Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Makan dan Berobat di Semak Belukar

4 Mei 2011   03:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:06 1501 0
Lahan kosong atau kebun yang dibiarkan begitu saja tanpa dipelihara, secara alami akan ditumbuhi berbagai macam tanaman. Tanaman yang tidak jelas dari mana asal-usulnya akan berkompetisi agar bisa tumbuh dan bertahan hidup disana. Kumpulan tanaman yang tumbuh liar menjadi tanaman semak belukar yang acapkali tidak sedap dipandang. Terkadang mata ini tidak tahan melihat tanaman liar dan buru-buru dibabat habis, dibakar atau disemprot herbisida untuk dimusnahkan. Apabila dikaji lebih dalam, ternyata semak belukar memiliki potensi sebagai tanaman pangan, hias, dan obat-obatan. Namun minimnya pengetahuan membuat persepsi bahwa semak belukar harus diberantas.

Dilihat dari kaca mata orang pertanian, semak belukar yang mengganggu tanaman pokok atau budidaya dikategorikan sebagai gulma. Gulma merupakan tanaman pengganggu yang merugikan petani sebab menjadi kompetitor tanaman utama. Usaha pengendalian gulma dilakukan secara manual atau dengan penyemprotan herbisida. Dilihat dari sudut pandang Farmasi, tanaman yang dianggap gulma ternyata memiliki khasiat sebagai tanaman obat. Ahli Botani atau Taksonomi berbicara lain, mereka lebih mengkaji bagaimana diversitas atau keanekaragaman hayati tanaman liar atau gulma. Dari sudut pandang yang berbeda coba disatukan untuk mendapatkan keuntungan dari tanaman pengganggu, gulma atau semak belukar.

Mungkin tidak banyak yang tahu bahan dasar shampoo, atau tonic rambut. Shampoo memakai bahan campuran dari tanaman Urang-aring atau bahasa ilmiahnya ECLIPTA PROSTATA, adalah tanaman semak yang acapkali disingkirkan petani, sebab mengganggu tanaman kebun. Begitu juga dengan Pegagan (CENTELA ASIATICA) yang terus dibasmi oleh petani, tetapi para hali farmasi menyatarakan Pegagan dengan GINKO BILOBA. Masih banyak lagi tanaman liar yang dijadikan obat atau jamu yang berkhasiat, namun kurangnya pengetahuan, maka potensi tersebut dibuang begitu saja.

Potensi tanaman liar, selain sebagai tanaman obat, juga bisa dijadikan tanaman pangan. Penduduk pedesaan memanfaatkan sebagian tanaman liar yang menjadi gulma pertanian sebagai bahan pangan. Walau hanya sekedar sebagai sayur, atau lalapan setidaknya sudah bisa memenuhi kebutuhan sayur. Keluarga Bayam-bayaman (AMARANTACEAE), bisa dijadikan bahan sayuran dengan kandungan Zat Besi yang tinggi. Krokot (PORTULACA OLEORACEAE) daun mudanya bisa dijadikan lalapan. Kelebihan tanaman liar atau gulma sebagai bahan pangan ''sayur'', adalah bebas pestisida, sebab tidak ada petani yang membudidayakan dan menyemprot pestisida. Masih banyak lagi tanaman liar yang bisa dijadikan sumber makanan, tinggal seberapa banyak melihat potensinya.

Mungkin saat ini mata hanya memandang sebelah untuk tanaman-tanaman liar, tanpa menyentuh sedikitpun potensinya. Ilalang yang tumbuh disembarang tempat seolah hanyalah tanaman perusak, namun diperakarannya tersimpan apotek alami. Jika mata lebih jeli lagi, maka akan terkesima dengan beberapa tanamanam yang bisa dijadikan penghias. Keluarga Kacang-kacangan bisa dijadikan tanaman penutup, agar terkesan hijau dan ARACHIS PINTOI yang sekarang sedang menjadi trend penghias taman.

Gulma, tanaman liar, tanaman pengganggu apalah namanya, jika dipandang dari berbagai sudut sangat menarik untuk dikaji. Bolehlah petani membasmi dengan menyiangi atau menyemprot herbisida. Orang Farmasi silahkan bereksperimen untuk melihat kandungan obatnya. Ahli taksonomi dan Botany juga akan sangat senang sekali dilaboratorium dengan stereomikroskopnya melihat keanekaragaman hayati. Tinggal kacamata ini mau diarahkan kemana untuk memperlakukan tanaman tersebut, kiranya setiap ada potensi bisa dipakai semaksimal mungkin. Tuhan tidak pernah salah dalam mencipta, didalamnya ada misteri yang harus diungkap dan dimanfaatkan untuk umat manusia.

Salam

DhaVe
KK040511,09.45

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun