Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Hukuman Kekal dan Neraka: Dua Antitesis Cinta yang Mahakuasa

8 September 2019   01:15 Diperbarui: 8 September 2019   01:22 56 1
Hukuman kekal dan neraka:
Dua antitesis  Cinta Sang MAHAKUASA

Sebelum melakukan analisa hubungan kontradiktif antara neraka,penghakiman terakhir, dan kiamat terhadap CINTA TUHAN haruslah kita bisa menggali kualitas dan fitur yang menjadi pembeda CINTA TUHAN yang nantinya bisa diperbandingkan dengan esensi makna dari neraka ,maupun hukuman terakhir sehingga kita bisa mengetahui apakah hukuman kekal itu sejalan dengan KASIH TUHAN.

Berbicara soal kualitas Cinta Tuhan atau mahacinta,bagaimanakah seharusnya kita membuat parameter tentang kasihNya?mengukur atau mendefinisikan Kemahacintaan Tuhan,pribadi yang diluar penjangkauan logika atau indra manusia mungkin terlalu sulit.  Namun cara termudah membuat parameter seperti apa kualitas cinta sejati itu, adalah dengan melihat  cinta terbaik dalam kehidupan. Apa itu?Cinta Orangtua. Mengapa Cinta Orangtua menjadi parameter yang bisa kita pakai untuk mendefiniskan Mahacinta. Karena saat ini belum pernah ada yang bisa melampaui  cinta orang tua. Mari kita lihat beberapa jenis cinta untuk melihat betapa luar biasanya cinta orang tua.

Cinta eros atau yang sering disebut cinta lawan jenis. Cinta ini muncul karena adanya ketertarikan fisik, kecocokan karakter,maupun kekayaan. Dua hal ini kadang yang membuat cinta ini tak bertahan lama. Saat seseorang berorientasi pada fisik semata,maka ketika pasangannya sudah tak menarik lagi,ada kemungkinan dari pasangannya untuk mencari yang lebih menarik.
Lalu faktor kecocokan karakter membuat pasutri yang ego dengan mudahnya menghentikan cinta mereka karena ketidakcocokan karakter yang ditemukan dalam diri pasangan.
Faktor kekayaan dewasa ini juga menjadi parameter banyak orang untuk mencari pasangan. Berapa banyak keluarga dan cinta yang hancur karena menemukan pasangan lain yang lebih kaya. Maka kekayaan pun dapat menjadi faktor pengakhir cinta ini.

Jenis cinta yang kedua adalah cinta karena persaudaraan. Cinta ini muncul karena ada hubungan darah dari dua orang. Jenis cinta ini sangat rentan dipengaruhi oleh faktor ekonomi,lebih spesifiknya warisan. Berapa banyak saudara yang tega membodohi bahkan kadang membunuh saudaranya sendiri demi warisan.

Lalu adapula cinta anak terhadap orang tua. Cinta ini muncul karena rasa sayang anak terhadap orang tua. Namun inikah cinta yang kita bisa pakai untuk menjadi parameter kita? Tidak. Karena kebanyakan anak saat ini,karena dibutakan motif penghematan ekonomi maupun kemalasan untuk berkorban dan mengabdi, tidak mau merawat orang tua. Bahkan banyak anak yang tega mengakali orang tua supaya dapat warisan.

Masih adakah cinta yang lain?ada dan cinta terakhir inilah yang akan menjadi parameter kita untuk mendefinisikan Cinta Tuhan. Cinta ini adalah orangtua.

Mengapa demikian?
Dari faktor fisik,cinta orang tua tidak memperdulikan kondisi fisik  anak mereka. Mau anaknya sehat maupun cacat,cantik maupun kurang cantik, pintar ataupun bodoh, dll orang tua akan selalu menyayangi anak mereka dengan kualitas cinta yang sama.
Dari faktor ekonomi. Orangtua tidak akan memperdulikan kondisi ekonomi mereka ketika besar. Mau sukses maupun kurang sukses tangan orang tua akan selalu terbuka untuk anaknya.
Dari faktor kecocokan karakter. Apapun karakter mu entah itu baik atau buruk tidak akan mempengaruhi cinta orangtua kepadamu. Sejahat-jahatnya anak tidak akan ada yang dibenci orang tuanya sendiri.

Lalu disamping kekebalan cinta orangtua dari faktor penghancur diatas, ada satu lagi fitur yang luar biasa penting dalam cinta orang tua. Cinta orang tua memiliki fitur HUKUMAN EDUKATIF. Semua hukuman yang diberikan orang tua yang diberikan kepada anaknya tidak lain dan bukan adalah wujud CINTA dari orang tua yang ingin mendidik anaknya untuk tidak mengadopsi kesalahan menjadi kebiasaan maupun karakter yang akan berdampak buruk bagi anak  ketika dewasa. Adakah orang tua yang tega menghukum mati anaknya ketika anaknya melakukan kesalahan seberat apapun itu?saya berani bertaruh tidak akan pernah ada orang tua yang akan melakukan HUKUMAN DESTRUKTIF(membinasakan) kepada anaknya.

Maka dari paparan diatas kita bisa menyimpulkan bahwa standard kualitas cinta tertinggi yang kita miliki sebagai manusia adalah cinta orang tua. Jadi saat kita memikirkan cinta Tuhan, kualitas Cinta Tuhan pastilah diatas cinta orang tua dan TIDAK MUNGKIN DIBAWAH KUALITAS CINTA ORANG TUA karena IA SENDIRI MEMILIKI KUALITAS YANG SEMPURNA TERAMAT JAUH DARI MANUSIA.

Jika orangtua mencintai anaknya tanpa memandang faktor fisik pastilah Tuhan mencintai anak-anaknya tanpa melihat rupa.

Jika orangtua tidak memperdulikan harta anaknya saat mengasihi anaknya, maka Tuhan pun mengasihi semua anakNya tanpa memperdulikan faktor ekonomi.

Jika orang tua mencintai anaknya apapun karakternya demikianlah TUHAN mencintai kita manusia apapun karakter kita.

Jika orang tua menghukum anaknya secara EDUKATIF dan BUKAN DESTRUKTIF(MEMBUNUH/MEMBINASAKAN), maka pastilah TUHANPUN JUGA MENGHUKUM DENGAN VISI EDUKATIF DAN BUKAN DESTRUKTIF.

Nah poin keempat tentang hakikat HUKUMAN EDUKATIF yang menjadi standard cinta orang tua(standard tertinggi cinta manusia) pastilah ada dalam cinta TUHAN(yang memiliki standard jauh diatas standard manusia) dan tidak mungkin TUHAN MENERAPKAN HUKUMAN DESTRUKTIF yang  notabene secara faktual berada dibawah HUKUMAN EDUKATIF karena tidak akan pernah ada orangtua(kecuali yg abnormal atau psycopath) yang menghukun anaknya sendiri sampai mati.

Lalu apa hubungan antara HUKUMAN KEKAL (dan berbagai bentuknya seperti neraka dan lain lain) dengan fitur diatas?HUKUMAN KEKAL ITU BERSIFAT DESTRUKTIF karena bertujuan menghancurkan/menyiksa yang dihukum saja,tanpa adanya proses EDUKASI. Maka HUKUMAN KEKAL TIDAKLAH MUNGKIN DITERAPKAN TUHAN KARENA TUHAN SENDIRI MAHACINTA DAN FITUR HUKUMAN EDUKATIF LAH YANG KOMPATIBEL DENGAN KASIH TUHAN.

Lalu jika bukan hukuman kekal?hukuman apakah yang kompatibel dengan hukuman edukatif?REINKARNASI lah jawabnya. Dengan reinkarnasi setiap makhluk memiliki tugas/hukuman/pr yang dibawa dari kehidupan sebelumnya . Jika hukuman selesai dijalankan,maka setiap makhluk akan NAIK KELAS di alam yang lebih tinggi. Jika hukuman tidak selesai dijalankan dia akan TINGGAL KELAS di kehidupan berikutnya alias harus menyelesaikan hukuman/karma buruk. Jika hukuman tidak selesai dijalankan ditambah melakukan tindakan yang buruk dan menambah hukuman,dia akan TURUN KELAS dilahirkan dialam yang lebih rendah dengan hukuman yang lebih berat.
Lalu apa yang menjadi wisuda kita?ketika kita bisa lepas dari proses reinkarnasi dan bersatu dengan TUHAN.
.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun