Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gaya Hidup

Catatan Seorang Broken Home

15 September 2015   16:21 Diperbarui: 15 September 2015   16:21 913 10

DEAR
Catatan Seorang Broken Home

Broken Home, mungkin salah satu hal yang dapat merusak kehidupan seseorang yang baik bisa jadi buruk yang buruk akan lebih buruk. Namun dari semua itu ada pula, yang baik akan tetap baik.

Kalian yang tinggal di lingkungan nyaman sekalipun pasti akan/pernah merasakan sesuatu yang disebut pertengkaran keluarga, yang seperti itupun juga bisa disebut Broken Home.

Seorang anak yang menderita Broken Home akan merasakan hidup tidaklah berguna dan bahagia adalah keutamaan yang harus di dapatkan, dan pada kenyataannya sebagian besar akan menuju jalan negatif yang mungkin bagi mereka adalah benar namun menurut orang lain adalah salah.

Bagi kami hal yang seperti itu adalah sesuatu yang patut untuk di tanyakan. Sebenarnya mereka (Orang Tua) atau kita yang salah telah ada di dunia ini sehingga merasakan proses itu.

Durhaka, di kalangan Broken Home mungkin tidaklah ada istilah ini dalam hidup mereka. Orang Tua memiliki hak untuk di hormati tapi bukan untuk di puja, itu yang aku tahu.

Dalam hidup ini ada banyak pilihan yang bisa kita pilih, untuk kita adalah ‘Diam’ atau ‘Pergi’. Jika kalian merasa tidak dibutuhkan dirumah maka lebih baik pergi dari status keluarga, ini bukan jalan negatif ini adalah termasuk positif.

Durhaka? Bukankah durhaka terjadi jika kita tidak berbakti kepada orang tua, tapi berfikirlah bahwa kita diciptakan bukan hanya untuk berbakti tapi untuk hidup oleh Tuhan kita bukan orang tua dan meski begitu orang tua tidak akan kehilangan haknya untuk di hormati.

Itu adalah pilihan dan ini dunia bukan khayalan, sekali kau salah memilih maka tidak akan bisa kembali. Dan dari yang ku tahu bahwa penyesalan itu ada di belakang.

(C) 2013 eka diarta. rumah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun