Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Dulu Siswa Sekarang Teman Bercerita

19 Mei 2021   15:09 Diperbarui: 19 Mei 2021   15:21 129 1
Edisi silaturrahim alumni

Allah sungguh Mahabaik, sangat sangat baik. Setiap hari selalu bertambah kebahagiaan yang kudapatkan. Seperti hari kemarin, Selasa 18 Mei 2021. Beberapa alumni kami bersilaturrahim ke rumah. Alhamdulillaah, mereka masih terlihat kompak dan saling mendukung. Sama seperti saat mereka masih aliyah dulu. Meskipun hanya sebagian kecil yang datang, tetapi cukup mewakili angkatan mereka. Beberapa dari mereka sedang ada acara dengan keluarga dan ada juga yang sedang bekerja. Alhamdulillah, mereka sangat bertanggungjawab.

Pukul sembilan pagi, terdengar suara perempuan memberi salam di pintu samping. Aku masih cukup mengenal suara itu. Ya, suara salah satu muridku empat tahun yang lalu. Aku menemui mereka dan benar saja. Tadi itu suara Amirotunnisa, alumni kami. Di belakangnya terlihat Aaz Zahrotul Uyun, Eka Mukarromah dan MAHMUD ABAS (Mamah Muda Anak Baru Satu), Lulu Anglia Sofa. Alhamdulillah, aku masih ingat nama panjang mereka.

Setelah bersalaman, mereka masuk. Pasa saat bersamaan, aku tengah menerima konsultasi administrasi dari salah seorang guru madrasah kami. Maka, aku meminta meeka menunggu di runag makan. Ya, para tamu lebih suka melalui pintu samping dan bukan pintu depan. Jadilah kami mengobrol di ruang makan. Ah, tidak mengapa. Di sini mereka merasa lebih akrab karena mereka merasa menjadi bagian dari kami, bukan tamu.

Setelah selesai dengan urusan guru tersebut, aku menemui mereka, para siswa yang kini telah berganti status menjadi manusia-manusia dewasa. Aku bertanya tentang progress perkuliahan mereka. Aaz dan Nisa sedang menyusun skripsi, sedangkan Eka sudah selesai, tinggal penyerahan seluruh bab. Alhamdulillah.

Banyak suka duka yang mereka lalui selama menyusun skripsi. Dari judul yang acap kali di-PHP-in oleh dosen, pesan di wa yang sama sekali tidak dibaca, sampai seharian menunggu dosen di kampus dan ernyata Si dosen tidak datang. Ada banyak luapan emosi yang tersalur lewat rangkaian cerita mereka. Namun, di akhir cerita selalu ada tawa.

Aku hanya bisa memberikan afirmasi bahwa semeliuk-liuk apa pun perjuangan mereka dengan makhluk bernama 'skripsi', cukup nikmati saja dan tidak perlu dibuat menjadi beban berat. Masalah skripsi bukan masalah pintar atau tidak. Banyak faktor yang ikut andil di dalamnya. Termasuk faktor 'luck'. Mendapatkan dosen pembimbing salah satunya. Siapa yang tahu kalau ternyata kita mendapatkan dosen pembimbing yang susah ditemui dan berkemauan macam-macam.

Dari cerita Eka, aku banyak mendapatkan informasi baru tentang keberadaan dan kondisi anak-anak jalanan di sekitar kampusnya. Eka mengambil anak jalanan sebagi subyek penelitian. Sangat menarik dan menantang. Banyak trik dan intrik dalam proses memperoleh data yang dibutuhkan. Sebuah ilmu baru. Selama ini kita menganggap mereka tak lebih dari 'maaf' s****h masyarakat. Ternyata kehidupan dan keberadaan mereka sangat memprihatinkan.

Di sela-sela ketiga gadis ini bercerita, Si MAHMUD ABAS terlihat sedikit kewalahan dengan si kecil Farez yang maunya bermain outdoor. Berada di kursi sambil duduk manis bukanlah jati dirinya. Yah, anak-anak memang tidak bisa diam. Mereka adalah makhluk teraktif di muka bumi ini. Beruntung Lulu  sangat sabar menuruti maunya si kecil Farez.

Aku mengambil beberapa mainan Akifa, tetapi hanya mampu mengalihkan perhatiannya beberapa menit saja. Setelah itu si kecil Farez kembali meminta keluar. Akhirnya, Si Lulu menurutinya. Entah apa yang mereka lakukan di luar. Aku, Aaz, dan Nisa masih mendengarkan rangkaian cerita dari Eka. Sngguh sebuah pengalaman yang sangat berharga.

Semoga kalian tetap bersemangat menyelesaikan skripsi yang tinggal beberapa langkah saja. Ingat anak-anakku, menjadi sarjana bukanlah sebuah akhir. Akan tetapi sebuah awal perjuangan untuk langkah berikutnya. Masyarakat menunggu ilmu dan darma kalian. Terjunlah dan berbaurlah dengan masyarakat. Amalkan semua ilmu dan kecakapan yang kalian miliki. Lakukan semuanya hanya karena Allah, niscaya hidup kalian akan memperoleh keberkahan.

Cerita kami berakhir di luar rumah, mengikuti si kecil Farez. Dia asyik memerhatikan kucing-kucing yang hilir mudik di samping rumahku. Lulu bercerita keseruan dan kehebohannya mengurus anak. Ada banyak kelucuan dalam ceritanya. Namun, satu yang bisa digarisbawahi, bahwa orangtua akan melakukan apa pun (yang baik dan halal tentunya) demi anak-anaknya. Sebuah pengabdian pada keluarga yang tiada tara.

Semua cerita Lulu menjadi bahan bagi kami untuk muhasabah diri bahwa kita harus benar-benar bisa membuat orangtua bahagia. Menjaga nama baik mereka. Memberikan hal terbaik yang kita bisa berikan karena tanpa mereka, kita tidak akan ada dan bukan apa-apa.

Ah, anak-anakku! Dulu kalian adalah siswa kami. Sekarang kalian sudah menjadi teman bercerita yang sungguh seru dan bermanfaat. Semoga perjalanan hidup kalian senantiasa mendapat bimbingan dari Allah SWT. Menjadi manusia yang bermanfaat bagi sebanyak-banyak orang di sekeliling kalian. Aamiin.

Si kecil Farez sudah mulai mengantuk. Semua yang dilakukan Lulu menjadi serba salah baginya. So, it's time to go back. Mereka permisi untuk undur diri dan kami pun berpisah. Terima kasih anak-anakku telah memberikan warna tersendiri hari ini. Baarakallahu lakunna.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun