Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Gadis yang Melayang dari Jembatan Layang

3 Maret 2021   10:56 Diperbarui: 3 Maret 2021   11:13 316 16
Gadis yang melayang dari jembatan layang....

Bagai layang-layang ia melayang
dari jembatan layang di sudut kota
mungkin cinta telah membunuhnya
suatu waktu, suatu masa

Renjana menggejolak
telah membakar hati yang dirundung
: kerinduan serupa bara api
ia melalap raga hingga menjadi abu
Sosokmu memutih dalam pandanganku
tak terjamah kasat
kubaca kau dari nurani
: kau bukan hantu nan gentayangan
tapi kau adalah wujud luka
dari masa lalu yang sakit!

Datanglah kau dalam mimpiku
kita akan berdialog
sehingga boyak lukamu segera mengering
dan tak menghadirkan racau monolog
dalam penampakanmu di jembatan layang itu!

Gadisku, siapa pun kau, datanglah
dan kita akan bercerita apa saja....

Gadis yang melayang dari jembatan layang....

Aura cinta yang wangi terpental di sepenggal jalan
luka itu bagai terancap belati
pada dada dan hatimu
: Lelaki dan selingkuh adalah jelaga hitam
dan tiap sebentar meniriskan hujan airmata

"Aku sudah tidak sanggup hidup
dalam bayang-bayang kalah!"

Kuhela napas dalam diam
wajahmu menubir di kaca spion mobilku,
kala kutengok kau yang merunduk
bertabir semayang rambut legam
: aku di sini sendiri bersama angin dan anyes melati
sungguh, aku yakin kau ada
duduk di belakang dengan wajah pasi
namun tak kasat realita

Kita membisu
bagai lagu sunyi
: kau masih terdiam bagai ada dan tiada
antropoid maya serupa angan nan gaib
dan dalam nalar mereka menyebutmu hantu!

Engkaulah gadis yang dilentuk antosian
multiwarna dalam satu wujud
: tak ada kata, tak ada sapa
hanya tangismu yang lirih menyayat
sendu pilu, giris dan satu-satu
dan aku yakin dalam satu simpul
: senandung itu adalah ruap luka
sakit yang masih membilur dalam elegi

Gadisku, siapa pun engkau,
sudilah bercerita tentang lara
: jangan hanya diam dalam runduk
atau lirikan sendu matamu
yang meneteskan airmata darah
sebab, kaca dan spion mobilku hanyalah mujarad
dan ia tak mampu memupus luka!

Bicaralah,
jangan menghilang dan melayang serupa lelawa
lengkingan dan kikikanmu bukanlah jejawab
gerbang mimpiku senantiasa
mementangkan pintu bagimu
datanglah, datanglah
: gadis yang mati bunuh diri di jembatan layang itu!

Gadis yang melayang dari jembatan layang....

Asmara bagai lelatu, tiap sebentar
meletup bak butarepan
: maaf, ini cinta yang terluka
girisnya bagai nyaring selolong anjing kejauhan

Gadis yang merupa dahiat
terpinggir oleh raga, tak kasatmata
sungguhkah kau lara dalam nanti?
"Dunia ini bukan tempatmu!"

Tetapi malam ini,
juga kemarin,
di Kuningan Jakarta, pada jalan layang itu
kau senantiasa membayang
dan sesekali duduk di jok belakang mobilku

"Ada apa denganmu, Dara?"
wajahmu nan satir dalam cadar mayang rambutmu
gaunmu bagai mafela berlumur lembayung
dari darah dan amis yang menyeruak dalam baur melati
: diam tak bergeming!

Luka akibat cinta itu merancap
dan enggan pergi bagai terbelenggu sampak
"Aku bunuh diri di jembatan layang ini!"

Aku terbahak,
kelucuan akan diriku yang dianugerahi indigo
apakah sesal atau sebuncah rasa syukur?

Tetapi bukan itu,
bukan itu yang kusesali
sebab pada tiap bilangan kata
: aku bagai pegila yang meracau tentang Kuntilanak!

Oh, gadis yang melayang di jembatan layang itu
datanglah lewat mimpi-mimpiku
sebab hanya itulah satu-satunya cara
agar kita dapat bicara dari hati ke hati

Maaf,
aku iba padamu
: dan jatuh cinta dalam pilu....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun