Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi Pilihan

Trio : SF Andro, Max V & Max C2

24 September 2014   09:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:44 2621 1

Bab 1Prologue

Perjalanan saya bersama Smartfren sebenarnya cukup panjang, sejak dari awal 2011. Mulai dari mengenal Smartfren, karena dipinjamin modem; abang beli modem seharga hampir sejuta, tapi sinyal tidak bagus waktu itu, jadi ga terpakai; sampai akhirnya beli sendiri AC2726i (rev A) seharga hampir 600ribu; kemudian ganti lagi jadi CE81B (rev B) di akhir 2013, yang dipakai sampai sekarang. Mulai dari paket Internet Smartfren yang masih “True Unlimited”, sampai sekarang “FUP Limited”, sehingga beralih ke paket volume based. Akan saya ceritakan di kesempatan lain jika memungkinkan.

Bab 2Gadget Smartfren

Sampai saat ini saya memiliki 3 gadget dari Smartfren, SF Andro dari sejak bulan Juni 2012, SF Andromax V dari bulan Juli 2013, dan SF Andromax C2 dari bulan Juli 2014. Boleh dibilang setiap tahun beli satu gadget. Ketiganya masih bisa berfungsi, tapi hanya andromax V yang dipakai sebagai Hp utama, C2 sebagai secondary dan SF Andro sebagai bahan eksperimen dan otak/i.

Awal kisah saya bersama SF Andro dimulai dari pulsa yang tiba-tiba hilang dan internet modem yang terputus. Setelah komplain ke Galeri, malah “teracuni” untuk beli SF Andro karena harganya yang murah. Setelah pakai setahun lebih, ingin upgrade ke yang lebih canggih. Waktu itu bertepatan dengan peluncuran Andromax V. Hampir saja saya berpaling dan beli Samsung Es 4 gara-gara kelangkaan stok di awal peluncuran. Tapi ternyata saya masih berjodoh dengan Smartfren. Sedangkan Max C2 saya beli sebagai Hp pengganti pada saat Max V diklaim garansi, berhubung SF Andro cuma bisa single SIM CDMA, sementara saya butuhnya CDMA-GSM. Setelah klaim garansi selesai, maka Max V kembali menjadi Hp utama.

Bab 3Alasan memilih gadget Smartfren

Tiga alasan utama saya lebih memilih gadget dari Smartfren dibanding brand lainnya :

01.Internetan lewat kartu Smartfren. Inilah alasan terkuat bagi saya dalam memilih andromax series. Saya bahkan rela menahan diri dari godaan untuk upgrade ke Hp android GSM lain yang lebih canggih, hanya karena Hp lain tidak bisa dipasangin kartu Smartfren. Dari berbagai penyedia internet yang terus menerus saya seleksi, sampai hari ini, masih tetap Smartfren lah yang mampu menyediakan paket internet yang kencang dengan harga yang bersahabat

02.Harga yang pas dengan kinerja yang ditawarkan di jamannya (Price to perfomance). Di luar sana sebenarnya juga ada Hp lain yang canggih, atau bahkan yang support CDMA, tapi harganya sudah beda jauh. Andromax series masih lebih “worth” untuk dibeli, untuk perfoma yang ditawarkan pada saat saya beli. Sejak pembelian Max V sampai sekarang, saya belum melihat adanya hp lain yang support kartu Smartfren (termasuk Fitri S), dan cukup “worth” sebagai upgrade dari Max V.

03.Dukungan Galeri Smartfren. Hp canggih, tanpa adanya dukungan after sales yang mantap, pasti akan ditinggal oleh konsumen. Daripada beli brand lokal lain yang belum tau di mana Service center nya, mending beli andromax yang sudah pasti  ada banyak galeri tersebar di berbagai kota. Sehingga saya yakin bahwa after sales service (termasuk klaim garansi) pasti akan lebih terjamin dibanding brand lokal lainnya. Terbukti dari dua kali klaim garansi di Max V saya (lamanya 20 hari dan 15 hari), yang tergolong masih memuaskan menurut saya. Meskipun begitu, Smartfren masih harus berbenah di bidang after sales ini, karena masih ada beberapa teman saya di dunmay, yang mengalami kesulitan dan pengalaman tidak menyenangkan dalam proses klaim garansi mereka.

Sementara secara spesifik per Hp, alasan saya beli :

01.Smartfren Andro (SFA) : Harganya lebih murah dengan spek yang mirip dengan Hp yang ingin saya beli waktu itu (cuma setengahnya), seperti layar IPS WVGA (480x800), CPU 1 GHz, RAM 512 Mb; meskipun ada beberapa spek yang dikurangin; dapat kuota gratis 1 Gb setiap kali isi pulsa 50 ribu, sebanyak 12 kali.

02.Smartfren Andromax V (Max V) : Satu-satunya Hp Quadcore 1,2 Ghz MT6589 di Indonesia waktu itu yang punya layar HD (720x1280), dengan tombol hardware kapasitif, Camera 8 Megapixel (murni tanpa interpolasi), RAM 1 Gb, ROM 4 Gb, support microSD up to 32 Gb, dengan rebranding dari ZTE (sudah tidak asing lagi) dan yang tidak kalah penting, support CDMA-GSM dual on. Jadi saya tetap bisa memakai internet dari Smartfren dan tetap mempertahankan kartu GSM lama. Apalagi waktu itu Smartfren baru launching Paket SmartPlan, sehingga lama kelamaan nomor Smartfren saya malah menjadi nomor utama.

03.Smartfren Andromax C2 (Max C2) : Perlu mencari hp pengganti Max V yang lagi diklaim garansi, tapi harus support CDMA-GSM. Lagi-lagi menjadi Hp android CDMA-GSM termurah pada saat itu (promo cuma 650 ribu), Layar WVGA (480x800), CPU dual core MSM8610 (snapdragon 200 terbaru), RAM 512 Mb, ROM 4 Gb, sudah Jelly Bean 4.3. Rebranding dari Hisense, sama seperti SFA, yang ternyata tidak pernah rusak selama saya pakai dua tahun. Terpikir bahwa setelah Max V balik dari garansi, saya bisa memakai C2 sebagai wifi router dengan modem Smartfren Rev A (karena bisa ditether), IPCam dengan resolusi VGA, dan GPS offline karena GPS nya lock sangat cepat.

Bab 4Penggunaan gadget Smartfren dalam aktivitas sehari-hari

Kalau saya ditanya apa yang sudah bisa saya lakukan dengan Android, khususnya gadget Smartfren, jawabnya pasti susah banget, karena saking banyaknya, tidak bisa diceritakan dalam beberapa halaman di word. Kemarin saya mencoba mengetikkan semua yang bisa saya lakukan dengan andromax series untuk artikel ini. Di mana saya ingin menceritakan sekitar penggunaan dari 200+ app. Tapi apa daya, waktu tidak mencukupi, hanya dengan mengetik dan menjelaskan sekitar 20+ app saja sudah membutuhkan 14 halaman A5 full text (tanpa gambar) di MS word!

Bagaimanapun juga, pengalaman dua tahun lebih tidak bisa disingkat hanya dalam beberapa halaman di word. Akhirnya saya singkat semua ceritanya, dan hanya akan saya bahas mungkin satu atau dua dari setiap kategori (Artikel yang sudah disingkat ini saja sudah membutuhkan 20 halaman A5 full text!). Untuk beberapa hal tertentu, saya akan lebih detil, karena memang cukup banyak yang akan diceritakan. Bahasanya mungkin agak sedikit kaku, karena sudah saya padatkan supaya tidak terlalu panjang. Kalau ada waktu, saya akan mencoba menyelesaikan cerita saya dengan 200+ app di atas.

Berikut beberapa hal yang bisa saya lakukan dengan ketiga gadget Smartfren saya dalam membantu aktivitas sehari-hari :

4.1.Komunikasi

Untuk memblok sms yang tidak diinginkan, saya pakai SMS Filter. Tapi terakhir saya uninstall karena kadang bisa salah blok sms. Kemudian adakalanya perlu ketik sms panjang, tapi ternyata kena auto konvert ke MMS. Jadinya mesti pake BigSMS. Pada saat perpindahan gadget (SFA <> Max V <> Max C2), saya perlu memindahkan sms nya memakai SMS Backup & Restore.

Untuk merekam percakapan telepon, di Max V sebenarnya sudah ada fitur tersebut. Tapi saya tetap memilih memakai Total Recall, karena kualitas lebih bagus dan bisa diset otomatis. Sama seperti sms di atas, pada perpindahan gadget, Call logs Backup & Restore akan mempermudah pemindahan call log antar beda Hp. Lalu kadang kita ketemu dengan situasi yang terjebak, di mana kita perlu ada alasan untuk pergi dari tempat tersebut. Fakelog mampu menciptakan telepon masuk buatan ataupun sms masuk, sehingga kita bisa terbebas dari situasi yang tidak mengenakkan. Hasil rekayasa kadang-kadang bisa begitu menyakinkan dan bisa saja disalahgunakan!

4.2.Kamus

Bicara soal kamus, maka kamus yang paling penting adalah Kamus untuk Bahasa Inggris – Indonesia, yaitu Kamus Offline, terlengkap dan ada fitur pelafalan. Untuk Kamus Bahasa Indonesia – Indonesia, saya pakai KBBI, seperti nama app nya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Saya juga perlu kamus Bahasa Inggris – Inggris, dan ada banyak pilihannya, tapi saya lebih suka Diodict 4 dan Advanced English Dictionary and Thesaurus. Ada cara pelafalan dan contoh kalimatnya.

Saya juga mengenal kamus untuk bahasa lain, seperti untuk Bahasa Inggris – Mandarin, ada Hanping Chinese Dictionary dan pasangan OCR nya yaitu Hanping Camera. Untuk Bahasa Jepang, ada Aedict dan juga referensi belajarnya di TenguGo Kana. Sementara untuk bahasa lainnya, saya percayakan pada Google Translate.

Google Translate sanggup menerjemahkan perkalimat/paragraf, fitur yang tidak dimiliki kamus lain. Juga ada fitur pelafalan, OCR dari kamera, voice to text dan mendukung hampir semua bahasa standar di dunia. Penggabungan Google Translate dengan Vocalizer TTS sangatlah luar biasa. Di mana Google Translate benar-benar mengubah Max V saya menjadi translator offline yang bisa dibawa ke mana saja, tanpa bantuan internet.

Dalam membaca artikel di dunia maya ataupun forum, kadang-kadang perlu mengerti beberapa peribahasa ataupun ungkapan. Untuk peribahasa Indonesia, saya punya Marbel Peribahasa, sedangkan untuk Inggris, saya pakai English Idioms dan Idioms & Phrases.

4.3.Binary/hex hack

Dalam pembelajaran cara otak/I app, maka saya sering perlu konversi dari bilangan binary, desimal, hexadecimal bahkan ke bilangan desimal floating/double. Untuk urusan tersebut, ada Bits Converter, Decimal Converter dan IEE-754 Converter. Penggabungan pemakaiannya dengan Game Hacker, CheatDroid serta Hex Editor membuat proses otak/I jauh lebih mudah. Sedangkan untuk menelusuri database serta mengeditnya, ada SQLite Editor.

4.4.Notes

Untuk keperluan sehari-hari, notes adalah app yang tidak terpisahkan. Saya sering mengetik catatan penting harian ataupun checklist di ColorNote. Kalau perlu didokumentasikan ke teks file, maka saya akan mengetiknya di Jota+, terutama untuk script program. Karena Jota+ mendukung syntax Highlighting. Sementara untuk notes pengganti Post-IT, Floating Stickies, sangat bermanfaat di saat kecepatan adalah prioritas utama. Kemudian juga ada Handy Notes, app notes setara S-Note di samsung, yang support drawing, peletakan objek ataupun kreasi lainnya. Tapi sayang terlalu ribet untuk digunakan dalam sehari-hari.

4.5.Organizer

Dalam dunia yang penuh perhitungan, tentunya harus ada kalkulator canggih yang menemani kita, yaitu Calculator++, yang support floating windows sehingga bisa digeser ke mana-mana. Untuk konversi unit, ada ConvertPad. Juga ada app yang bisa menghitung detak jantung dengan menggunakan kamera, yaitu Instant Heart Rate.

Untuk kalender dan jam, saya punya Chinsoft ChineseLunarCalendar, yang membantu saya mengetahui penanggalan lunar secara tepat, lengkap dengan hari raya yang ada. Sedangkan untuk bidang jam, ada Timers4Me, yang berfungsi sebagai timer/alarm yang penuh fitur, terutama fungsi trigger yang tidak dimiliki timer/alarm lain. Fungsi trigger bisa digunakan untuk membuat timer beruntun, contohnya dalam keperluan khusus untuk membuat timer senam mata dari buku Rebuild Your Vision.

Ada app multifungsi yang benar-benar sangat produktif, Smart Tools. App ini benar-benar menggerahkan semua kemampuan sensor di sebuah android dan menyulapnya menjadi “Alat Pintar”. Dengan Smart Tools, SF Andro saya bisa jadi penggaris, busur, level, pengukur jarak, pengukur ketinggian, compass, pendeteksi metal, lampu senter, kaca pembesar (lewat kamera), pendeteksi getaran/gempa, pengukur tingkat kebisingan. Karena sensornya di SFA termasuk cukup lengkap, maka semua fitur ini berfungsi normal, kecuali pengukur kebisingan yang ada bug. Belakangan setelah saya beli Max V (N986) dan Max C2, banyak fitur Smart Tools tidak bisa berfungsi, karena tidak adanya sensor magnetic di V (lama) dan C2. Itulah sebabnya kalau ke depannya saya akan upgrade ke Hp baru, saya pasti mau cari yang sudah punya sensor yang lengkap, termasuk magnetik sensor ini.

Siapa yang tidak ingin memiliki senter di mana saja? Dengan Flashlight, dengan mudah LCD hp ataupun lampu flash akan berubah menjadi senter darurat. Ada fitur untuk membuat lampunya kedap-kedip sehingga bisa menarik perhatian. Ada juga Gravity Box, yang mampu mengubah tombol volume down menjadi trigger untuk lampu flash, tanpa perlu unlock keyguard. Ada juga app yang bisa menjalankan app lain hanya dengan swipe/menggambar di LCD, yaitu GMD Gesture. Bukan hanya untuk launch app, tapi kita juga bisa rekam touch & tap di LCD dengan menggunakan Repetiti Touch dan mereplay kembali touch & tap sebelumnya berulang kali.

4.6.Keyboard

Untuk keyboard bawaan android, terlalu sederhana dan kurang fiturnya. Selama dua tahun saya memakai Touchpal sebagai keyboard utama. Alasannya terutama karena adanya fitur selection, swipe up huruf besar & swipe down huruf kecil serta built-in handwriting karakter mandarin. Belakangan karena masalah iklan, saya tinggalkan dan beralih ke ai.type keyboard, yang memiliki fitur auto text dan undo/redo, fitur yang tidak dimiliki touchpal. Setelah saya beli bluetooth gamepad, untuk main gamenya dengan gamepad, saya perlu mapping dulu dengan Game Keyboard, sehingga gamepad bisa terdeteksi sempurna.

4.7.Launcher

Untuk beberapa launcher yang telah saya pakai, memang masih Nova Launcher lah yang tercocok buat saya. Digabungkan dengan Android 4.4, maka tampilan home screen semakin mirip Android Kitkat. Nova mampu mengeluarkan potensi tersembunyi dari app yang ada, dengan fitur shortcut to activities. Meskipun sebenarnya saya masih lebih memilih memakai QuickShortcutMaker untuk membuat shortcutnya.

Fitur Multi window bukanlah eksklusif milik Samsung. Di Max V pun, saya bisa launch app dengan gaya multi view melalui Xhalo Floating Window, dua app tampil di satu layar yang sama. Mau set lebih dari dua pun juga bisa, tapi hasilnya akan kekecilan di layar Max V yang cuma 5”. Untuk mengubah tampilan jam dan memunculkan detik, bisa dimodif melalui XuiMod. Merubah tampilan Quick Setting, bisa lewat Gravity Box.

Berhubungan dengan klaim garansi dua kali di Max V gara-gara dead pixel, saya menggunakan Dead Pixel Detect and Fix dan Display Tester untuk membuktikannya sebelum akhirnya dibawa ke galeri.

4.8.Education

Di android, kita juga bisa belajar tentang sesuatu. Ada begitu banyak tutorial di luar sana dalam bentuk app, yang siap untuk mengubah Max V menjadi gudang belajar. Mulai dari AIDE dan AndroidScript untuk belajar pemrograman java dan android; IOSCommm untuk informasi syntax Cisco; How to Tie a Tie untuk belajar mengikat dasi; Networking 101 untuk belajar jaringan komputer; Origami Diagram dan Origami Classroom untuk belajar seni melipat kertas; HTML Pro Quick Guide untuk belajar pembuatan website melalui html; Intel ARK untuk mengetahui spesifikasi lengkap prosessor Intel; Learn W3School untuk mempelajari berbagai bahasa pemrograman, VBScript Pro Quick Guide untuk belajar Visual Basic; SQL Pro Quick Guide untuk bahasa SQL; Foot Acupressure untuk mempelajari titik-titik akupuntur; ElectroDroid untuk referensi spesifikasi komponen elektronik; EMD PTE untuk tabel unsur-unsur kimia; Brilliant Quotes untuk mengingatkan kita dengan kutipan dari orang terkenal di dunia; dan masih banyak lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Dalam hal simulator, ada Human Atlas untuk mempelajari struktur anatomi tubuh manusia, sangat berguna untuk belajar IPA; Stellarium dan Exoplanet Explorer untuk belajar astronomi, Writer untuk belajar menulis karakter Mandarin; Droid Tesla dan EveryCircuit untuk mendesain rangkain listrik dan simulasi real time; Musical Pro, Grand Piano HQ dan Piano Ear Training untuk main piano dan latihan suara. Juga ada tutorial sulap dan mengubah Hp jadi alat bantu sulap, seperti Magic bridge Card Revealed dan Magic Trick Tutorial. Bahkan ada juga Qemu, yang mampu menjalankan Windows 95 di android, tapi lag parah.

4.9.Encoding

Untuk mengamankan rahasia, kita perlu encode pesan-pesan yang kita komunikasikan. Yang paling sederhana untuk melewati sensor teks di dunia maya adalah Leet Translator, mengubah teks menjadi angka atau simbol yang mirip bentuknya. Juga ada keyboardnya, yaitu L337 Keyboard. Jika Leet tidak cukup, masih ada Universal Encoding Tool, yang mampu memakai hampir semua algoritma enkripsi terkenal, termasuk algoritma AES. App ini juga bisa menghitung hash dalam CRC32, MD5 dan SHA-1. Untuk mengeja kata dalam bahasa NATO, ada Alpha Brave Encoder, yang juga mendukung encoding ke morse code.

Bermain-main dengan teks dan encodingnya, ternyata kita juga bisa membuat tulisan unik dengan Facemarks, yang mengubah teks biasa menjadi seni ketik. Untuk mengemukakan ide dengan gampang, bisa tinggal buat meme di Meme Generator.

4.10.GPS

Dari ketiga gadget Smartfren yang saya punya, Max C2 lah yang memiliki GPS terbaik, bahkan mengalahkan GPS dari Hp sekelas Samsung Note 3 sekalipun (sudah saya buktikan berkali-kali), mampu lock secara konsisten di bawah 5 detik di ruangan terbuka. Bisa ditest dengan menggunakan AndroiTS GPS Test, untuk mendeteksi jumlah satelit yang berhasil didapatkan. Kalau memang susah ngelock seperti di Max V, masih bisa ditweak dengan menggunakan FasterGPS. Untuk app peta, Google Map masih menjadi pilihan atas. Juga ada Earth, yang bisa menampilkan bumi dalam bentuk 3D. Tapi kalau untuk offline Map, Sygic lah yang unggul. Ada fitur navigasi, pencarian dan penandaan Point of Interest serta petanya yang terus up-to-date.

4.11.Camera

Soal camera 3rd party, menurut saya Snap HDR adalah yang terbaik, bahkan jauh lebih baik dibanding camera bawaan. Settingannya lengkap, mulai dari mode autofocus, mode flash, exposure, HDR, Stabil shot, panorama, silent, timer, burst dan masih banyak lagi. Sudah built-in galeri, yang bisa melakukan editing standard. Untuk candid camera, ada fitur camera tile dari Gravity Box, yang bisa langsung snap foto dari quick setting. Untuk mengambil foto gif, ada Lapse It, yang mampu membuat motion frame.

4.12.Picture Editor

Untuk urusan ini, ada beberapa app yang perlu dipertimbangkan untuk berbagai keperluan. Adobe PS Touch adalah raja dari semuanya, diporting dengan fitur seadanya dari PC, tapi memiliki terlalu banyak fitur sehingga banyak yang pusing pas pertama kali pakai. Kemudian ada Handy Photo, yang terkenal dengan fitur retouch, atau disebut Smart Remove di Hp lain. Fitur ini membuat banyak teman saya terkagum-kagum dengan Max V, meskipun sebenarnya mereka juga bisa memiliki app nya. Fitur Retouch ini bisa menghilangkan objek yang tidak diinginkan dari gambar, ataupun hanya sekedar menghilangkan jerawat/plek hitam. Berbicara soal jerawat, masih ada Perfect365 yang mampu membuat makeup serta memuluskan wajah yang tidak karuan menjadi artis dari hollywood. Dan terakhir ada PicsArt, keperluan editing standar, yang lebih saya gunakan untuk mengedit hasil screenshot sebelum dishare.

4.13.Media Player

Video Player favorit saya adalah MX Player, hampir semua video yang dilempar ke sana pasti bisa diplay dengan sempurna. Bahkan C2 yang notabene katanya cuma support sampai HD 720p pun, jadi bisa play Full HD 1080p di MX Player. Support berbagai macam subtitle, dan ada fitur sync untuk menyesuaikan timing subtitle dengan videonya. Kalaupun akhirnya ingin edit subtitle, bisa pakai Easy Subtitles Premium. Disusul juara 2 nya untuk video player adalah Gplayer, yang support floating video, nonton sambil ngerjain hal lain. Untuk musik player andalan adalah Musixmatch, fitur yang selalu buat saya terkagum-kagum adalah MusicID, yang mampu mengenali lagu hanya dengan mendengarkannya, dan bahkan bisa langsung diketahui album, penyanyi, tahun keluaran, versi lainnya dan lirik lagunya. Hanya karena mampu mengenalin judul lagu dengan “mendengarkannya” ke Max V, lagi-lagi dipuji oleh teman kantor, “Hp Max V nya canggih ya” J

4.14.Voice

Urusan perekaman suara, Voice Pro lah rajanya. Ada fitur untuk editing secara pro setelah selesai rekam. Total Recall yang sudah disebutkan di atas, juga bisa merekam, tapi tidak bisa edit. Untuk mengganti suara, ada Deluxe Ultra Voice Changer, yang bisa menyulap suara kita menjadi suara robot, chipmunk dan lain-lain.

Keperluan voice command, masih dihandle oleh Google Search. Juga ada app offline, seperti Utter! Yang bisa melakukan hal tertentu sesuai voice. Konversi dari voice to text, bisa menggunakan Google Voice Typing atau juga didukung oleh ai.type di atas. Konversi dari Text to Speech, bisa menggunakan Google Translate di atas ataupun Talk, yang dipadukan dengan Vocalizer TTS. Bahasa yang didukung sangat beragam, termasuk ada di antaranya Bahasa Indonesia, dengan suaranya Damayanti. Melalui Talk inilah, Max V saya bisa “membacakan” berita langsung dari situs, yang lagi-lagi membuat teman kantor yang sama terheran-heran apa saja sih yang bisa saya lakukan dengan Max V. Saya juga bisa memakai microfon Hp menjadi mikrofon komputer dengan Dragon Microphone. Pas beli bluetooth headset, saya bisa tes mic nya lewat Bluetooth Mic Tester.

4.15.Socmed

Chatting dengan teman, saya hanya punya Whatsapp dan Yahoo Messenger (kurang aktif). Meskipun BBM sangat terkenal, anehnya sampai hari ini saya tidak pernah punya account nya sama sekali. Ingin pakai BBM lebih dari satu account di satu Hp yang sama, Apk BBM nya bisa dicloning dengan menggunakan APK Editor. Cloning juga bisa dilakukan ke App lain yang support.

4.16.Downloader

Untuk download file secara multi thread, seperti IDM nya di PC, ada Advanced Download Manager (ADM) untuk di android. Sedangkan untuk file hosting tertentu, kita bisa pake Ponydroid, yang mampu membypass iklan dan program berbahaya yang auto download di PC. Fitur download video dari website bisa ditemukan di Tubemate, dan digabungkan dengan Mp3 Video Converter untuk support sampai resolusi Full HD 1080p. Tapi tubemate sering crash dibanding alternatifnya, yaitu Videoder. Namun sayangnya Videoder hanya support domain youtube saja.

Mencari app selain dari Playstore, Aptoide adalah alternatif yang cukup bagus. Untuk email client, masih tetap stay di Gmail. Browser juga masih pakai Chrome, digabungkan dengan Chrome Pie, jadinya punya fitur pie control dari Stock browser. Tapi kalau mau browser versi ringan, ada Naked Browser (memang agak aneh namanya), yang tampilan jelek, tapi feature segudang, dengan size apk yang sangat kecil dibanding browser lain.

4.17.Wifi

Mau melacak sinyal wifi di sekitar, saya pakai Wifi Overview 360. Bisa deteksi channel, sinyal dan mendeteksi adanya repeater tambahan di nama wifi yang sama. Bahkan untuk pro user, ada iwscan, yang mampu melist semua fitur yang terdapat pada sebuah wifi AP. Untuk set IP statik di SF Andro, wajib pakai Wifi Manager, karena di Gingerbread belum ada fitur set IP statik. Sedangkan untuk tether via Wifi, sebenarnya pakai bawaan android juga sudah bisa, tapi untuk fitur lebih lengkap ada di Wifi Tether Router, yang bisa set alamat network dan channel.

Monitor kecepatan trafik internet/wifi dengan Net Monitor Micro, atau fitur Data Traffic Monitor dari Gravity Box. Referensi database Mac address vendor ada di NetSwissAK. Melakukan standar testing network seperti ping, traceroute, netstat bisa dilakukan di Net Swiss Tool. Untuk Scan keseluruhan jaringan wifi, ada ezNetScan+.

Tes penetrasi password jaringan wifi bisa dilakukan dengan Wifi Bruteforce, tapi kecepatannya sangat lambat, sehingga tidak layak untuk digunakan. Untuk melancarkan serangan pemutusan internet, ada tool Wifi kill. Untuk melancarkan serangan Man in The Middle, ada Dsploit dan Intercepter. Kita juga bisa melindungi Hp kita dari serangan tersebut dengan Wifi Protector.

Mengaudit jaringan wifi sendiri, bisa dengan Wi.cap Network Sniffer. Alamat trafic secara singkat bisa diliat dengan menggunakan OS Monitor atau Network Manager dari Android Tuner. Lupa password wifi yang pernah dimasukkan, tinggal cek lewat WifiKeyView. Pakailah dua Hp android yang terhubung ke wifi yang sama, dan kita bisa mengubahnya menjadi Walkie-Talkie dengan menggunakan Wi-Fi Talkie.

4.18.Server

Mengubah Hp menjadi server sangatlah mudah, dengan menggunakan Server Ultimate, disertai dengan Pack A, Pack B dan Pack C. Ada sekitar 60 jenis server yang bisa dibuat, termasuk di antaranya DNS, DHCP, Email, Proxy, Web server dan masih banyak lainnya. Untuk dedicated samba server (share file di windows) dengan kecepatan tinggi, ada di Samba Filesharing. Ada juga BubbleUPNP sebagai mediaserver untuk sharing photo, musik dan video. Sedangkan untuk FTP server, ada fiturnya di Es File Explorer. Bukan hanya sekedar jadi FTP server, Es File Explorer juga bisa mengakses LAN Share dari PC, cloud maupun FTP server lainnya.

4.19.Office

Standar app untuk pembacaan PDF seharusnya Adobe Reader, tapi untuk android saya lebih pilih ezPDF Reader. Membuka/mengedit dokumen dari MS office akan lebih mudah dengan Office Suite. Ada dokumen help file chm hanya bisa dibuka di CHM Reader X. Mengakses printer wifi untuk print langsung dari android bisa dilakukan di PrintShare, yang mendukung berbagai driver Printer terkenal.

Mau tahu informasi jadwal penerbangan? Ada Flightradar24, yang bisa mengetahui posisi tepat dari sebuah pesawat di peta, bahkan kurang lebih tampilan 3D secara realtime. Sayangnya tidak support semua maskapai di Indonesia.

4.20.Scanner

QR Code yang cukup populer sekarang, bisa discan menggunakan QR Droid, di mana kita juga bisa buat QR sendiri lewat app ini. Selain itu, Google Goggles juga punya fitur serupa, hanya saja perlu online. Namun goggles juga mampu mengenali barcode, ocr text, maupun objek serupa lainnya melalui image search. Untuk OCR (Optical Character Recognition) secara offline bisa ditempuh dengan menggunakan OCR Instantly. Sedangkan scan dan langsung konvert ke PDF bisa memakai Cam Scanner.

4.21.Screenshot

DI SFA saya yang masih Gingerbread, belum ada fitur bawaan untuk screenshot seperti di ICS ke atas (Max V dan C2). Makanya saya perlu app lain, yaitu Screenshot Ultimate. App ini benar-benar membawa screenshot ke tingkatan baru, sekalipun Max V sudah bisa screenshot pakai Power + Volume down. Contohnya ada fitur shake trigger, floating icon, notif trigger, audio trigger, web server, interval Screenshot, sensor trigger (Proximity dan light), hardware button trigger dan masih banyak fitur lainnya. Habis screenshot, juga ada menu editing standar, tapi biasanya saya edit memakai Picsart. Untuk merekam screen menjadi video, saya memakai SCR Screen Recorder. Sangat berguna jika kita ingin dokumentasi, buat tutorial android atau sekedar pamer hasil rekaman game.

4.22.Screenshare

Di hp flagship samsung, mereka punya fitur screen mirroring untuk menampilkan layar dari satu android ke android lain. Baik di SFA, Max V ataupun C2, saya juga bisa melakukannya dengan menggunakan pasangan Mirrorop Sender, yang bertugas mengirim layar streamingnya; dan Mirrorop Receiver, yang bertugas menerima dan menampilkannya di layar hp penerima. Bukan hanya sekedar menampilkan, bahkan di Hp penerima juga bisa mengendalikan Hp pengirim layaknya memegang secara fisik, seperti tap dan swipe. Mirrorop juga memiliki pasangan pengirim dan penerima di Windows juga. Dengan Windows receiver, saya juga bisa menampilkan layar Hp di PC, layaknya software sidesync di Samsung (plus masih bisa mengendalikan hp dari PC). Jadi tidak perlu beli Hp mahal-mahal untuk bisa pake fitur canggih. Saya juga bisa menampilkan layar windows di Hp, dengan pasangan Windows Sender dan Sidepad Receiver nya di Hp. Untuk mode screenshare ini, bisa juga ditempuh dengan app lain.

Alternatif dari Sidepad Receiver adalah dengan pasangan Real VNC server di Windows dan VNC Viewer di Android. Dengan fitur yang kurang lebih sama, lewat VNC kita bisa mengendalikan windows tanpa harus berada di depan laptop/PC. Misalnya pas kita sudah ngantuk dan lupa matikan windows, atau pas lagi download/convert film dan kita ingin melihat progresnya sudah sampai mana. Kalau mau mengubah Hp jadi VNC server juga bisa, lewat VMlite VNC server atau VNC Server dari Server Ultimate. Kemudian dari windows, saya memakai VNC Viewer versi windows untuk mengontrol VNC servernya android.

Metode lain untuk remote ke PC selain memakai software tambahan di PC adalah dengan fitur Remote Desktop (RDP) bawaan nya dari Microsoft itu sendiri. App nya bernama Microsoft Remote Desktop, yang dibuat langsung oleh Microsoft sendiri. Fitur ini sering digunakan pada perusahaan yang karyawannya sering bepergian tetapi perlu untuk mengakses data perusahaan. Contohnya jika saya keluar negeri, saya tetap bisa menggunakan Max V untuk remote desktop ke komputer di kantor, sehingga tetap bisa bekerja seperti berada di kantor secara fisik. Tapi tentunya lebih susah karena layarnya yang lebih kecil dibanding laptop/PC. Dengan remote ke PC, kalau ada yang tidak mengerti fitur ini, maka kita bisa dengan sombongnya mengklaim bahwa kita berhasil menginstall Windows di Hp J; yang mana tentunya cuma setengah benar, meskipun memang ada Qemu yang sanggup melakukannya.

Berbicara soal screen mirroring, tidaklah akan lengkap jika saya tidak membahas fitur Max V yang dipromosikan oleh Smartfren di awal-awal peluncuran, yaitu Wireless Display (Wi-Di). Tentunya kita memerlukan dongle tambahan dan TV/LCD serta konverter HDMI > VGA + audio (optional). Saya memakai ezCast wifi HDMI dongle (yang juga bisa digantikan dengan Wifi Display dari Android TV box Minix X7 saya), di mana dengan ezCast, saya bisa melihat foto, mendengar musik ataupun menonton video yang ada di Hp lewat layar TV yang besar. Juga ada fitur untuk streaming camera hp, streaming youtube ataupun browsing.

Dan fitur yang paling penting dari ezCast ini adalah Wi-Di, di mana fitur ini memang sudah ada sejak Android Jelly Bean 4.2 ke atas, tapi herannya di Max C2 (JB 4.3) tidak ada fitur ini (berharap banget). Bahkan sekelas Galaxy Grand 2 sekalipun tidak punya fitur ini! (padahal lebih mahal) Dengan Wi-Di, saya bisa menampilkan apapun yang ada di layar Max V ke TV/LCD, bukan hanya sekedar play video/music. Jadi kita juga bisa main game dan tampilannya muncul di layar TV yang lebih besar. Untuk fitur mirroring ini memang masih ada jeda, mungkin sekitar 0,2 – 0,5 detik. Jadi untuk main game yang butuh real time, seperti racing atau First Person Shooter, pasti bakalan terasa jedanya. Lebih cocok untuk game strategi ataupun puzzle, yang tidak butuh reaksi realtime. Jeda ini memang dibatasin oleh wifi nya itu sendiri, dites di Note 3 sekalipun, jeda ini tetap ada.

4.23.PC Extension

Selain screen mirroring, saya juga bisa sulap Max V jadi second monitor (layar kedua), menambah jumlah monitor di PC, dengan iDisplay. Second monitor ini beda dengan remote/screen mirroring biasa, yang hanya menampilkan layar yang sama baik di PC maupun Hp. Dengan iDisplay, Max V jadi perpanjangan monitor, dan tampilannya berbeda dengan apa yang di PC. Saya bisa menggeser, drag n drop dari monitor satu ke monitor lain (Max V). Contoh penggunaan adalah pada saat debug/hack program, saya bisa menjalankan program utamanya di monitor PC/Laptop, dan hasil debug lognya di monitor kedua (Max V). Ga perlu mahal-mahal beli LCD monitor lagi untuk bisa memiliki monitor kedua yang bisa dibawa ke mana. Perpanjangan nya tidak akan lengkap jika hanya monitor saja, suara nya juga harus bisa dikirim ke hp. Dan memang bisa saya lakukan dengan menggunakan SoundWire, untuk mengirim suara dari Windows ke android. Ini seperti menyulap Hp jadi speaker kedua/tambahan, terutama untuk speaker laptop yang biasanya kurang kuat volumenya.

4.24.Remote Control

Berbeda dengan screen mirroring/remote access di atas, Unified Remote lebih berfokus pada pengendalian untuk keperluan presentasi ataupun remote untuk PC media server, yang sudah diinstall server unified nya. Keunggulannya dari app ini adalah kemampuan untuk membuat custom remote sesuai kebutuhan. Pada saat saya pakai ini untuk presentasi, beberapa audiens yang memperhatikan pada heran dan bertanya-tanya gimana caranya saya bisa mengendalikan mouse, zoom slidenya bahkan mengetik dari Hp. Juga app sejenis yang punya server untuk Android, yaitu Droidmote Server, yang membuat Android (khususnya tvbox) bisa dikendalikan dengan clientnya yaitu Droidmote Client. Dengan cara yang sama, saya bisa memakai SF Andro/C2 (Client) menjadi gamepad untuk bermain game PS1 via Epsxe for android di Max V/Minix X7 (Server). Juga ada Touch Profile Creator untuk mapping tombol di droidmote pada game yang tidak support gamepad secara native. Meskipun begitu, kadang-kadang saya juga memakai Max V jadi remote control nya Minix X7, melalui client bawaannya minix, yaitu RK Remote Control.

Bukan hanya meremote PC/Android, saya juga punya Wiwo, untuk mengontrol steker listrik untuk hardware orvibo wifi socket, yang terutama berfungsi di rumah yang menggunakan Home Automation. Eksperimen terakhir saya dengan Wiwo adalah membuat motion detection LED. Di mana dengan saya menggunakan Max C2 yang sudah dipasangkan ke mini tripod, sebagai IPCam via IPWebcam untuk memonitor daerah tertentu. Kemudian di Max V, saya memakai tinyCam monitor yang sudah memakai plugin motion detection di Tasker. Sehingga setiap kali ada pergerakan di daerah pemantauan kamera Max C2, Tasker akan trigger Repetiti Touch untuk menjalankan profile tap di layar floating windows dari Wiwo yang sudah dimunculkan dengan Xhalo floating Window. Hasilnya, setiap kali ada yang lewat di depan camera, Lampu LED yang sudah saya colokkan di socket orvibo, akan menyala. Ketika ada yang lewat lagi, maka LED akan mati kembali. Contoh penggunaan adalah sebagai lampu kamar kecil, di mana pada saat ada yang lewat lorong masuk kamar kecil, lampu akan menyala. Setelah selesai dan keluar melewati lorong lagi, lampu akan mati sendiri.

4.25.PC file transfer

Untuk manage Hp dari PC, cara termudah adalah via Airdroid, yang menggunakan wifi untuk konek ke PC. Tinggal ketik alamat IP di browser, maka saya bisa install/uninstall app di Hp dari PC, transfer data, liat semua foto/musik/video yang ada di hp, mengakses kameranya menjadi webcam. Bahkan saya bisa membalas sms langsung dari PC, tanpa perlu menyentuh Hp nya sama sekali, atau dial nomor dan melanjutkannya di hp. Untuk transfer data dengan cara lain, bisa lewat esftp dari Es File Explorer. App ini juga bisa mengakses windows folder sharing, sehingga saya bisa membuka file yang di PC lewat Hp, bahkan bisa streaming video langsung via MX Player, tanpa perlu mengcopy terlebih dahulu ke microsd.

Kadang2 wifi tidak tersedia, sehingga colok kabel data adalah jalan satu-satunya. Tapi transfer data melalui kabel data via mode MTP (Media Transfer Protocol), memiliki bug di mana file/folder kadang-kadang tidak refresh/muncul. Sehingga perlu dilakukan rescan ulang terhadap Sdcard, yang biasanya terjadi pada saat restart Hp. Saya menggunakan fitur Rescan Sdcard dari Android Tuner untuk menghindari perlunya restart pada saat bug ini muncul.

4.26.CCTV/IPCam

Dalam bidang CCTV, ada dua app pemantau CCTV/IPcam yang sering saya gunakan, yaitu IPCam Viewer, yang memiliki support driver berbagai CCTV/IPCam yang sangat lengkap; dan tinyCam Monitor, yang lebih sering saya gunakan karena adanya fitur motion detection, sehingga bisa memberikan alarm seandainya ada yang bergerak di tampilan camera. Kita juga bisa menyulap android kita menjadi IPCam dedicated, lewat IPWebcam. Saya sudah pake app ini sejak dari jaman SF Andro, dan merupakan salah satu alasan kenapa saya beli Max C2. Hasil streaming dari SF Andro agak gelap, karena kameranya banyak noise, sedangkan dari C2 jauh lebih jernih dan harganya bahkan jauh lebih murah dari IPCam yang ada di luar sana. Jadi daripada beli Ipcam mahal-mahal, mending beli C2 dan disulap jadi IPCam lewat IPWebcam ini. Hasil streaming dari C2 ini kemudian saya pantau melalui tinyCam di Max V, dan jika ada yang bergerak, motion detection akan membunyikan alarm untuk menperingatkan saya.

4.27.System Tweak

Terkadang iklan dari app bisa sangat menjengkelkan, makanya saya hilangkan dengan Adblocker dari ROM Toolbox. Di app ini juga ada fungsi terminal emulator, yang digabungkan dengan Busybox, akan membuat android bisa menjalankan perintah linux secara native. Mengenai tweak di RAM, meskipun saya mengetahui ada banyak app yang berfungsi sebagai task killer ataupun cleaner, saya tidak pernah akan merekomendasikannya kepada siapapun. Karena task killer lebih banyak efek negatifnya dibandingkan fungsinya, terutama membuat baterai jadi lebih boros.

4.28.Battery

Baterai sebagai sumber tenaga dari Hp, tentunya perlu dihemat penggunaannya. Untuk mengecek app mana saja yang telah menghabiskan batere, diperlukan detektif Wakelock Detector. Setelah ditemukan penyebabnya, bisa dihibernasi dengan Greenify ataupun didisable app nya di App manager. Baterai stat bawaan kurang detil dalam penyajian datanya. Untuk Battery stat yang lebih detil bisa diperoleh dari Battery Monitor Widget atau fitur Battery Manager dari Android Tuner. Ada grafik sampai per 1 % nya. Untuk memunculkan Battery bar di mana home screen, bisa lewat Power Line ataupun fitur Battery bar dari XuiMod.

4.29.App Manager

Untuk mengecek daftar app yang terinstall, saya sering menggunakan fitur app manager dari Es File Explorer, yang bisa disortir berdasarkan tanggal install/update terakhir. Untuk mengecek info detail tentang App nya, bisa diliat di Android System Info. Sedangkan untuk mengexport list dari app terinstall ke text ataupun excel, bisa memakai List my apps. Mengintegrasikan system app update bisa dilakukan melalui SystemCleanup, sehingga bisa menghemat memori internal. Mengatur permission dari App, untuk menghilangkan permission yang tidak penting/berbahaya, bisa lewat App Settings. App ini juga bisa mengatur setting untuk app tertentu dalam hal ukuran font, layout app, label nama app, full screen, orientation lock, notification dan masih banyak lainnya.

Dalam android yang terkenal dengan fitur open with dan share, terkadang kita dihadapkan pada banyak pilihan app. Adakalanya kita menginstall terlalu banyak app, sehingga terlalu banyak pilihan yang muncul. Untuk mengatur default app mana saja yang bisa muncul, saya pakai Complete Action Plus. Sedangkan untuk mengatur dan meresetnya dengan lebih mudah, ada Default App Manager.

4.30.Backup & Restore

Urusan backup apk mentah sudah bisa dilakukan dari fitur app manager dari Es File Explorer. Saya biasanya menyimpan 2 versi apk sebelumnya untuk berjaga-jaga kalau ada error di versi terbaru, tinggal install kembali versi lama. Untuk backup data app nya juga bisa dilakukan di sana, tapi saya lebih suka pakai Titanium Backup, karena mendukung multi backup dan bisa dikasih label untuk setiap backupnya. Titanium juga punya fitur backup otomatis dan widget untuk manual backup app tertentu saja. Di Max V sendiri, sebenarnya juga sudah ada ZTE Backup & Restore bawaan, tapi jarang saya pakai, karena ada 2 app di atas. Sedangkan untuk full backup, pastinya harus dilakukan di recovery mode, dan pilihan saya jatuh pada TWRP.

4.31.File Manager

Dalam misi mencari File Manager terbaik di android, saya belum bisa menemukan app lain selengkap Es File Explorer, yang sudah saya sebutkan berkali-kali di atas. Inilah app pertama yang akan saya install di hp android yang baru. Kemampuan manage file yang lengkap, multi tab, shortcut, library, mengakses FTP, LAN, App Manager, Download Manager, Sdcard analyst, esFTP, recycle bin, gesture shortcut, built-in photo viewer, music player, video player, text viewer, transfer file antar android via wifi/wifi direct, zip/rar support, menghitung hashing MD5 dan SHA-1, dan mungkin masih banyak fitur yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Meski begitu, saya juga tetap ada memakai file manager lain, seperti X-plore, yang sudah ada sejak saya masih pakai Hp Symbian. Saya lebih sering pakai app ini untuk menghandle pemilihan file pada saat upload/choose file. Terkejut dengan internal storage ataupun microsd yang tiba-tiba penuh (low space)? Saya pasti akan langsung cek dengan Disk Usage, ataupun fitur Disk Map dari X-plore di atas. Khusus di SF Andro yang memori internalnya sangat sempit, diperlukan Link2SD untuk menggunakan sebagian partisi dari microsd sebagai memori internal tempat installasi app. Dengan Link2SD, saya jadi bisa menginstall 100+ app di memori internalnya yang hanya berukuran 144 Mb. Tentunya app ini tidak diperlukan di Max V maupun C2, yang sudah memiliki internal memori yang sangat lega.

Membalikkan file di microsd yang terhapus secara tidak sengaja, bisa ditempuh dengan menggunakan Undelete. Di mana jika file barusan terhapus dan belum ada pencopyan file baru ke dalam microsd, persentase keberhasilan pemulihan file terhapus mencapai 99%. Tentunya jika sudah tidak terbaca lagi, maka perlu bantuan PC untuk metoder recovery lainnya.

4.32.Game

Untuk game saya tidak bisa bercerita banyak, karena kesukaan setiap orang kan beda-beda. Cuma kalau misalnya ketemu game yang sebenarnya masih bisa dimainkan, tapi agak lag, maka bisa diatasin dengan menurunkan resolusinya lewat GLTools. Bagi yang nostalgia, Android menyediakan begitu banyak app emulator game console zaman doloe, seperti Epsxe untuk main game PS1, PPSSPP untuk game PSP, MD emu untuk game Sega Genesis, SNES emu untuk game SNES, My Boy untuk game GBA, dan masih banyak emulator lainnya.

4.33.Tasker

App terakhir yang akan saya ceritakan ini adalah app terbaik yang pernah diciptakan di dunia android. Tasker adalah app semi programming, yang bisa diset untuk melakukan action tertentu bila kondisi tertentu tercapai. Dalam bahasa programnya : If this, then that; artinya kalau ini terjadi/tercapai, maka lakukan hal itu. Kelihatannya sederhana, tapi app ini mampu membebaskan kekuatan android yang tersembunyi sampai sedahsyat apapun yang hanya dibatasi oleh imajinasi terliar manusia.

Banyak sekali yang bisa dilakukan oleh tasker, bahkan untuk menggunakan app ini secara maksimal, kita butuh pembelajaran yang cukup panjang, layaknya kursus Android. Di youtube juga ada yang buat tutorial nya dalam Bahasa Inggris, sebanyak 50 video lebih dan terus bertambah.

Beberapa hal yang bisa dilakukan Tasker : mulai dari yang sederhana seperti auto silent pada saat jam tidur; menyerukan persentase batere sesaat setelah dicas; medium level seperti mengubah bluetooth headset menjadi remote untuk tongsis; mengucapkan kata kunci tertentu untuk menghidupkan lampu flash (seperti kata “Lumos” di Film Harry Potter); sampai advance level seperti pada saat headset dicolok, musixmatch akan auto launch dan play musik, volume suara diset ke 20, dan jika dihover tangan di atas proximity sensor, musixmatch akan play next musik; bahkan sampai seperti yang sudah saya jelaskan melalui penggabungan Tasker dengan Wiwo di bagian Remote Control, di mana pergerakan apapun di hasil pantuan IPCam di tinyCam Monitor akan mengaktifkan perangkat elektronik tertentu, seperti lampu ataupun alarm. Yang jelas, potensi tasker benar-benar boleh dibilang tidak terbatas.

Bab 5Epilog

Selesai sudah kurang lebih apa-apa saja yang pernah saya lakukan dengan Andromax series. Kalau ada yang bertanya apakah semua hal yang saya sebutkan di atas bisa diterapkan pada Hp android lain selain andromax series. Saya akan jawab sebagian besar bisa, dengan sedikit modif dan optimasi. Tapi tanpa adanya akses internet yang berkualitas (seperti Smartfren), maka mustahil bagi saya untuk bisa menemukan cara untuk melakukan hal-hal yang disebutkan di atas. Dan tentunya semua yang ada di atas hanyalah mungkin sebagian kecil dari apa yang bisa kita lakukan. Ke depannya mungkin akan muncul lagi trik-trik baru yang lebih dahsyat lagi, terutama untuk Tasker.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, Smartfren yang telah menyediakan gadget yang benar-benar sangat berkesan serta paket internet yang terjangkau dan berkualitas; Kompasiana sebagai sarana ekspresi; Google sebagai sumber informasi; teman-teman di kaskus sebagai partner diskusi; serta para pembaca dan juri yang telah bersedia membaca sampai bagian ini.

Semoga bermanfaat buat kita semua. Salam Dahsyat!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun