Mohon tunggu...
KOMENTAR
Film Pilihan

"Janji Joni" dan Dokumentasi Teknologi Analog Sinema di Indonesia

6 Oktober 2021   22:00 Diperbarui: 6 Oktober 2021   22:03 1050 7

Film bisa menjadi dokumentasi situasi pada masa tersebut. Dalam film "Janji Joni" (2005), bukan hanya ceritanya yang asyik disimak, namun juga teknologi sinema pada masa tersebut, yang terbilang usang, apabila dibandingkan dengan teknologi sinema pada masa kini. Di situ penonton bisa melihat teknologi sinema tanah air yang masa itu masih menggunakan teknologi analog.

Dalam film yang dibintangi Nicholas Saputra tersebut, Joni (Nicholas Saputra) dikisahkan memiliki profesi sebagai pengantar roll film. Profesi ini diwarisinya secara turun-temurun. Dan Joni menjalankannya dengan penuh semangat sebagai pekerjaan paruh waktunya, di luar waktu berkuliah.

Dalam cerita Joni yang berlatar awal tahun 2000-an, sebuah film yang sama akan diputar oleh dua bioskop yang berdekatan. Satu film hanya ada satu kopi untuk beberapa bioskop untuk memangkas biaya. Oleh karenanya pada masa tersebut, jadwal film satu bioskop dan bioskop lainnya berbeda satu sama lain karena kopi filmnya bisa jadi dipakai bergantian.

Nah yang bikin situasi lebih kompleks, satu kopi film bisa terdiri dari beberapa roll film. Satu film bisa terdiri dari 3-6 roll film.

Tugas si Joni adalah mengantar roll film tersebut bergantian ke satu bioskop ke bioskop lainnya. Ia bisa beberapa kali mondar-mandir ke satu bioskop ke bioskop lainnya bergantung durasi pemutaran film dan jumlah roll filmnya.

Jika ia tak kunjung membawa roll film ke bioskop kedua, maka layar bioskop akan mulai muncul garis-garis. Jika ia terlambat maka petugas pemutar proyektor bioskop bisa memasang layar berisi permohonan maaf kesalahan teknik, yang bisa berujung mengamuknya penonton.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun