Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Stategi dan Teknik Bimbingan Ketika Mengalami Kesulitan dalam Kegiatan Belajar

5 Desember 2020   12:56 Diperbarui: 5 Desember 2020   13:07 389 1
Nama : Efa Farikhatin Risma
NIM   : 191330000421
Keelas : 3PGSD A7
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

Doseen Pengampu Naili Rafiqoh S.Psi., M.Si.

PENDAHULUAN
Anak didik yang mengalami kesulitan belajar sangat membutuhkan pelayanan khusus seperti halnya anak-anak karena anak didik yang tergolong mengalami kesulitan belajar ternyata memiliki kemampuan kognitif yang sangat terbatas dan tidak ada kaitannya dengan kerterbelakangan mental, masalah emosional, keterbatasan kemampuan sensorik atau masalah lingkungan. Kesulitan belajar adalah kemampuan belajar yang dihadapi anak dalam bentuk kesulitan memahami, menggunakan bahasa ujar dan tulisan yang tampak dalam bentuk kesulitan. Pada dasarnya dari setiap jenis masalah, khususnya dalam masalah belajar murid di SD, cenderung bersumber dari faktor-faktor yang melatarbelakangi (penyebabnya). Seorang guru setelah mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat melaksanakan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami murid dalam belajar. Meskipun seorang guru tidak mudah menentukan sebab-sebab terjadi masalah yang sesungguhnya, karena masalah belajar cenderung sangat kompleks.

PEMBAHASAN
Strategi dan Teknik Bimbingan.
Beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk membantu perkembangan inidvidu, yaitu :
Konseling Individual.
Konseling individual adalah merupakan bantuan yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku individu. Konseling dilaksanakan melalui wawancara langsung dengan murid. Konseling ditujukan kepada individu mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial. Dalam konseling terdapat hubungan yang akrab dan dinamis. Murid merasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor menerima murid secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Murid merasakan ada orang yang mengerti masalah pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya. Dalam konseling, berisi proses belajar yang ditujukan agar murid dapat mengenal, menerima, mengarahkan, dan menyesuaikan diri secara relialistis dalam kehidupannya di sekolah maupun di rumah. Proses konseling lebih bersifat emosional diarahkan pada perubahan sikap, pola-pola hidup sebab hanya dengan perubahan-perubahan tersebut memungkinkan terjadi perubahan perilaku dan penyelesaian masalah.
Konsultasi.
Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang profesional. Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas siswa atau sekolah.
Brown dkk. menegaskan bahwa konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan orang lain.
Bimbingan kelompok.
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap murid yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri murid. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang). Pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, serta meraih masa depan dalam studi, karier, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki, mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta pengembangan diri. Pada umumnya, aktivitas kelompok menggunakan prinsip dan proses dinamika kelompok, seperti dalam kegiatan diskusi, sosiodrama, bermain peran, simulasi, dan lainlain. Bimbingan melalui aktivitas kelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana, dan penyelesaian masalah.
Konseling kelompok.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan. Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada murid dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok bersifat pencegahan, dalam arti bahwa murid yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin memiliki suatu titik lemah dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok itu menyajikan dan memberikan dorongan kepada individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah dirinya selaras dengan minatnya sendiri. Dalam hal ini, individu-individu tersebut didorong untuk melakukan tindakan yang selaras dengan kemampuannya semaksimal mungkin melalui perilaku perwujudan diri.
Pengajaran Remedial.
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan murid atau kelompok murid tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memeluhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang terencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya (Abin Syamsuddin Makmun, 1998 : 228). Pengajaran remedial merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan, rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar. Selain dengan pengajaran remedial, bimbingan belajar juga dapat dilakukan oleh guru selama mengajar. Keberhasilan belajar siswa akan lebih memadai apabila guru menerapkan peran bimbingan waktu mengajar (Rochman, l988 : 43). Penerapan peran bimbingan waktu mengajar yang dilakukan oleh guru adalah upaya bimbingan lain dalam bentuk membimbing siswa menentukan tujuan yang hendak dicapainya, membimbing siswa dalam mencapai keberhasilannya dalam mencapai tujuan itu.
Mengajar bernuansa bimbingan.
Murid akan berhasil dalam belajar apabila guru menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan waktu mengajar. Lebih jelas bimbingan pada waktu mengajar yang dapat dilakukan oleh guru menjelaskan tujuan dan manfaat materi pelajaran, cara belajar, karakteristik mata pelajaran yang diberikan, dorongan untuk berprestasi, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi individu, penyelesaian tugas, merencanakan masa depan, memberikan fasilitas belajar, memberi kesempatan untuk berprestasi, dan lain-lain.
Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan guru sambil mengajar adalah
mengenal dan memahami murid secara mendalam;
memberikan perlakuan dengan memperhatikan perbedaan individual
memberi kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal; dan
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
Guru berusaha mempelajari dan memahami murid untuk menemukan kekuatan, kelemahan, kebiasaan dan kesulitan yang dihadapinya terutama dalam hubungannya dengan bidang studi yang diajarkannya.
Memberikan bantuan kepada murid yang menghadapi kesulitan, terutama yang berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya.
Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan jabatan/ karir.
Membimbing murid agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
Memberikan layanan perbaikan bagi murid yang memerlukannya.
Memberikan pelayanan rujukan (referal) bagi murid yang memiliki kesulitan yang tidak dapat diselesaikannya sendiri.

PENUTUP
Dalam melaksanakan kegiatan pemblajaran dan mengalami kesulitan dalam belajar kita perlu adanya bimbingan untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan adanya strategi dan teknik bimbingan belajar antara lain konseling individual, konsultasi, bimbingan kelompok, konseling keleompok, pengajaran remidial,dan mengajar bernuansa bimbingan.


DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Mulyono.2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Asli Mahastya
Slameto. 1991.  Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta
Abin Syamsudin Makmun. 2003. Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modu. Bandung : Rosda Karya
Nurihsan, Juntika, 2005. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun