Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Ketika Suami dan Istri Mengakui Perselingkuhan Mereka Masing-masing

15 Maret 2020   08:33 Diperbarui: 15 Maret 2020   08:38 688 8
Selingkuh merupakan salah satu kosa kata yang acap kali menghiasi relasi cinta, entah pada level pacaran maupun pernikahan. Pastinya, setiap pasangan ingin menghindari kosa kata ini sebagai bagian dari relasi mereka.

Ada yang berhasil menghindari "selingkuh" dalam relasi mereka. Hal itu terjadi karena setiap orang menghargai dan menjaga pasangannya dengan penuh kasih.

Tidak sedikit pula pasangan yang gagal menjaga kesetiaan mereka. Kosa kata selingkuh tak bisa terhindarkan. Ujung-ujungnya, hal itu menghadirkan konflik dan perceraian.

Perselingkuhan itu sendiri bisa terjadi pada salah satu pasangan. Yang dikhianati bisa menjadi marah, kecewa dan sedih. Sebaliknya yang melakukan perselingkuhan akan menyesal dan malu karena situasi tersebut.  

Namun ada pula pasangan yang berselingkuh tanpa sepengetahuan satu sama lain. Sang suami mempunyai selingkuhan di tempat lain, begitu pula sang istri. Tentunya, situasi ini menjadi rumit karena setiap orang hidup dalam bayang-bayang yang kelam.

Adalah Mirna pernah berkisah tentang relasi dengan suaminya. Menurut Mirna, keduanya mengakui satu sama lain kalau mereka telah berselingkuh.

Hal itu bermula saat sang suami mendapatkan pesan singkat dari selingkuhan istrinya. Sapaan yang tidak sewajarnya untuk istrinya membuatnya sang suami curiga. Tidak puas pada level curiga, sang suami menanyakan hal itu secara langsung. Sang istri mengakuinya dan menjelaskan sebab persoalannya.

Menurut Mirna, suaminya kerap pergi  dan bekerja di luar kota. Saat kembali ke rumah, suaminya tidak terlalu peduli pada dirinya. Bahkan sang suami kerap berkumpul dengan teman-temannya daripada melayani keluarga dan berada di rumah.

Situasi ini membuka peluang bagi Mirna mengenal pria lain. Berawal dari membagi minat dan hobi dengan pria itu, perkenalan itu berujung pada relasi kasih.

Saat suaminya berada di luar kota, Mirna dan selingkuhannya kerap menghabiskan waktu berdua. Relasi itu pun tidaklah sesaat. Hampir tiga tahun Mirna menyembunyikan relasi itu dari hadapan suaminya.

Saat Mirna menjelaskan situasi itu, sang suami pun mengakui kalau saat berada di tempat jauh, dia juga mempunyai relasi dengan perempuan lain. Mirna hanya merasa bingung dengan situasi tersebut.

Awalnya Mirna dan suaminya ingin memperbaiki situasi tersebut. Apalagi mereka mengingat kedua anak mereka. Namun Mirna mengatakan kalau laiknya gelas yang pecah yang sulit disatukan, relasi mereka juga sudah tidak seperti dulu lagi.

Sebagai jalan keluar, keduanya memutuskan untuk pisah sembari tetap mendukung kedua anak mereka. Anak-anak mengikuti Mirna.

Peluang berselingkuh bisa mengintai siapa saja. Tidaklah benar kalau hanya salah satu pihak yang mempunyai tendensi dan peluang untuk berselingkuh. Siapa saja bisa terjebak pada situasi tersebut.

Andaikata dua belah pihak yang terjebak pada situasi yang sama, boleh jadi ada sesuatu yang terjadi dalam relasi tersebut.

Bisa saja hal itu terjadi karena keduanya tidak menemukan kepuasan batiniah dari relasi tersebut. Karenanya, pilihan untuk mencari pasangan lain menjadi salah satu alternatif untuk mencapai kepuasan perasaan tersebut.

Pada saat salah satu pihak atau pun kedua pihak memutuskan untuk menjalin relasi dengan orang lain, pada saat itu pula ada sesuatu yang beres di dalam keluarga. Mencari sebab dari persoalan itu merupakan cara untuk mencari solusi.

Menyalahkan pihak yang berselingkuh kadang tidak menyelesaikan persoalan. Hal itu malah memunculkan persoalan baru. Jadi, kita bisa memulai memperbaiki diri dari dalam komunitas keluarga.

Perbaikan diri bermula dari pembaharuan di dalam keluarga. Setiap orang mengevaluasi diri dan relasi sembari berupaya untuk memaafkan yang bersalah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun