarga saja saya masih terbiasa menggunakan masker walaupun keluarga tidak.Begitu sudah sampai dipintu masuk kebun binatang Ragunan,baru deh mereka rempong dan kelabakan.

Seorang teman berbagi pengalamannya ketika dimarahi penumpang justru karena memakai masker padahal menurut penumpang pelonggaran sudah diberlakukan.Sontak kami kaget mendengarnya,"itu bukan karena maskernya bro!"sahut seorang teman yang memancing tanggapan teman lainnya "tapi muka lu ga jelas, penumpang khawatir pengemudi beda dengan yang tertera diaplikasi"meledaklah tawa semua yang ada disana.Ya,begitulah kami pengemudi menunjukkan keakraban dengan canda riang.

Saya sudah berada disekitaran Lebak Bulus dan penumpang meminta saya untuk diturunkan dibelakang bus Transjakarta warna biru yang terlihat dihalte.

"Terima kasih Om,sudah bayar non tunai ya"sambil memberikan selembar uang kertas pecahan sepuluh ribu."Ini untuk maskernya Om", mereka menambahkan.
Belum sempat saya jawab, penumpang keburu turun dan bergegas menuju halte.

Saya hanya bisa membatin berterima kasih tanpa sanggup menolak.Meskipun masker itu hanya fasilitas dan bentuk pelayanan lebih saya kepada penumpang,bukan untuk dijual.

"Padahal mengharapkan!" Celetuk hati yang paling dalam ikutan canda riang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun