Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Covid-19, Musibah atau Anugerah?

25 September 2021   06:31 Diperbarui: 25 September 2021   06:36 104 1
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar covid-19? Takutkah? Kesalkah? Sedihkah? Atau biasa saja? 

Setiap orang pasti punya perasaan dan tanggapan berbeda mengenai virus satu ini. Pastinya semua itu tergantung dampak yang diterimanya. Juga tergantung bagaimana dia menyikapi setiap dampaknya.

Maka pasti kita temukan orang-orang yang bersyukur dengan setiap keadaan yang dia terima. Ada pula yang mengeluh dan merasa bahwa covid ini adalah musibah yang luar biasa. Pertanyaannya, yang manakah kita? Orang yang bersyukur atau tertekan dengan keadaan?

Satu hal yang harus kita luruskan. Seperti apa pun virus ini dan dampak apa pun yang kita terima. Kita harus sadar bahwa bagaimana pun juga virus ini adalah makhluk Allah, bergerak atas kehendak Allah. Pastinya ia tidak bergerak tanpa sebab atau hikmah.

Maka baiknya kita tidak berlebihan dalam menanggapi virus ini. Maksud dari berlebihan di sini adalah kita menganggap virus ini adalah penyebab dari semua yang terjadi dan masalah yang luar biasa. Lalu, kita tidak menyandarkan semuanya kepada Allah dan tidak mencari pelajaran dari semua ini.

Kita sangat yakin bahwa virus inilah yang salah. Padahal bisa jadi kitalah yang salah di sini. Karena covid itu kan adalah makhluk yang tidak berakal.

'Ah, kamu nggak ngerasain aja. Jadi bisa bilang seperti itu.'

Oke, memang tidak semua orang merasakan dampak luar biasa dari virus ini. Banyak yang harus kehilangan anggota keluarga, harta, jabatan, bahkan ketenangan. Kita juga memang tidak bisa men-judge mereka tidak sabar atau tidak bisa bisa mencari hikmah dari cobaan ini, jika kita tidak terkena dampak seperti itu.

Namun, kembali lagi ke penerimaan kita. Soal itu tidak memiliki nilai, tetapi jawaban kitalah yang akan menghasilkan nilai. Jadi, nilai covid bagi diri kita, ditentukan oleh kita sendiri. Perihal kehilangan, sejak awal kita memang tidak memiliki apa pun, kan?

Hakikatnya semua adalah milik Allah. Kita hanya 'dititipi' oleh Allah. Rasa kehilangan hadir ketika kita merasa memiliki sesuatu. Hal itu juga yang membuat kita terjatuh dan sengsara.

Banyak juga, kok, orang-orang yang bisa bersyukur meskipun mendapatkan musibah lebih besar dari kita. Bahkan kehilangan yang lebih banyak dari kita. Lalu, mengapa kita tidak bisa? Sedangkan Allah mengatakan bahwa kita akan diuji sesuai dengan batas kemampuan kita.

Mengambil hikmah dari kisah nabi Ayyub. Beliau Allah berikan ujian dengan kehilangan banyak hal, harta bahkan anak-anak tercintanya. Selain itu, beliau juga Allah berikan penyakit kulit selama bertahun-tahun. Namun, apakah beliau mengeluh? Tidak, bahkan beliau terus mengatakan 'alhamdulillah' untuk setiap cobaan yang beliau terima.

Padahal jika beliau meminta untuk Allah sembuhkan, pasti akan Allah kabulkan. Namun, beliau tidak meminta hal itu. Setelah bertahun-tahun lamanya penyakit tersebut menimpa beliau, akhirnya beliau berdoa kepada Allah. Namun, bukan meminta kesembuhan secara langsung. Lalu, apa yang beliau minta?

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (Q.S Al-Anbiya' [21] : 83)

Surat di atas memberi tahu kita tentang kesabaran serta rasa syukur nabi Ayyub. Beliau tidak meminta kesembuhan, tetapi memuji Allah. Lalu, apa yang terjadi? Allah menyembuhkan penyakit beliau dan memberikan apa-apa yang pernah Allah ambil dari beliau--harta dan anak-anaknya.

Mengapa nabi Ayyub berdoa seperti itu? Karena beliau yakin akan pertolongan Allah. Beliau malu meminta kepada Allah karena merasa selama ini kebaikan Allah lebih banyak daripada musibah atau ujian yang beliau dapatkan.

Bagaimana dengan kita? Terkadang kita merasa ujian sedikit pun sudah merupakan beban. Jarang sekali kita bersyukur ketika sempit atau dalam kesulitan. Bisakah kita juga bersyukur pada kondisi saat ini? Jawabannya tentu bisa.

Bahkan, jika kita bersyukur dengan apa pun yang kita alami karena covid-19 ini. Allah akan berikan kita ketenangan atas setiap ketetapan-Nya. Kita pun akan mendapatkan hikmah atau pelajaran dari setiap kejadian yang menimpa kita.

Nyatanya segala sesuatu yang kita alami merupakan dampak dari apa yang pernah kita lakukan.  Bisa jadi ini adalah teguran untuk kita yang sudah zalim dan melampaui batas. Agar kita kembali dan menyadari keagungan Allah.

Atau bisa jadi virus ini datang untuk menjadi wasilah agar kita mendapatkan pahala kesabaran dari Allah. Wallahualam.

Jadi, kamu mau menjadi orang yang bersyukur atau mengeluh karena covid?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun