Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Pantai di Tangerang, Ya Tanjung Pasir...

11 September 2010   17:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:18 13397 0

Lebaran kali ini kami menghabiskan waktu dengan berkunjung ke Pantai Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten. Awalnya kami mengetahui keberadaan pantai ini dari teman. Namun saat itu, yang terbayang di benak kami, adalah sebuah pantai yang sepi dan masih asri…

Dengan memberanikan diri, akhirnya kami pergi mencari keberadaan pantai tersebut. Modal kami hanya satu, yakni keterangan teman yang mengatakan posisi pantai itu ada di dekat Bandara Soekarno-Hatta. Dari Jalan Hasyim Ashari, Pinang, kami terus menuju bandara. Di ujung jalan, belok kanan kea rah kom pek kantor Walikota Tangerang. Dari sana, lurus terus ke arah Jalan Marsekal Surya Dharma.

Bandara sudah terlewati, namun belum ada tanda-tanda jalan menuju Tanjung Pasir. Yang ada baru penunjuk jalan menuju Teluk Naga. Kami ikuti terus jalan itu, dengan asumsi, Teluk Naga pastilah sebuah kawasan pantai, dan Tanjung Pasir mungkin ada di sekitar sana.

Benar saja, saat sampai di kawasan Teluk Naga, sudah ada penunjuk jalan yang mengarah ke Tanjung Pasir. Kami ikuti jalan besar saja. Hingga akhirnya masuk ke perkampungan yang jalannya parah. Kecil dan tak beraspal. Sebuah kondisi yang tragis bagi sebuah kawasan pariwisata.

Sepedamotor kami mulai memasuki kawasan pantai. Bau pantai sangat khas. Tiba-tiba di tepi jalan sudah banyak pemuda berseragam, yang mengarahkan sepedamotor kami untuk belok kiri ke tempat parkiran. Dari seragamnya ada bacaan “Tanjung 88”. Rupanya itu sebuah kawasan parkir. Aku terkejut saat petugas parkir menyebut harga 10.000. Yang benar saja, masa parkir saja sampai semahal itu.

Dia mencoba menjelaskan, bahwa harga 10 ribu itu, sudah termasuk biaya masuk kawasan wisata untuk dua orang dewasa. Anak-anak gak dipungut bayaran. Ya, sudahlah… bayar saja…

Kami masuk, disana banyak sekali mobil dan motor yang sudah parkir. Di ujung kawasan itu ada beberapa kapal untuk menyeberang ke Pulau. Katanya sih, pulau Untung. Orang-orang banyak yang duduk di tepi pantai sambil makan makanan ringan. Beberapa orang siap-siap menyeberang dengan kapal kayu. Aku nggak sempat bertanya berapa ongkosnya, karena memang gak berminat untuk menyeberang.

Aku penasaran, apanya yang mau dilihat disini? Bayar 10 ribu hanya untuk ini saja?

Di ujung kawasan ‘Tanjung 88’ ada sebuah tembok, disitu ada jembatan bambu yang banyak dilewati orang. Kami penasaran, ada apa di balik tembok??

Ya Allah, di balik tembok itu ternyata kawasan wisata yang sebenarnya. Ada pantai dan pedagang berjualan. Ramai sekali dan pantainya panjang. Nggak seperti di “Tanjung 88” yang cuma tempat menunggu kapal berangkat doing….

Akhirnya kami menyeberang ke balik tembok…

Uppsss… tiba-tiba seorang petugas penjaga disana mendekat. Dan ia minta bayaran. Katanya, kami harus bayar lagi 5 ribu rupiah karena masuk kawasan wisata. Dewasa 2.500 per orang… Menurutnya, kawasan itu adalah kawasan wisata yang sebenarnya. Seharusnya kami tadi jangan langsung berhenti, lurus saja sampai ke ujung dan parkir di ujung. Akhirnya kami tahu juga, ternyata kami sudah dikerjai oleh petugas-petugas di Tanjung 88. Kami akhirnya bayar 5 ribu dan berjalan menyusuri pantai. Ternyata ini yang sebenarnya lokasi wisata di Tanjung Pasir.

Di tengah pantai berpasir yang penuh dengan sampah, masih banyak anak-anak dan orang tua yang mandi-mandi. Di pinggir pantai, pedagangnya ramai sekali. Mungkin karena lagi lebaran. Jumlah pedagang malah seperti lebih banyak dibandingkan pengunjungnya. Kami terus menyusuri hingga ujung pantai. Disana ada plang bertuliskan larangan mandi di pantai,namun tetap saja masih banyak yang mandi-mandi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun