Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Wudu Pertama Aisyah untuk Bapak

10 Mei 2021   15:33 Diperbarui: 12 Mei 2021   19:24 992 3
"Kenapa urutannya selalu salah? Sudah berapa kali bapak ajarkan, masih saja salah!" Ucap bapak dengan suara sedikit meninggi.

Namanya Aisyah, anak perempuan dari pasangan Pak Hadi dan Bu Sinta. Bulan Maret lalu tepat usianya 5 tahun.

"Yang sabar, toh, Pak, ngajarin anaknya. Dia masih kecil!"

"Justru masih kecil, Bu, kita sudah harus mengajarkannya mana yang bener dan yang salah!"

"Tapi nggak perlu sampai dimarahin gitu, toh!"

Aisyah membisu di depan keran air, menunduk, tak berani menatap sang bapak. Ia takut, jika bapaknya akan semakin berang seperti kejadian seminggu lalu, dimana Aisyah melihat ke mata bapaknya saat bapak marah, membuat sang bapak tersinggung seolah-olah Aisyah menantangnya.

"Ayo, ulangi!" Perintah bapak.

"Ayo, Sayang, kita coba lagi! Aisyah pasti bisa!" Ucap sang Ibu mendekati.

Mendengar suara lembut ibu, Aisyah pun memulai mempraktekkan tata cara mengambil wudu yang benar, namun saat tak sengaja Aisyah melihat ke arah sang bapak yang menatapnya dengan tajam, mendadak Aisyah lupa tadi habis mencuci apa lalu apalagi. Dan, ....

"Tuh, apa kubilang! Lagi-lagi salah!"

Aisyah menunduk sembari menangis sesegukan.

"Ya sudah, belajarnya sama ibu, mau?"

Aisyah mengangguk, tanpa berkata-kata.

***

Minggu pagi, bapak buru-buru berangkat ke luar kota, karena mendapat tugas dari kantor. Sebelum berangkat, sang bapak berpesan jika sepulangnya dari kota ia ingin melihat anaknya itu sudah bisa berwudu. Aisyah hanya diam menunduk, tak berani menatap bapaknya.

"Ingat ya, Bu, lima hari Aisyah mesti bisa berwudu yang bener!"

"In Syaa Allah, Pak!"

Sepeninggalnya bapak, ibu pun mulai mengajarkan cara berwudu pada Aisyah dengan langsung mempraktekkannya, dan Aisyah diminta untuk mengikutinya. Itu dilakukan terus setiap akan melaksanakan Salat lima waktu.

"Bu, mengapa setiap akan salat kita harus wudu?" Tanya Aisyah dengan polos.

"Wudu dilakukan sebelum kita menunaikan ibadah salat, agar badan kita suci dari najis dan hadast, sehingga salat yang kita kerjakan sah dan diterima Allah SWT. Karena suci dari najis dan hadast merupakan salah satu syarat sah salat, Sayang."

"O, gitu ya, Bu."

***

Tepat lima hari kemudian, ibu mendapat telepon jika sang suami mengalami kecelakaan saat akan pulang dari luar kota dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit.

"Bagaimana kondisi suami saya, Dok?"

"Alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik, dan suami ibu telah dipindahkan ke ruang perawatan."

Segera ibu membawa Aisyah ke ruangan yang dimaksud oleh dokter, sesampainya di sana tampak di atas ranjang rumah sakit sang suami terbaring.

"Cepat sembuh ya, Pak!" Ucap ibu menggenggam tangan suaminya.

Aisyah mendekat, dengan rasa takut.

"Sini, Sayang!" Ucap ibu.

Aisyah menggelang pelan, namun akhirnya ia pun makin mendekat setelah ibu memberinya pengertian jika sang bapak takkan memarahi Aisyah lagi, karena sekarang Aisyah sudah bisa berwudu dengan benar.

"Ayo, Sayang, kita Salat Maghrib dulu!"

***

Tak lama berselang, bapak sadar, matanya mengedar ke seluruh ruangan hingga kemudian tertuju pada istri dan anaknya yang sedang menunaikan ibadah salat di sudut ruangan kamar rumah sakit.

Usai mengerjakan Salat, ibu mendekati suaminya, namun tidak dengan Aisyah.

"Aisyah, ke sini, Sayang!" Panggil Ibu.

Aisyah mendekat dengan sedikit takut.

"Cium tangan Bapak!"

Aisyah pun mengikuti perintah sang ibu, mencium punggung tangan bapaknya.

"Oiya, Pak, Alhamdulillah Aisyah sudah bisa berwudu dengan benar, loh!"

Bapak melirik ke arah Aisyah, membuat anak kecil itu menunduk takut.

"Kok bisa, Bu?" Tanya sang suami penasaran.

"Coba, Nak, praktekkan!" Minta ibu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun