Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Pembukaan Tahun Ajaran Baru Ditunda, Liburan Semakin Panjang

14 Agustus 2020   18:59 Diperbarui: 14 Agustus 2020   19:10 64 28
Sekiranya, 24 Agustus mendatang menjadi pembukaan ajaran tahun ajaran sekolah di Filipina. Biasanya, tahun ajaran baru sudah berlangsung sejak bulan Juni dan Juli. Namun, karena krisis pandemi, pemerintah Filipina mengundurnya hingga 24 Agustus mendatang.

Rupanya, tanggal yang ditetapkan ini bukanlah kata akhir. Banyak pendapat dari kalangan pemerintah untuk kembali menangguhkan pembukaan tahun ajaran baru.

Hari ini (14/8), Menteri Pendidikan Filipina, Leonor Briones menyatakan jika pembukaan tahuan ajaran baru diundur hingga 5 Oktober. Keputusan ini pada dasarnya bertujuan untuk kebaikan umum. Siapa pun tidak ingin agar pandemi korona menjadi beban di dunia sekolah.  

Para pelaku pendidikan, baik itu para guru maupun para siswa harus menunggu sebulan lagi untuk memulai tahun ajaran baru. Salah satu alasan di balik penundaan pembukaan ajaran baru ini adalah soal perkembangan pandemi korona di Filipina.  

Di tingkat ASEAN, Filipina menempati posisi pertama sebagai negara yang mempunyai kasus terbanyak. Padahal, Indonesia sempat memimpin jumlah kasus lebih dari sebulan.

Dari data kemarin (13/8), terdapat 4002 kasus baru yang ditemukan. Total kasusnya adalah 147,526, dengan kasus aktif 74,713 dan yang sembuh 70,387. Perbedaan dengan Indonesia adalah jumlah kasus kematian. Sejauh data kemarin, Filipina mempunyai 2,426 kasus kematian bila dibandingkan dnegan Indonesia 5,968 orang.

Jumlah kasus di Filipina meningkat sejak pemerintah melonggarkan masa karantina. Mobilasi massa sulit dikontrol. Siapa pun ingin keluar rumah untuk bekerja atau mencari penghidupan. Namun, pelonggaran ini berujung pada lonjakan kasus virus korona.

Meningkatnya kasus ini menjadi alarm di pemerintah. Makanya, pemerintah kembali menerapkan aturan karantina di beberapa wilayah. Tidak hanya itu, pemerintah juga menyeruhkan untuk meninjau kembali pembukaan tahun ajaran baru sekolah.

Selain itu, persoalan lain dari pembukaan tahun ajaran baru adalah soal kesiapan pelaku pendidikan. Seperti di Indonesia, banyak siswa yang merasa sulit untuk melakukan proses belajar jarak jauh dengan menggunakan media teknologi. Masih banyak pihak yang ingin melakukan pembelajaran tatap muka.  

Keterbatasan fasilitas internet dan medium untuk belajar menjadi salah satu alasan. Misalnya, di provinsi saya menetap, tidak  semua tempat bisa terjangkau dengan signal internet yang kuat dan memadai. Bahkan beberapa tempat masih kesulitan mengakses signal internet.

Di level keluarga, tidak semua keluarga mampu secara finansial untuk menyediakan fasilitas belajar. Alih-alih berpikir tentang fasilitas teknologi, banyak keluarga yang malah berpikir untuk memenuhi kebutuhan harian seperti makanan.

Keputusan penundaan tahun ajaran baru sekolah bisa menjadi harapan baru. Paling kurang, orangtua dan para siswa tetap berharap agar pemerintah bisa menemukan solusi untuk menjawabi persoalan yang dihadapi dalam hal belajar jarak jauh.

Menunda waktu pembukaan tahun ajaran baru ikut memperpanjang liburan para siswa. Secara umum, aktivitas sekolah di Filipina dihentikan semenjak pertengahan bulan Maret. Penghentian ini berbarengan dengan keputusan pemerintah yang menyatakan bahwa Filipina mesti dikarantina karena pandemi korona.

Kalau dihitung-hitung, hampir enem bulan anak sekolah dirumahkan. Sementara para guru sendiri sudah beraktivitas seperti menghadiri pelbagai seminar yang berhubungan dengan aktivitas belajar mengajar selama pandemi. Bahkan beberapa guru juga sudah ngebut dengan menyiapkan modul dan langkah-langkah agar para siswa bisa belajar.

Berada di rumah setiap hari bukanlah pengalaman menyenangkan. Beberapa kali saya bertanya kepada anak-anak yang berada di bangku SD dan SMP tentang situasi mereka.

Terlebih khusus di tengah liburan panjang yang sementara mereka jalani. Umumnya, mereka menjawab jika mereka bosan dengan situasi yang terjadi. Mereka ingin kembali ke sekolah.

Penundaan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat kembali memperpanjang liburan para siswa. Liburan yang kadang tidak menyenangkan. Hanya nonton, bermain phone, atau bermain dengan teman-teman sebaya.

Saya kadang melihat beberapa anak mulai menemani ibu mereka berjualan sayur, berjualan makanan di pinggir jalan, atau juga pergi ke sungai mencuci pakaian. Kegiatan ini boleh saja dilakukan karena ingin mengusir rasa bosan dan juga mengisi hari-hari liburan.

Pandemi membawa situasi yang sangat rumit. Membiarkan anak-anak pergi ke sekolah bukanlah hal yang gampang. itu sangat beresiko. Keputusan penundaan tahun ajaran baru merupakan salah satu langkah untuk tidak membiarkan para pelaku pendidikan masuk dalam situasi yang rumit di tengah pandemi korona.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun