Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Quantum Leap

24 September 2010   10:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:00 1611 0
Setiap orang, apabila berusaha, suatu saat akan mengalami lompatan besar atau dalam bahasa kerennya Quantum Leap. Lompatan tersebut dapat berupa karir, rezeki, jodoh yang lama ditunggu dan sebagainya. Lompatan itu biasanya terjadi pada usia produktif, paling tidak hingga usia 40-an tahun. Apabila lewat usia tersebut, hampir dipastikan sulit untuk memeroleh keajaiban tersebut. Quantum Leap kadang-kadang tidak dapat diduga, direncanakan, tapi datang secara tiba-tiba dan apabila tidak siap malah bisa berlalu begitu saja. Misalnya suatu saat kita mendapat tawaran mengerjakan proyek senilai 1 Milyar, padahal selama ini paling-paling di bawah seratus jutaan. Bila tidak siap maka berlalu sudah kesempatan tersebut, dan belum tentu datang dua kali. Namun quantum leap tidak serta merta datang begitu saja tanpa sebab. Ibarat tanaman, bila tiap hari disiram, suatu saat akan berbuah, walaupun tidak semuanya berbuah, bahkan bisa jadi berbuahnya di rumah tetangga. Untuk itu, mumpung masih muda, tanamlah budi baik kita kepada siapapun dengan ikhlas. Suatu saat dari banyaknya tanaman budi yang kita sirami, satu dua pasti masih ada yang ingat kita. Bahkan mungkin bukan dari tanaman yang kita siram, tapi orang lain yang tidak kita kenal, namun dia bisa mengenal kita dari orang yang kita tanami kebaikan. Di samping itu dibutuhkan kesabaran dan tetaplah menanam budi walaupun buahnya belum datang juga, karena tidak selamanya apa yang kita tanam berhasil dalam waktu singkat. Kejujuran dan amanah merupakan kunci yang lain dalam memupuk tanaman kitam karena bisa jadi tanaman kita tidak tumbuh karena tidak diberi pupuk tersebut. Kemudian pupuk terakhir adalah selalu siap bila buahnya telah masak, walaupun kita sendiri belum mampu mengolahnya. Gunakan orang lain untuk mengolah buah tersebut. Misalnya kita ditawari proyek yang sebenarnya tidak mampu dikerjakan sendiri, tetaplah diterima, lalu kita cari orang yang sanggup mengerjakan dengan biaya lebih rendah dari penawaran teman kita. Jangan pernah menolak rezeki, sekali lagi, karena belum tentu akan datang dua kali. Sekali menolak, orang akan berpikir dua kali untuk memberikan rezeki kepada kita, kecuali bila bertentangan dengan hal-hal prinsip. Pengalaman telah membuktikan, ketika awal-awal bekerja rasanya untuk bertahan hidup saja sulit, dan bila dihitung secara matematis, hingga pensiunpun tidak mungkin kebeli katakanlah mobil atau rumah. Namun di tengah perjalanan waktu, seiring dengan meningkatnya kebutuhan, ada saja orang lain yang tiba-tiba menawarkan pekerjaan sampingan yang hasilnya lebih besar daripada pekerjaan utama. Demikian pula dengan karir, bila dihitung matematis rasanya sulit untuk mencapai kedudukan tertinggi. Namun dengan tidak diduga ada kebijakan lain (waktu itu) yang dapat mempercepat kenaikan pangkat sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai jenjang tertinggi menjadi lebih pendek. Selama hidup ini kita akan menemukan berbagai keajaiban berupa lompatan-lompatan strategis, apabila kita memang sungguh-sungguh ikhlas dalam mengerjakan sesuatu dan pandai menanam budi baik kepada siapapun. Menanam budi tidak semata-mata dengan uang, tapi juga amalan tenaga, ilmu, doa, dan sebagainya. Bila dalam usia 40 tahun belum ada lompatan, maka mulailah introspeksi diri, apa yang salah dalam diri kita. Mungkin kita tidak disukai orang, mungkin pula kita terlalu kaku menghadapi hidup, atau ada dosa kita yang tidak disadari namun mengganjal langkah kita (biasanya dosa kepada orang tua). Segera perbaiki diri dan tetaplah bersabar dan istiqomah dalam menghadapi hidup ini, untuk mencapai langkah terbaik. NB. Sumber gambar disini tulisan ini juga dapat dibaca di ngerumpi.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun